Pengertian Jamur Zygomycota, Basidiomycota, Basidiomycota, Deuteromycota

By | December 31, 2020
Pengertian Jamur Zygomycota, Basidiomycota, Basidiomycota, Deuteromycota

Pengertian Jamur Zygomycota, Basidiomycota, Basidiomycota, Deuteromycota

Pengertian Jamur Zygomycota, Basidiomycota, Basidiomycota, Deuteromycota

Pengertian Jamur

Pengertian Jamur

Pengertian Jamur

Pengertian Jamur Zygomycota, Basidiomycota, Basidiomycota, Deuteromycota – Pada topik sebelumnya, kalian telah mengenal salah satu kelompok besar makhluk hidup yaitu Protista. Pada topik ini, kalian akan belajar mengenai kelompok lainnya yaitu Jamur. Apa itu Jamur? Bagaimana ciri khas Jamur? Apa yang membedakan Jamur dengan kelompok makhluk hidup lainnya? Nah, mari simak cerita berikut.

Tentu kalian sudah tidak asing jika mendengar kata “jamur”, bahkan mungkin sering kalian konsumsi sehari-hari. Selain sebagai bahan makanan, kalian juga sering menemukan jamur berbentuk seperti payung dan memiliki warna-warni menarik di film-film kartun. Namun, tahukah kalian bahwa jika memakan jamur berbentuk seperti payung dan berwarna-warni tersebut dapat memabukkan bahkan menyebabkan kematian? Bagaimana hal tersebut dapat terjadi? Mari simak penjelasan mengenai jamur berikut ini.

Jamur merupakan salah satu kingdom dalam sistem klasifikasi makhluk hidup. Jamur memiliki ciri-ciri umum sebagai berikut.

  1. Tidak Dapat Bergerak.
  2. Tidak memiliki klorofil sehingga jamur bersifat heterotrof.
  3. Dapat ditemui dalam bentuk uniseluler maupun multiseluler.
  4. Termasuk eukariotik, yaitu memiliki inti sejati karena sudah ada membran inti.
  5. Tubuhnya berupa hifa (filamen atau benang halus bercabang-cabang). Hifa dapat ditemukan bersekat-sekat karena adanya dinding sekat (septum) sehingga terlihat bersegmen-segmen. Ada juga hifa yang tidak memiliki sekat. Hifa yang berkumpul akan membentuk suatu anyaman masa atau gumpalan yang disebut miselium. Hifa mengandung nukleus dan sitoplasma. Jamur memiliki dua jenis hifa, yaitu hifa untuk menyerap makanan dan hifa untuk reproduksi aseksual.
  6. Dinding selnya tersusun atas kitin.

Jamur dapat tumbuh dengan baik di lingkungan yang kaya akan zat organik, cenderung lembap, pH kurang dari 7, dan lingkungan yang beroksigen. Selain itu, jamur juga dapat hidup pada organisme lainnya. Jamur merupakan makhluk hidup heterotrof yang dapat hidup dengan berbagai cara diantaranya sebagai berikut.

  1. Saprofit, yaitu menguraikan dan menyerap bahan-bahan organik yang telah mati. Zat organik di sekitar jamur akan diuraikan oleh enzim yang dikeluarkan jamur. Pencernaan ini disebut dengan pencernaan ekstraseluler. Kemudian diserap oleh hifa jamur tersebut.
  2. Parasit, yaitu menyerap makanan dari organisme yang ditumpanginya.
  3. Bersimbiosis, yaitu bekerja sama dengan makhluk hidup lainnya untuk mendapatkan makanan. Misalnya mikoriza (jamur yang bersimbiosis dengan akar tumbuhan kacang-kacangan) dan lichenes/ lumut kerak (jamur yang bersimbiosis dengan ganggang).

Jamur yang hidup bersimbiosis, selain menyerap makanan dari organisme lain, juga menghasilkan zat tertentu yang bermanfaat bagi simbionnya. Pada lichenes, jamur memperoleh hasil fotosintesis dari ganggang, sedangkan ganggang memperoleh bahan/ nutrisi untuk fotosintesis dari jamur. Pada mikoriza, jamur memperoleh gula dan asam amino dari tumbuhan serta melindungi akar tumbuhan dari infeksi mikroorganisme, sedangkan tumbuhan memperoleh hormon, air, dan mineral terutama fosfor yang diserap jamur dari tanah serta tumbuhan lebih tahan kering dan suhu yang ekstrim.

Reproduksi jamur dapat dilakukan secara seksual dan aseksual. Secara aseksual, jamur uniseluler bereproduksi dengan membentuk kuncup/ tunas dan fragmentasi. Setelah terbentuk kuncup/ tunas, selanjutnya akan tumbuh hifa atau tubuh jamur yang baru. Sementara jamur multiseluler, bereproduksi aseksual dengan membentuk spora atau zoospora. Reproduksi seksual pada jamur dilakukan dengan membentuk zigospora, basidiospora, dan askospora.

Berdasarkan spora reproduksi seksualnya, jamur dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok, yaitu zygomycotina yang bereproduksi seksual dengan menghasilkan zigospora, ascomycotina yang bereproduksi seksual dengan menghasilkan askospora, basidiomycotina yang bereproduksi seksual dengan menghasilkan basidiospora, dan deuteromycotina yang belum diketahui dengan jelas cara reproduksi seksualnya.

Jamur memiliki peran yang menguntungkan, tetapi terkadang juga dapat merugikan. Peran menguntungkan jamur diantaranya sebagai dekomposer, bahan baku industri tertentu (obat, hormon, dan makanan), dan untuk penelitian. Sementara perannya yang merugikan diantaranya penyebab penyakit tertentu.

Zygomycota dan Basidiomycota

Pengertian Jamur

Pengertian Jamur

ernahkah kalian menyimpan roti yang lembap di tempat yang hangat dan gelap? Beberapa hari kemudian akan tampak jamur tumbuh di atas roti tersebut. Jamur tersebut termasuk spesies Zygomycotina. Pada topik kali ini, kalian akan belajar tentang kelompok jamur Zygomycotina tersebut. Selain itu, kalian juga akan mempelajari kelompok jamur Ascomycotina. Apa saja ciri khas dari jamur kelompok Zygomycotina dan Ascomycotina ini? Bagaimana pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari? Yuuk…. kita pelajari bersama-sama.

Zygomycotina

Zygomycotina dapat ditemukan hidup di darat, yaitu di atas tanah atau pada tumbuhan dan hewan yang telah mati. Hifanya tidak bersekat.

Reproduksi Zygomycotina terjadi secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksualnya dilakukan dengan perkecambahan spora. Spora tersebut tersimpan di dalam sporangium (kotak spora). Jika spora matang, sporangium akan pecah, sehingga spora menyebar terbawa angin. Apabila spora tersebut jatuh di tempat yang sesuai, maka spora akan tumbuh menjadi hifa baru.

Reproduksi seksual atau generatif dilakukan dengan cara konjugasi. Proses ini diawali ketika dua hifa yang berlainan jenis, yakni hifa (+) dan hifa (-), saling berdekatan. Masing-masing hifa pada sisi-sisi tertentu mengalami pembengkakan membentuk gametangium. Kemudian, kedua gametangium tersebut bertemu dan kedua intinya melebur membentuk zigot. Zigot kemudian berkembang menjadi zigospora. Pada tahap berikutnya, zigospora tumbuh, dindingnya menebal dan berwarna hitam. Pada lingkungan yang sesuai, zigospora akan tumbuh dan membentuk sporangium.

Contoh Species Zygomycotina

  1. Rhizopus stolonifer. Jamur ini berupa benang putih. Jamur ini digunakan dalam pembuatan tempe. Jamur ini memecah nutrisi pada kedelai sehingga lebih kecil.
  2. Rhizopus nigricans, yaitu jamur yang ada pada roti yang membusuk.
  3. Pilobolus. Jamur ini melekat pada rumput atau tumbuhan lain. Ketika tumbuhan tersebut dimakan hewan, spora jamur yang melekat tersebut akan berkecambah di dalam saluran pencernaan dan akan tumbuh pada kotoran yang dikeluarkan hewan tersebut.

Ascomycotina

Ascomycotina dapat ditemukan dalam bentuk uniseluler dan multiseluler. Hifanya berinti satu dan bersekat. Jamur ini ada yang bersifat parasit dan ada juga yang bersifat saprofit. Beberapa jenis diantaranya dapat juga bersimbiosis dengan ganggang hijau-biru dan ganggang hijau bersel satu membentuk lumut kerak (lichenes).

Reproduksi aseksual pada Ascomycotina adalah dengan cara membentuk tunas dan spora aseksual. Pembentukan tunas terjadi pada jamur uniseluler. Tunas tersebut semakin membesar dan akhirnya terlepas dari sel induknya menjadi individu baru. Pembentukan spora aseksual pada jamur terjadi pada jamur multiseluler. Spora aseksual tersebut terbentuk pada ujung hifa khusus yang disebut konidiofor. Sporanya ini disebut konidia.

Reproduksi seksual Ascomycotina adalah dengan membuat askospora di dalam askus (ascus = kantung). Askus adalah semacam sporangium yang menghasilkan askospora. Beberapa askus biasanya mengelompok dan berkumpul membentuk tubuh buah yang disebut askorkarp. Reproduksi Ascomycotina dimulai dari askospora yang tumbuh menjadi benang (hifa) yang bercabang-cabang. Kemudian, salah satu dari beberapa sel pada ujung hifa berubah menjadi askogonium, yang ukurannya lebih lebar dari hifa biasa. Sementara ujung hifa yang lainnya membentuk Anteridium. Kemudian terjadi peleburan antara anteridium dan arkegonium menghasilkan zigot yang akan tumbuh menjadi individu baru.

Contoh Species Ascomycotina

  • Penicillium. Jamur ini tumbuh baik pada buah-buahan yang telah masak, roti, nasi, dan makanan bergula. Contoh khusunya adalah Penicillium camemberti dan Penicilium requeforti. Kedua jamur ini dimanfaatkan untuk mengharumkan keju. Selain itu, ada Penicillium notatum dan Penicillium chrysogenum, yang keduanya dimanfaatkan untuk membuat antibiotik.
  • Saccharomyces cerevisae merupakan jamur uniseluler mikroskopis dan sering disebut sebagai ragi yang membantu proses fermentasi. Fermentasi bertujuan untuk menyederhanakan nutrisi pada makanan tertentu dan menghasilkan gas sampingan.
  • Aspergillus wentii, berperan dalam dalam pembuatan sake, kecap, tauco, dan penghasil enzim protease yang membantu pencernaan.
  • Higrophorus. Jamur ini bersifat parasit, banyak menyerang hewan. Selain itu, dapat membusukkan kayu dan buah-buahan.
  • Morchella esculenta merupakan jamur multiseluler makroskopis yang dimanfaatkan untuk konsumsi manusia

Basidiomycota dan Deuteromycota

ada topik sebelumnya, kalian telah mengenal dua kelompok dari jamur yaitu zygomycotina dan ascomycotina. Pada topik kali ini, kalian akan belajar tentang kelompok jamur lainnya, yaitu asidiomycotina dan euteuromycotina. Apa ciri khas dari kedua jamur tersebut? Bagaimana pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari? Mari simak cerita berikut.

Pernahkah kalian merasakan gatal-gatal di kulit karena panu? Tahukah kalian bahwa salah satu penyebab timbulnya panu karena adanya jamur deuteuromycotina yang tumbuh di kulit. Bagaimana jamur tersebut bisa menimbulkan gatal-gatal? Mari simak penjelasan lebih lanjut berikut ini.

Basidiomycotina

Basidiomycotina umumnya ditemui dalam bentuk multiseluler, memiliki hifa yang bersekat, dan memiliki inti lebih dari satu. Pada umumnya tubuh buah jamur dari divisi basidiomycota berukuran besar (makroskopis), walaupun ada juga yang berukuran kecil (mikroskopis). Basidiomycotina yang makroskopis memiliki bentuk tubuh buah (basidiokarp) yang beragam, diantaranya bentuk payung, kuping, dan setengah lingkaran.   Basidiomycotina hidup dengan cara saprofit atau menguraikan zat organik di sekitarnya.

Basidiomycotina bereproduksi secara aseksual dengan menghasilkan spora khusus yang disebut konidia. Sementara reproduksi seksualnya dilakukan dengan menghasilkan basidiospora. Basidiospora dihasilkan dari alat seksual yang berbilah-bilah disebut basidium.

Siklus hidup basidiomycotina dimulai dari spora basidium atau konidium yang tumbuh menjadi hifa yang bersekat. Hifa tersebut kemudian tumbuh membentuk miselium. Hifa-hifa yang berbeda—hifa (+) dan hifa (-)—bersinggungan pada masing-masing ujungnya dan melebur. Kemudian inti sel dari salah satu sel pindah ke sel yang lainnya, sehingga sel tersebut memiliki dua inti sel (dikariotik). Sel dikariotik tersebut akhirnya tumbuh menjadi miselium dikariotik dan selanjutnya menjadi tubuh buah (basidiokarp). Basidiokarp yang memiliki bentuk seperti payung, bagian bawahnya terdapat basidium. Masing-masing basidium akan tumbuh menghasilkan spora basidium kembali. Begitu seterusnya membentuk siklus hidup Basidiomycotina.

Species Popular Dari Basidiomycotina

  1. Auricularia polytricha, dikenal dengan nama jamur kuping. Jamur ini tumbuh pada kayu yang mati. Jamur ini biasa dikonsumsi karena rasanya enak seperti sayuran.
  2. Volvariella volvacea, dikenal dengan nama jamur merang. Memiliki tubuh buah berbentuk payung. Jamur ini merupakan sumber protein dan kadar kalorinya tinggi untuk dikonsumsi manusia. Jamur ini banyak dibudidayakan.
  3. Lentinulla edode (jamur shitake), merupakan jamur yang punya enzim untuk menguatkan antibodi.
  4. Puccinia graminis, merupakan jamur karat parasit pada daun jagung.
  5. Puccinia arachidis, merupakan parasit pada kacang tanah, biasanya memiliki warna seperti karat sehingga sering disebut jamur karat.
  6. Amanita muscaria, merupakan jamur beracun. Biasanya jamur beracun memiliki warna yang mencolok, berbau, dan terdapat bagian seperti cincin di tubuh buahnya. Jamur ini hidup sebagai saprofit pada kotoran hewan ternak.

Deuteuromycotina

Deuteuromycotina sering disebut jamur tidak sempurna karena belum diketahui spora reproduksi seksualnya. Reproduksi aseksualnya terjadi dengan fragmentasi atau dengan menghasilkan konidia. Hifanya termasuk hifa yang bersekat. Umumnya jamur jenis deuteuromycotina hidup secara parasit, baik pada hewan atau tumbuhan, bahkan pada manusia. Jamur ini mengembangkan sporanya di dalam tubuh inangnya, kemudian secara perlahan-lahan menyerap makanan sampai inangnya mati. Setelah itu, jamur ini menghasilkan rantai spora yang mungkin menempel atau termakan oleh hewan-hewan lain yang akan menjadi korban selanjutnya.

Spesies Populer dari Deuteuromycotina

  1. Tinea versicolor, jamur yang menjadi penyebab panu
  2. Malassezia furfur, jamur yang menjadi penyebab panu
  3. Trichophyton sp dan Microsporum sp, jamur yang menjadi penyebab ketombe

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *