Sistem Reproduksi Wanita dan Pria

By | December 22, 2020
Sistem Reproduksi Wanita dan Pria

Sistem Reproduksi Wanita dan Pria

Sistem Reproduksi Wanita dan Pria

Sistem Reproduksi Wanita

Sistem Reproduksi Wanita dan Pria – Pada topik ini, kalian akan belajar tentang sistem reproduksi wanita. Sebelum belajar tentang sistem reproduksi wanita, kalian harus memahami terlebih dahulu organ-organ yang terlibat dalam sistem reproduksi tersebut.

Berikut ini merupakan gambar organ reproduksi pada wanita.

Organ reproduksi wanita bagian dalam terdiri dari:

❶ Ovarium

  • Disebut juga indung telur
  • Berjumlah sepasang
  • Terletak di sebelah kanan dan kiri uterus
  • Tempat pembentukan ovum (sel telur)

❷ Uterus

  • Disebut juga rahim
  • Terletak di pelvis
  • Tebal dan berotot
  • Tempat menempelnya embrio
  • Tempat berkembangnya janin

❸ Oviduk

  • Disebut juga tabung falopi/ saluran telur
  • Tempat meleburnya sel telur dan sel sperma

❹ Vagina

❺ Leher rahim, yaitu saluran menuju rahim

Organ wanita bagian luar terdiri dari:

❶ Vulva (labia mayor dan labia minor)

❷ Klitoris

❸ Lubang saluran kencing

❹ Selaput dara

Proses Pembentukan Sel Kelamin pada Wanita

Proses pembentukan ovum (oogenesis) terjadi di dalam ovarium dan dimulai dengan pembentukan bakal sel telur yang disebut oogonium. Pembentukan sel telur pada manusia dimulai sejak di dalam kandungan. Pada akhir bulan ketiga usia fetus, oogonium yang bersifat diploid telah selesai dibentuk.

Semula, oogonium membelah secara mitosis menghasilkan oosit primer. Pada perkembangan fetus selanjutnya, semua oosit primer membelah secara meiosis, tetapi hanya sampai fase profase. Selanjutnya, pembelahan meiosis tersebut akan berhenti. Ovarium mampu menghasilkan sekitar 2 juta oosit primer dan mengalami kematian setiap hari sampai masa puber. Pada masa puber, oosit primer melanjutkan pembelahan hingga terbentuk oosit sekunder. Proses terhenti sampai terjadi ovulasi. Apabila sel telur (berupa oosit sekunder) tidak mengalami pembuahan, maka akan terjadi mentruasi. Siklus menstruasi ini biasanya terjadi setiap bulan.

Siklus Menstruasi

Fase mentruasi

Oleh karena tidak terjadi pembuahan, maka korpus luteum mengalami degenerasi menjadi korpus albikans, sehingga produksi estrogen dan progesteron menurun. Hal ini akan mengakibatkan lepasnya sel telur dari dinding uterus dan pecahnya pembuluh darah pada dinding uterus. Sel telur dan jaringan pada endometrium tersebut akan dikeluarkan melalui vagina sebagai menstruasi.

Fase folikular (pra ovulasi)

Pada fase folikular, terjadi penyembuhan akibat pecahnya pembuluh darah. Fase ini dipengaruhi oleh hormon estrogen yang dihasilkan oleh folikel. Hormon estrogen berfungsi untuk mempertebal endometrium dan membentuk pembuluh darah serta memacu serviks untuk menghasilkan lendir.

Fase fertile (ovulasi)

Peningkatan estrogen dapat memacu produksi LH. Apabila LH meningkat, maka folikel akan memproduksi progesteron. Hormon ini berfungsi untuk mematangkan folikel dan merangsang ovulasi. Umumnya ovulasi terjadi pada hari ke 14.

Fase luteal (pasca ovulasi)

Pada saat ovulasi, folikel de graff pecah dan berubah menjadi korpus rubrum. Adanya LH mengakibatkan korpus rubrum menjadi korpus luteum untuk menghasilkan hormon progesteron. Hormon progesteron akan membantu estrogen mempersiapkan endometrium menerima embrio. Jika ada sperma yang masuk ke oviduk, maka oosit sekunder akan melanjutkan meiosis II hingga terbentuk ovum/ sel telur. Sel telur yang dibuahi sperma akan membentuk zigot. Zigot kemudian tumbuh menjadi janin di dalam uterus sampai siap lahirkan.

Proses Kehamilan

Setelah terjadi pembuahan akan terbentuk zigot. Zigot tumbuh dan berkembang menjadi embrio. Embrio menempel di dinding uterus dan tertanam semakin kuat. Embrio berkembang membentuk lapisan ektoderma, mesoderma dan endoderma, yang kemudian membentuk organ-organ. Pada bulan ketiga semua organ telah terbentuk dan embrio disebut janin. Bayi akan lahir setelah berusia 38 minggu.

Selama masa perkembangan embrio atau janin dilindungi oleh bagian-bagian:

  • Kantong kuning telur (pada manusia kurang berkembang).
  • Amnion, kantong berisi cairan tempat embrio atau janin mengaping, member perlindungan dari tekanan dan benturan.
  • Alantois yang berkembang menjadi tali pusar.
  • Korion, terdiri dari mesoderma dan trofoblas yang membentuk plasenta.
  • Plasenta berfungsi sebagai tempat berlangsungnya pertukaran gas antara ibu dan janin untuk menyalurkan makanan dari ibu ke janin.

ASI yang pertama kali keluar disebut kolostrum. Kolostrum mudah dicerna, mengandung banyak sel darah putih untuk melawan kuman dan melindungi saluran pencernaan bayi. ASI mengandung makrofag pembunuh kuman, steril, dan mengandung banyak gizi.

Penyakit Sistem Reproduksi

Penyakit pada sistem reproduksi wanita umumnya penyakit menular seksual yang disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, protozoa dan jamur.

Sistem Reproduksi Pria

Pada topik sebelumnya, kalian telah belajar tentang sistem reproduksi wanita. Pada topik ini, kalian akan belajar tentang sistem reproduksi pria.

Berikut ini merupakan gambar organ reproduksi pada pria.

Alat reproduksi pria terdiri dari bagian-bagian berikut:

  1. Penis sebagai alat kopulasi untuk menyalurkan sperma.
  2. Skrotum merupakan kantong pelindung testis.
  3. Testis merupakan sepasang kelenjar kelamin yang menghasilkan hormone testosterone. Dalam testis terdapat tubulus seminiferus yang merupakan tempat pembentukan sperma.
  4. Epididimis merupakan saluran yang berasal dari testis dan berfungsi sebagai tempat pemasakan dan penyimpanan sementara sperma sampai matang.
  5. Vas deferens merupakan pelebaran epididimis yang berfungsi menyalurkan sperma dari epididimis menuju vesikula seminalis.
  6. Kelenjar vesikula seminalis untuk menampung sperma.
  7. Kelenjar prostat menghasilkan nutrisi untuk sperma.
  8. Kelenjar cowper berfungsi menyekresikan mucus dan cairan bening yang menetralkan urine yang masih tersisa di dalam uretra.

Proses pembentukan spermatozoa disebut spermatogenesis. Proses ini terjadi di dalam testis, tepatnya di bagian tubulus seminiferus. Di dalam tubulus seminiferus, terdapat spermatogonium (sel induk spermatozoa), sel sertoli yang memberi makan spermatozoa, dan sel leydig yang menghasilkan hormon testosteron.

Seorang laki-laki normal yang sudah memasuki usia puber akan menghasilkan sperma. Proses pembentukan sel sperma (spermatogenesis) terjadi di dalam testis. Di dalam testis terdapat bagian yang disebut tubulus seminiferus yang berfungsi untuk memperoduksi spermatozoa dari sel induk sperma (spermatogonium). Sperma yang sudah terbentuk di dalam testis (berupa spermatid) akan disalurkan ke bagian epididimis untuk dimatangkan menjadi spermatozoa, kemudian menuju ke vas deferens, dan tercampur dengan secret dari kelenjar prostat dan kelenjar cowper. Campuran ini disebut air mani/ semen. Selanjutnya, semen dikeluarkan melalui uretra yang terdapat di dalam penis saat ejakulasi.

Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh Folicle stimulating hormone (FSH) dan Luteinizing hormone (LH). LH akan merangsang sel Leydig untuk menghasilkan hormon testosteron. Hormon ini berfungsi untuk memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder. FSH merangsang sel sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein). ABP berfungsi untuk mengikat estrogen—yang dihasilkan sel sertoli—dan testosteron ke dalam cairan tubulus seminiferus untuk memacu kematangan sperma. Struktur spermatozoa terdiri dari:

Kepala

Ujung kepala mengandung akrosom yang berfungsi untuk menghasilkan enzim akrosin, hialuronidase, dan enzim penembus corona radiate. Enzim penembus corona radiate ini berfungsi untuk memudahkan sperma menembus dinding sel telur.

Bagian tengah

Bagian tengah mengandung mitokondria yang menghasilkan energi untuk pergerakan spermatozoa.

Ekor

Ekor berfungsi sebagai alat gerak spermatozoa untuk mencapai sel telur.

Penyakit pada sistem reproduksi umumnya penyakit menular seksual yang disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, protozoa dan jamur.

Untuk mengasah pemahaman kalian tentang sistem reproduksi pria, kerjakan soal-soal yang telah tersedia. Selamat belajar!!

Kelainan Sistem Reproduksi

Jika pada topik sebelumnya kalian telah mempelajari tentang sistem reproduksi, maka pada topik ini akan dibahas tentang kelainan pada sistem reproduksi, baik pada pria maupun wanita. Apa sih kelainan sistem reproduksi? Bagaimana dampak yang ditimbulkan jika sistem reproduksi mengalami kelainan atau gangguan? Jangan dianggap sepele ya hal-hal demikian karena dampaknya sangat tidak baik. Nah, untuk memahami tentang hal itu, mari kita baca ulasan berikut.

Berikut ini adalah beberapa kelainan sistem reproduksi.

  1. Endometriosis merupakan kondisi dimana jaringan endometrial terjadi di luar permukaan rongga rahim. Jaringan ini disebut jaringan ektopik. Saat mentruasi jaringan ini akan berdarah yang menyebabkan peradangan rasa kesakitan dan infertilitas. Gejala paling parah adalah terjadinya menstruasi sepanjang tahun. Endometrisosis hanya terjadi pada wanita karena penyakit ini menyerang di bagian rahim.
  2. Tumor payudara merupakan kelainan berupa benjolan yang dapat dihilangkan melalui operasi (jinak), tetapi yang ganas disebut kanker payudara. Kelainan ini hanya terjadi pada wanita.
  3. Vulvovaginitis merupakan peradangan pada vulva dan vagina yang sering menimbulkan gejala keputihan. Kelainan ini hanya terjadi pada wanita
  4. Gonorea merupakan kelainan yang menyerang selaput lendir pada uretra, serviks, rektum, sendi, ulang, faring dan mata. Disebabkan oleh Neisheria gonorhoaeae , gejalanya rasa sakit saat buang air kecil dan keluarnya nanah berwarna kuning kehijauan dari uretra. Kelainan ini dapat terjadi pada pria maupun wanita.
  5. Prostatitis merupakan peradangan pada prostat yang sering disertai dengan peradangan pada uretra. Kelainan ini hanya terjadi pada pria.
  6. Sifilis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum . Sifilis ini dapat menyerang pria maupun wanita. Jika wanita hamil terserang sifilis lalu melahirkan, maka bayi tersebut rentan terserang penyakit layuh semu.
  7. Kista Indung telur merupakan kantong yang tidak bersifat kanker dan bersifat material setengah cair. Kista ini dapat menyebabkan menstruasi terlambat dan pendarahan ireguler. Kelainan ini hanya terjadi pada wanita
  8. Sindrome Prementruasi (PMS) adalah sekumpulan gejala yang bervariasi yang muncul antara 7 – 14 hari sebelum masa mentruasi mulai dan biasanya berhenti saat mentruasi. Penyebab PMS kekurangan vitamin dan progesterone. Gejala fisik yaitu payudara sakit dan membengkak, kulit berjerawat. Kelainan ini hanya terjadi pada wanita.
  9. Kehamilan ektopik (Kehamilan di luar kandungan) merupakan suatu keadaan di mana kehamilan abnormal karena telur yang terbuahi tertanam di luar uterus, tetapi di tuba fllopii. Penyebab kehamilan ini karena terjadinya penyempitan daerah tuba fllopi (oviduk) maupun tumor pada tuba fallopi. Penggunaan IUD sebagai pengendali kehamilan meningkatkan resiko kehamilan ektopik. Kelainan ini hanya terjadi pada wanita.
  10. Impotensi (disfungsi ereksi) merupakan suatu keadaan ketidakmampuan pria mencapai atau mempertahankan ereksi penis yang cukup untuk melakukan hubungan seksual. Kelainan ini hanya terjadi pada pria.

Berdasarkan penjelasan di atas, kelainan-kelainan pada sistem reproduksi tergolong berbahaya. Oleh karena itu, kita harus rajin merawat organ-organ tubuh yang berhubungan langsung dengan sistem reproduksi agar terhindar dari kelainan-kelainan di atas.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *