Penyusunan Laporan Penelitian Sosial
Penyusunan Laporan, Penalaran, Berpikir, dan Penelitian Sosial – Tahap terakhir dari kegiatan penelitian adalah menyusun laporan penelitian. Laporan penelitian merupakan bagian yang sangat penting, karena dengan itu hasil penelitian dapat diketahui orang lain atau dikomunikasikan. Secanggih apa pun metode penelitian, sepenting apapun objek penelitian, tidak akan ada manfaatnya kalau hasilnya tidak dikomunikasikan kepada pihak lain. Secara teknis penulisan, laporan penelitian menggunakan tata bahasa baku, tidak mengulang-ulang kata yang bermakna sama, tidak dengan bahasa klise, arah dan tujuan penulisan sesuai dengan maksud penelitian, dan memisahkan antara teori dan hasil penelitian di lapangan.
Ciri berikutnya adalah objektif,artinya penulis mengungkapkan hasil penelitian apa adanya, dan tidak mengada-ada.Sistematis,artinya mengikuti alur pemahaman yang runtut dan berkesinambungan.Jelas, artinya segala informasi yang ditulis dapat mengungkapkan sesuatu secara jernih. Terbuka,artinya selalu siap menerima jika ada pendapat baru yang lebih baik dan kebenarannya dapat teruji.Logis,artinya keterangan yang diungkapkan memiliki argumentasi yang runtut dan logis.
Format Penulisan Laporan Penelitian
Format laporan penelitian, terdiri atas (1) bagian awal, (2) bagian isi, dan (3) bagian akhir.
Bagian Awal
Bagian awal laporan penelitian berisi: halaman judul, halaman pengesahan, halaman persembahan, halaman motto, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel (bila ada), daftar gambar (bila ada), daftar lampiran, dan abstraksi (gambaran umum dan ringkas mengenai penelitian, mulai dari permasalahan, pengumpulan data, analisis, sampai dengan kesimpulan). Pada umumnya penomoran halaman menggunakan Angka Romawi Kecil (i, ii, iii, iv, v, vi, dan seterusnya).
Bagian Isi
Bagian isi merupakan bagian inti dari laporan penelitian. Format antara penelitian kuantitatif dengan kualitatif tidak jauh berbeda, tetapiperlu dicermati dua buah kerangka untuk masing-masing jenis laporan penelitian itu.
Kerangka bagian isi Laporan Penelitian Kuantitatif
- Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang Permasalahan
B. Tujuan Penelitian
C. Definisi Variabel - Bab II Landasan Teori
A. Telaah Pustaka
B. Hipotesis Penelitian - Bab III Metode Penelitian
A. Variabel dan Operasionalisasinya
B. Sasaran Penelitian
C. Alat Pengumpulan Data
D. Prosedur Penelitian
E. Cara Analisis Data - Bab IV Hasil Analisis
A. Deskripsi Data
B. Pengujian Hipotesis
Bab V Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran (Rekomendasi)
Kerangka Penulisan Laporan Penelitian Kualitatif
- Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang Permasalahan
B. Perumusan Masalah dan Pembatasan Permasalahan
C. Tujuan, Kegunaan, dan Prospek Penelitian
D. Kerangka Kerja Konseptual (Conseptual Framework)
E. Tinjauan Pustaka
F. Sistematika Penulisan - Bab II Gambaran Umum
A. Deskripsi tentang Subjek Penelitian
B. Petunjuk Studi (Penelitian) - Bab III Metodologi
A. Deskripsi Latar, Entri, dan Kehadiran Peneliti
B. Deskripsi Peneliti sebagai Alat dan Metode Penelitian yang Digunakan
C. Tahap-Tahap Penelitian dan Pengumpulan Data
D. Proses Pengolahan dan Analisis Data - Bab IV Penyajian Data
A. Deskripsi Penemuan
B. Deskripsi Hasil Analisis Data
C. Penafsiran dan Penjelasan - Bab V Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
A. Perpanjangan Kehadiran Pengamat
B. Diskusi Rekan Sejawat
C. Analisis Kasus Negatif
D. Kecukupan Referensial
E. Triangulasi: Metode, Sumber, Peneliti
F. Pengecekan Anggota
G. Auditing - Bab VI Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran (Rekomendasi)
Bagian Akhir
Bagian akhir laporan penelitian berisi (1) daftar pustaka dan (2) lampiran-lampiran.
Penalaran, Berpikir, dan Penelitian Sosial
Setelah mempelajari bahasan ini, kalian diharapkan mampu mengaitkan antara penalaran, berpikir, dan penelitian sosial.
PENALARAN DAN BERPIKIR
Keingintahuan manusia tentang fenomena atau gejala yang ditemuinya dalam kehidupan sehari-hari mendorongnya untuk mencari jawaban dari apa, bagaimana, dan mengapa fenomena atau gejala tersebut terjadi. Semula, untuk menjawab keingintahuannya, manusia menggunakan sejumlah cara, diantaranya:
- Metode keteguhan (tenacity)
Dengan metode ini, manusia menerima suatu kebenaran karena yakin akan kebenarannya. Unsur keyakinan berperan penting dalam metode ini. Bahwa manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan dan bukan berkembang secara evolusioner dari wujud kera, dapat diterima sebagai kebenaran karena keyakinan agama. - Metode otoritas
Sesuatu diterima sebagai kebenaran karena sumbernya memiliki otoritas untuk menyatakannya benar. Pernyataan dari seorang pejabat negara diterima sebagai kebenaran karena ia memiliki kekuasaan. Pendapat seorang ilmuwan juga diterima sebagai kebenaran karena ia mempunyai kompetensi dalam bidangnya. - Metode apriori atau intuisi
Sesuatu diterima sebagai kebenaran semata-mata berdasarkan intuisi, tanpa melalui proses berpikir atau mempelajarinya terlebih dahulu. - Metode tradisi
Seseorang menerima sesuatu sebagai kebenaran karena telah berlaku dan dilakukan secara turun-temurun. - Metode trial and error
Pengetahuan dengan cara ini diperoleh melalui pengalaman langsung. Sesuatu yang dianggap benar diperoleh sebagai hasil serangkaian percobaan yang tidak sistematis. Mula-mula dicoba hasilnya salah, dicoba lagi namun masih salah, dicoba terus hingga akhirnya menemukan yang benar. - Metode metafisik
Suatu pengetahuan yang dianggap benar diperoleh secara metafisik. Jawaban terhadap masalah yang ditemukan dalam dunia empiris dicari pemecahannya pada ajaran agama, kepercayaan, ataupun mistik. Namun, seiring berkembangnya rasionalitas dan ilmu pengetahuan, berbagai metode tersebut dirasakan kurang mampu memuaskan keingintahuan, sehingga manusia pun mulai beralih pada pencarian yang dilakukan melalui penalaran maupun proses berpikir secara terus-menerus. Penalaran (reasoning) dapat dimaknai sebagai suatu proses atau aktivitas kejiwaan dalam diri seseorang, dimana ia berpikir dengan menggunakan asas-asas atau pola berpikir tertentu untuk memperoleh kesimpulan yang sah dan benar. Sedangkan berpikir (thinking) adalah suatu proses atau aktivitas kejiwaan pada seseorang yang mencoba menghubungkan segala pengertian serta pengalaman yang dimilikinya, demi mencapai kesimpulan yang sah dan benar.
Proses berpikir (thinking) dapat dibedakan atas :
- Deduksi
Deduksi merupakan suatu proses berpikir yang menggunakan hal-hal umum untuk menyimpulkan atau mencari tahu mengenai suatu hal yang khusus.
Contoh :
Semua manusia ingin diperhatikan (premis mayor/umum)
Andi adalah manusia (premis minor/khusus)
Andi ingin diperhatikan (kesimpulan) - Induksi
Induksi merupakan kebalikan dari deduksi. Kesimpulan umum diperoleh dari induksi (hasil memeriksa atau mengumpulkan fakta empiris melalui observasi).
Contoh :
Remaja A gemar membaca (khusus)
Remaja B gemar membaca (khusus)
Remaja C gemar membaca (khusus)
Semua remaja gemar membaca (umum)
PENELITIAN SOSIAL
Secara umum, penelitian sosial dapat dimaknai sebagai proses kegiatan mengungkapkan secara logis, sistematis, dan metodis gejala sosial yang terjadi dalam lingkungan sosial agar dapat direkonstruksi untuk mengungkapkan kebenaran bermanfaat bagi kehidupan masyarakat dan ilmu pengetahuan. Selain itu, juga masih ada sejumlah definisi yang diberikan oleh para ahli, di antaranya :
- Bagong Suyanto
Penelitian (research) sosial, pada hakikatnya adalah kegiatan spionase untuk mencari, memata-matai, dan menemukan pengetahuan dari ‘lapangan’ yang dapat dipertanggungjawabkan menurut kaidah-kaidah ilmiah tertentu – bukan mencari kebenaran normatif yang semata hanya dituntut oleh cara berpikir deduktif. - Dolet Unaradjan
Penelitian sosial ialah kegiatan yang bertujuan bukan hanya mempelajari suatu masalah praktis atau bagian kenyataan empiris tertentu, tapi juga menguji gagasan ataupun ide yang terdapat dalam pikiran seseorang. - Earl Babbie
Penelitian biasa dideskripsikan sebagai kegiatan yang aktif, memerlukan ketekunan, dan terproses secara sistematis dalam rangka kebutuhan menyelidiki, menggali, dan menghadirkan fakta dan kebenaran. - Ernest Nagel
Penelitian sosial merupakan perangkat aturan tetap yang dapat dipakai untuk menemukan jawaban atas segala masalah dalam kehidupan sosial. - Soerjono Soekanto
Penelitian sosial mengacu pada kegiatan ilmiah yang bertujuan untuk mengungkapkan suatu kebenaran. - Sutrisno Hadi
Penelitian adalah suatu usaha untuk menemukan sesuatu demi mengisi kekosongan atau kekurangan, mengembangkan atau memperluas, dan menggali lebih dalam apa yang sudah ada tetapi masih diragukan kebenarannya.
Sebagai suatu kegiatan yang bertujuan memperkuat, membina, dan mengembangkan ilmu pengetahuan, kepentingan keilmuan dan kepentingan masyarakat yang menjadi subyek (atau pun obyek) penelitian terkadang tidak sejalan sehingga memungkinkan terjadinya pergesekan maupun benturan yang justru menjauhkan penelitian dari esensi hakikinya untuk mengupayakan peningkatan kualitas hidup masyarakat. Itulah sebabnya, dalam melaksanakan penelitian, ada beberapa aturan etika yang harus dihormati setiap peneliti :
- Peneliti tidak boleh memaksa seseorang untuk ikut serta dalam suatu penelitian.
- Peneliti dilarang memberikan keterangan yang menyesatkan tentang tujuan dan maksud penelitian.
- Peneliti tidak boleh membawa cedera bagi para obyek penelitian.
- Peneliti wajib melindungi identitas obyek penelitian, dengan menerapkan asas anonimitas (anonimity) dan kerahasiaan (confidentiality).
- Peneliti dituntut untuk menyajikan hasil penelitian secara jujur, tanpa merekayasa fakta. Temuan negatif, misalnya, perlu disajikan bersama dengan temuan yang positif.
Rangkuman
- Penalaran (reasoning) dapat dimaknai sebagai suatu proses atau aktivitas kejiwaan dalam diri seseorang, dimana ia berpikir dengan menggunakan asas-asas atau pola berpikir tertentu.
- Berpikir (thinking) adalah suatu proses atau aktivitas kejiwaan pada seseorang yang mencoba menghubungkan segala pengertian serta pengalaman yang dimilikinya.
- Penelitian sosial adalah proses kegiatan mengungkapkan secara logis, sistematis, dan metodis gejala sosial yang terjadi dalam lingkungan sosial.