Teori-Teori Tentang Perubahan Sosial

By | December 19, 2020
Teori-Teori Tentang Perubahan Sosial

Teori-Teori Tentang Perubahan Sosial

Teori-Teori Tentang Perubahan Sosial

Teori-Teori Tentang Perubahan Sosial – Perubahan sosial adalah perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk nilai, sikap, dan perilaku. Bagaimanakah teori-teori yang menjelaskan mengenai perubahan sosial? Mari simak bahasan berikut.

section-media

Setelah mempelajari bahasan ini, kalian diharapkan mampu memahami mengenai teori-teori tentang perubahan sosial.

TEORI EVOLUSI SOSIAL

Salah satu tokoh teori evolusi sosial adalah Auguste Comte (1798-1857). Ia mengajukan preposisi bahwa setiap masyarakat akan mengalami urutan perkembangan, dan perkembangan selanjutnya dipengaruhi oleh perkembangan sebelumnya. Dengan mempelajari sifat keumuman perkembangan, akan diperoleh hukum atau pola tersendiri.

Penjelasan Comte terhadap evolusi sosial didasarkan pada konsep 3 (tiga) tahap atau jenjang, yakni dari masyarakat primitif hingga ke peradaban Perancis abad XIX yang menurutnya sangat maju. Tahap atau jenjang perkembangan masyarakat dimaksud ialah:

  1. Jenjang Teologi
    Manusia mencoba menjelaskan gejala di sekitarnya dengan mengacu pada hal yang bersifat adikodrati. Semua yang ada adalah hasil tindakan kekuatan supernatural, termasuk akal budi manusia. Pengetahuan adalah absolut dan kodrati.
  2. Jenjang Metafisik
    Manusia mengacu pada kekuatan metafisik atau abstrak. Kekuatan abstrak (gaib), selain dinilai benar ada, juga melekat pada setiap manusia dan mampu menciptakan fenomena.
  3. Jenjang Positif
    Penjelasan gejala sosial dan non sosial dilakukan dengan mengacu pada deskripsi ilmiah. Maka dari itu, penalaran dan observasi mesti dilakukan secara tepat agar bisa berfungsi sebagai sarana pencarian pengetahuan ilmiah.

Tokoh lainnya, Emile Durkheim (1858-1917), menambahkan bahwa masyarakat bergerak dari bentuk segmental (sederhana, belum ada pembagian kerja yang berarti ; tidak terdapat kesalingtergantungan antara kelompok yang berbeda, tipe solidaritas diikat oleh conscience collective/hati nurani kolektif yakni suatu sistem kepercayaan dan perasaan yang menyebar merata pada semua anggota masyarakat) menuju bentuk kompleks (sudah ada spesialisasi kerja, kesalingtergantungan yang besar terhadap pihak lain, didasarkan pada hukum dan akal). Penyebab perubahan dimaksud adalah kemajuan teknologi dan pertambahan populasi.

Adapun Herbert Spencer (1820-1903) mengemukakan struktur sosial berkembang secara evolusioner dari struktur yang homogen menjadi heterogen. Perubahan struktur berlangsung dengan diikuti perubahan fungsi. Suku yang sederhana bergerak maju secara evolusioner ke arah ukuran yang lebih besar, keterpaduan, kemajemukan, dan kepastian sehingga terjelma suatu bangsa yang beradab.

TEORI SIKLUS

Menurut pola siklus, masyarakat berkembang laksana suatu roda; kadangkala naik ke atas, kadangkala turun ke bawah. Contoh yang diberikan Vilfredo Pareto (1848-1923) adalah mengenai sirkulasi kaum elite (circulation of the elite), bahwa dalam setiap masyarakat terdapat dua lapisan, yaitu lapisan bawah (non-elite) dan lapisan atas (elite). Elite terdiri atas kaum aristokrat dan terbagi lagi atas elite yang berkuasa dan elite yang tak berkuasa. Menurut Pareto, aristokrasi senantiasa akan mengalami transformasi. Sejarah menunjukkan bahwa aristokrasi hanya dapat bertahan untuk jangka waktu tertentu saja dan akhirnya akan pudar untuk selanjutnya diganti oleh suatu aristokrasi baru yang berasal dari lapisan bawah.

Sejarah, menurut Pareto, merupakan tempat pemakaman bagi aristokrasi. Aristokrasi yang menempuh segala upaya untuk mempertahankan kekuasaan akhirnya akan digulingkan melalui gerakan dengan disertai kekerasan atau revolusi.

TEORI MODERNISASI

Teori modernisasi menganggap bahwa negara-negara terbelakang akan menempuh jalan sama dengan negara industri maju di Barat sehingga kemudian akan menjadi negara berkembang pula melalui proses modernisasi. Teori ini berpandangan bahwa masyarakat-masyarakat yang belum berkembang perlu mengatasi berbagai kekurangan dan masalahnya sehingga dapat mencapai tahap “tinggal landas” (take-off) ke arah perkembangan ekonomi.

Transisi dari keadaan tradisional ke modernitas melibatkan revolusi demografi yang ditandai:

  • Menurunnya angka kematian dan angka kelahiran.
  • Menurunnya ukuran dan pengaruh keluarga.
  • Terbukanya sistem stratifikasi.
  • Peralihan dari struktur feodal ke suatu tatanan birokrasi.
  • Menurunnya pengaruh agama.
  • Beralihnya fungsi pendidikan dari keluarga dan komunitas ke sistem formal.
  • Munculnya kebudayaan massa.
  • Munculnya perekonomian pasar dan industrialisasi.

Rangkuman

  1. Salah satu tokoh teori evolusi sosial adalah Auguste Comte (1798-1857). Ia mengajukan preposisi bahwa setiap masyarakat akan mengalami urutan perkembangan, dan perkembangan selanjutnya dipengaruhi oleh perkembangan sebelumnya.
  2. Menurut pola siklus, masyarakat berkembang laksana suatu roda; kadangkala naik ke atas, kadangkala turun ke bawah.
  3. Teori modernisasi menganggap bahwa negara-negara terbelakang akan menempuh jalan sama dengan negara industri maju di Barat sehingga kemudian akan menjadi negara berkembang pula melalui proses modernisasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *