Perluasan Pengaruh Komunis Tiongkok serta Lahirnya ANZUS dan SEATO

By | December 17, 2020
Perluasan Pengaruh Komunis Tiongkok serta Lahirnya ANZUS dan SEATO

Perluasan Pengaruh Komunis Tiongkok serta Lahirnya ANZUS dan SEATO

Perluasan Pengaruh Komunis Tiongkok serta Lahirnya ANZUS dan SEATO

Perluasan Pengaruh Komunis Tiongkok serta Lahirnya ANZUS dan SEATO – Apakah ideologi yang berkembang pesat di Tiongkok atau Republik Rakyat Cina (RRC)? Bagaimanakah peranan RRC dalam Perang Dingin? Bagaimanakah Amerika Serikat menanggapi perkembangan Tiongkok? Berikut penjelasannya.

Setelah mempelajari bahasan ini, kalian akan mengetahui perkembangan Tiongkok atau RRC yang disebut dekat dengan Uni Soviet semasa Perang Dingin.

Berlangsungnya Perang Dingin antara Amerika Serikat dan Uni Soviet telah memunculkan satu negara baru yang turut diperhitungkan sebagai negara kuat karena berafiliasi dengan Uni Soviet. Negara komunis Tiongkok atau RRC adalah negara dengan kekuatan yang diperhitungkan semasa Perang Dunia II, berawal dari gerakan rintisan Zhou Enlai yang lama hidup di Eropa dan bergabung dalam partai komunis di sana. Sekembalinya ke Tiongkok, bersama dengan koleganya, Mao Zedong, mereka menginterpretasikan paham komunis dalam bentuk partai politik, Partai Komunis Cina. Untuk memperluas pengikutnya, pada tahun 1923, Partai Komunis Cina melakukan aliansi dengan Partai Kuomintang pimpinan Sun Yat Sen.

Aliansi keduanya tidak berlangsung lama dan pecah menjadi sebuah Perang Saudara. Perang berakhir pada tahun 1949, setelah proklamasi Republik Rakyat Cina oleh Mao Zedong pada 1 Oktober 1949. Pendirian negara baru tersebut menjadikan Mao Zedong sebagai pemegang mandat pemerintahan dan diakui oleh Uni Soviet serta beberapa negara komunis lainnya. Terkait pendirian Republik Rakyat Cina, Amerika Serikat tidak mengakui kedaulatan wilayah RRC dan hanya mendukung pemerintahan Republik Nasionalis Cina pimpinan Chiang Kai Sek di Taiwan.

Keputusan Uni Soviet untuk mendukung RRC ditunjukkan dengan membantu pengembangan persenjataan nuklir sejak tahun 1957. Dukungan dimaksud dilandasi beberapa kepentingan seperti banyaknya potensi sumber daya manusia yang dimiliki Cina jika sewaktu-waktu dibutuhkan Uni Soviet dalam konflik terkait Perang Dingin. Republik Rakyat Cina juga dinilai sangat strategis untuk menyebarkan ideologi komunis di kawasan Asia Tengah dan Asia Tenggara. Dengan dukungan yang didapatkan dari Uni Soviet serta negara-negara komunis lainnya, RRC melakukan politik luar negeri ekspansif di bawah Mao Zedong untuk menjadikannya sebagai negara terkuat di Asia.

Beberapa ekspansi yang dilakukan, antara lain:

  1. Pendudukan atas Tibet pada tahun 1950.
  2. Keterlibatan dalam mendukung Korea Utara pada Perang Korea (1950-1953).
  3. Klaim sepihak atas Taiwan.

Beberapa tindakan radikal yang dilakukan oleh Mao Zedong ternyata menimbulkan kekhawatiran tersendiri bagi Uni Soviet, terlebih setelah Mao menganggap bahwa ideologi komunis RRC lebih baik dibandingkan Uni Soviet sehingga memberikan hak bagi RRC untuk memimpin komunisme di seluruh dunia. Wafatnya Stalin pada 1955 semakin merenggangkan hubungan antara Uni Soviet dan RRC. Pengganti Joseph Stalin, Khruzchev, dinilai telalu lunak kepada kebijakan-kebijakan Amerika Serikat. Sementara di RRC, wafatnya Mao Zedong yang digantikan oleh Deng Xiaoping mengubah kebijakan pemerintahan RRC. Deng Xiao Ping memilih untuk membersihkan RRC dari pengaruh asing, termasuk Uni Soviet, dengan cara-cara yang radikal, bahkan dengan melakukan pembantaian di Lapangan Tiananmen.

Perpecahan dalam aliansi, baik Blok Barat maupun Blok Timur meresahkan banyak negara yang berada di satu kawasan yang sama. Meluasnya dampak Perang Dingin kepada konflik yang mengakibatkan perpecahan dalam sebuah negara dapat dilihat melalui:

  • Blokade dan pembangunan Tembok Berlin,
  • Perang Korea,
  • Perang Vietnam, dan
  • Perang Afghanistan.

Hal-hal tersebut memunculkan pakta pertahanan baru di beberapa wilayah dunia, yakni:

ANZUS (Australia, New Zealand, United States Security Treaty)

Didirikan pada September 1951 di San Fransisco oleh perwakilan dari Australia, Selandia Baru, dan Amerika Serikat. Pakta ANZUS adalah suatu bentuk kerja sama di bidang pertahanan dan keamanan antara ketiga negara tersebut. Pembentukan pakta pertahanan tersebut digagas oleh Australia dalam kapasitasnya sebagai bagian dari Sekutu pada Perang Dunia II.

Aliansi pertahanan juga berperan mendorong stabilitas di Asia Pasifik serta melaksanakan beberapa tujuan lainnya, seperti:

  1. Mencegah agresi militer yang mungkin muncul di kawasan Australia, Selandia Baru, dan Amerika Serikat.
  2. Membendung pengaruh komunisme di kawasan Asia Pasifik.
  3. Mempererat kerja sama antara ketiga negara.

Dalam perjalanannya, Selandia Baru memisahkan diri dari ANZUS pada tahun 1985 setelah ketidaksepakatan dengan Amerika dan Australia yang mendukung penggunaan senjata nuklir sebagai senjata perang. Hingga saat ini, aliansi pertahanan ANZUS masih ada dan telah memasuki usianya yang ke 60 tahun.

SEATO (Southeast Asia Treaty Organisation)

Pembentukan SEATO digagas pertama kali di Filipina pada tahun 1950. Konsep pembentukan SEATO dianggap tidak mewakili keseluruhan negara-negara di kawasan Asia Tenggara karena dicurigai hanya menggunakan Filipina sebagai perpanjangan tangan Amerika Serikat. Gagasan tersebut akhirnya diwudjudkan melalui Perjanjian Manila, pada tahun 1954, yang melahirkan South East Asia Treaty Organization (SEATO). Anggotanya terdiri dari Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Australia, Selandia Baru, Pakistan, Thailand, dan Filipina.

SEATO tidak mencapai tujuan awalnya dibentuk karena hanya menjadi alat dari dua negara yang berseteru dalam Perang Dingin. Dengan keprihatinan tersebut, muncullah ide dari lima negara baru yang meyakini perlunya kekuatan dunia ketiga untuk bertahan menghadapi Perang Dingin. Dalam Konferensi Colombo, bulan April 1954, Myanmar, India, Indonesia, Pakistan dan Sri Lanka mengusulkan ide untuk menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika di Bandung, Indonesia. Konferensi ini mendasari Gerakan Non Blok yang mengubah peta kekuatan dunia, dari Amerika Serikat dan Uni Soviet ke negara-negara dunia ketiga dengan modal kekuatan moral baru untuk membentuk kembali tatanan dunia yang utuh.

Rangkuman

  1. Berlangsungnya Perang Dingin antara Amerika Serikat dan Uni Soviet telah memunculkan satu negara baru yang turut diperhitungkan sebagai negara kuat karena berafiliasi dengan Uni Soviet. Negara komunis Tiongkok atau RRC adalah negara dengan kekuatan yang diperhitungkan semasa Perang Dunia II.
  2. Pakta ANZUS didirikan pada September 1951 di San Fransisco oleh perwakilan dari Australia, Selandia Baru, dan Amerika Serikat.
  3. Pembentukan SEATO digagas pertama kali di Filipina pada tahun 1950. Konsep pembentukan SEATO dianggap tidak mewakili keseluruhan negara-negara di kawasan Asia Tenggara karena dicurigai hanya menggunakan Filipina sebagai perpanjangan tangan Amerika Serikat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *