Pengertian Aves – Ciri-ciri, Sistem Reproduksi, Pernapasan dan Habitat

By | December 29, 2020
Pengertian Aves - Ciri-ciri, Sistem Reproduksi, Pernapasan dan Habitat

Pengertian Aves – Ciri-ciri, Sistem Reproduksi, Pernapasan dan Habitat

Pengertian Aves – Ciri-ciri, Sistem Reproduksi, Pernapasan dan Habitat

Pengertian Aves – Ciri-ciri, Sistem Reproduksi, Pernapasan dan Habitat – Pada topik sebelumnya, kalian telah belajar tentang reptil. Pada topik ini, kalian akan belajar tentang aves. Menurut kalian, termasuk hewan apakah ayam itu? Ya, betul. Ternyata, ayam merupakan kelompok aves. Penasaran? simak ulasan berikut.

Kelompok aves terdiri dari 10.000 spesies. Aves atau burung memiliki bulu yang terbuat dari keratin. Bulu yang membentuk sayap berperan untuk terbang. Burung membentuk kelas yang beragam, mulai dari Kolibri—yang kecil melesat—sampai burung unta—yang tidak terbang dengan tinggi sampai 8 kaki—. Pada umunya, tubuh aves terdiri dari kepala, leher, badan, dan ekor.

Tubuhnya ditutupi oleh bulu dan lengan depan mengalami modifikasi membentuk sayap. Sayap ini dapat digunakan untuk terbang. Alat gerak belakang digunakan untuk berjalan, bertengger, atau berenang, dan umumnya dilengkapi dengan empat jari. Mulut burung terdiferensiasi menjadi paruh dan tidak bergigi. Burung mempunyai berbagai macam bentuk paruh. Hal itu didasarkan pada jenis makanannya. Begitu pula dengan berbagai macam kaki yang juga menyesuaikan dengan habitatnya.

Manfaat

Burung telah memberikan manfaat luar biasa dalam kehidupan manusia. Beberapa jenis burung, seperti ayam, kalkun, angsa, dan bebek telah didomestikasi sejak lama dan merupakan sumber protein yang penting, baik daging maupun telurnya.

Ciri-ciri Aves

Ciri-ciri umum aves adalah sebagai berikut.

  • Jantung aves memiliki empat ruang, yaitu dua serambi dan dua bilik.
  • Bersifat ovipar.
  • Fertilisasi secara internal.
  • Alat gerak berupa sayap dan sepasang kaki.
  • Permukaan tubuhnya ditutupi oleh kulit yang ditumbuhi bulu.
  • Bersifat homoiterm.
  • Contoh hewan jenis ini yang tidak dapat terbang adalah penguin, kasuari.

Sistem Reproduksi

Burung merupakan kelompok hewan ovipar. Meskipun kelompok burung tidak memiliki alat kelamin luar, fertilisasi tetap terjadi di dalam tubuh. Hal ini dilakukan dengan cara saling menempelkan kloaka.

Cara Hidup

Burung berkembang biak dengan cara bertelur. Telur burung mirip telur reptil, tetapi cangkangnya lebih keras karena berkapur. Beberapa jenis burung, seperti burung maleo dan burung gosong, menimbun telurnya di tanah pasir yang bercampur serasah, tanah pasir pantai yang panas atau di dekat sumber air panas.

Akan tetapi, sebagain besar burung akan membuat sarang dan menetaskan telurnya dengan mengeraminya di sarang itu. Anak-anak burung yang baru menetas umumnya masih lemah, sehingga masih bergantung pada induknya. Beberapa jenis burung tertentu, seperti burung merak dan cendrawasih, induk jantan akan melakukan semacam tarian untuk memikat si betina. Sementara burung manyar jantan, memikat pasangannya dengan memamerkan sarang setengah jadi yang telah dibuat. Bila si betina berkenan, sarang itu akan dilanjutkan pembuatannya oleh burung jantan hingga sempurna. Akan tetapi, bila betinanya tidak berkenan, sarang itu akan ditinggalkannya.

Habitat

Bulu-bulu di sayap burung telah tumbuh semakin lebar, ringan, kuat, dan bersusun rapat. Bulu-bulu ini juga disusun sedemikian rupa sehingga mampu menolak air dan memelihara tubuh burung agar tetap hangat di tengah udara dingin. Tulang dadanya tumbuh membesar dan memipih, sebagai tempat perlekatan otot-otot terbang yang kuat. Gigi-giginya menghilang, digantikan oleh paruh ringan dari zat tanduk. Ratusan jenis burung dapat ditemukan di daerah hutan-hutan tropis, rawa-rawa, padang rumput, pesisir pantai, tengah lautan, gua-gua batu, perkotaan, dan wilayah kutub. Masing-masing jenis beradaptasi dengan lingkungan hidup dan makanan utamanya.

Sistem Pernapasan

Burung bernapas menggunakan paru-paru dan dibantu oleh alat yang disebut sebagai kantung udara. Mekanisme pernapasan pada burung dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.

  1. Pada saat istirahat, tulang rusuk bergerak ke depan, rongga dada membesar, paru-paru mengembang, sehingga udara masuk dan mengalir lewat bronkus ke kantung udara bagian belakang. Bersamaan dengan itu, udara yang sudah ada di kantung udara belakang mengalir ke paru-paru dan menuju kantung udara depan. Pada saat tulang rusuk kembali ke posisi semula, rongga dada mengecil sehingga udara dari kantung udara masuk ke paru-paru. Selanjutnya, saat di alveolus, O2 diikat oleh darah kapiler alveolus. Jadi, pengikatan O2 berlangsung pada saat inspirasi maupun ekspirasi.
  2. Pada saat terbang, inspirasi dan ekspirasi dilakukan oleh kantung-kantung udara. Saat sayap diangkat ke atas, kantung udara di bagian ketiak akan mengembang, sedangkan kantung udara di bagian tulang korakoid akan terjepit, sehingga terjadi inspirasi (O2 di tempat itu masuk ke paru-paru). Saat sayap diturunkan, kantung udara di bagian ketiak akan terjepit, sedangkan kantung udara di bagian tulang korakoid akan mengembang, sehingga terjadi ekspirasi (O2 di tempat itu keluar). Semakin tinggi burung terbang, semakin cepat burung mengepakkan sayapnya untuk mendapatkan oksigen yang lebih banyak. Sebagian kecil udara yang masuk tetap berada di paru-paru dan sebagian besar akan diteruskan ke kantung udara sebagai udara cadangan. Udara di dalam kantung udara hanya dimanfaatkan saat volume O2 di paru-paru berkurang, yakni saat burung sedang mengepakkan sayapnya.

Untuk mengasah pemahaman kalian tentang Aves, kerjakan soal-soal yang telah tersedia. Selamat belajar!!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *