
Indeks harga, Inflasi dan Pengaruhnya Terhadap Pembangunan Ekonomi – Secara konseptual indeks berarti urutan data atau angka-angka. Indeks harga dapat diartikan sebagai kumpulan data berupa harga-harga secara berurutan, yang berfungsi untuk menentukan perubahan harga rata-rata yang berlaku pada suatu periode tertentu. Saat ini terdapat tiga indeks harga, yaitu indeks harga konsumen (Customer Price Index = CPI), indeks harga produsen (Producer Price Index = PPI) dan Pedeflasi GDP (GDP Deflator). Ketiga indeks ini dapat digunakan untuk menunjukkan tingkat inflasi pada satu periode tertentu.
Pengaruhnya Terhadap Pembangunan
Angka indeks adalah angka yang diharapkan dapat memberitahukan perubahan-perubahan variabel sebuah atau lebih karakteristik pada waktu dan tempat yang sama atau berlainan. Secara umum ada tiga macam indeks yang sering digunakan dalam perekonomian, yaitu indeks harga, jumlah dan nilai.
- Indeks harga adalah angka yang diharapkan dapat dipakai untuk menunjukkan perubahan mengenai harga-harga baik harga untuk semacam maupun berbagai macam barang dalam waktu dan tempat yang sama ataupun berlainan.
- Indeks jumlah adalah angka yang diharapkan dapat memperlihatkan perubahan mengenai jumlah barang yang sejenis ataupun sekumpulan barang yang dihasilkan, digunakan dan dijual untuk waktu yang sama dan berlainan.
- Indeks nilai adalah angka yang digunakan untuk mengetahui perubahan nilai barang yang sejenis atau sekumpulan barang dalam jangka waktu yang diketahui.
Indeks harga mempunyai ciri sebagai berikut:
- Indeks harga sebagai pedoman nilai standar untuk melakukan perbandingan harga dari waktu ke waktu.
- Penetapan indeks harga didasarkan hasil pengumpulan data dari sumber relevan.
- Indeks harga ditetapkan tidak dari seluruh barang atau populasi barang melainkan dari sampel.
- Indeks harga ditetapkan dalam bentuk presentase.
- Penetapan indeks harga didasarkan waktu normal atau kondisi ekonomi stabil yang berjauhan dengan waktu yang akan datang.
- Indeks harga dihitung mempergunakan metode yang dianggap tepat.
- Perhitungan indeks harga didasarkan faktor penimbang.
- Perhitungan indeks harga dilakukan dengan membagi harga pada tahun yang akan dihitung indeksnya dengan harga tahun dasar dan dikalikan 100%.
Peranan Indeks Harga dalam Ekonomi
- Indeks harga dapat digunakan pemerintah sebagai alat untuk menetapkan kebijakan – kebijakan harga pada masa yang akan datang.
- Indeks harga dapat dijadikan sebagai dasar perbandingan untuk mengukur tingkat kemajuan ekonomi dengan masa sebelumnya.
- Indeks harga dapat dijadikan dasar untuk mengetahui faktor – faktor kemajuan ekonomi dan faktor – faktor penghambat kemajuan ekonomi.
- Indeks harga dapat dijadika dasar penetapan pola kebijakan ekonomi (kebijakan moneter) secara menyeluruh.
Untuk mengukur tingkat inflasi digunakan IHK yang dihitung dengan menggunakan data harga konsumen. Harga konsumen adalah harga barang-barang yang diperdagangkan dalam eceran untuk dikonsumsi sendiri, bukan untuk dijual. Harga konsumen diambil dari data empat kelompok, yaitu kelompok makanan, sandang, perumahan, dan aneka barang dan jasa. IHK dapat dihitung dengan menggunakan formula indeks harga Laspeyres dan indeks harga Paasche (IP).
Secara matematik dapat dirumuskan sebagai berikut:
Indeks Harga Laspeyres (IL)
IL = (ΣPn x Qo)/(ΣPo x Qo) x 100
Keterangan :
- IL = indeks Laspeyres
- Pn = harga pada tahun tertentu
- Po = Harga Tahun Dasar
- Qo = kuantitas tahun dasar
Indeks Harga Paasche (IP)
IP = (ΣPn x Qn)/(ΣPo x Qn) x 100
Keterangan :
- IP = Indeks Paasche
- Pn = harga tahun tertentu (tahun ke-n)
- Po = Harga Tahun Dasar
- Qn = kuantitas tahun tertentu (tahun ke-n)
INFLASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERKEMBANGAN EKONOMI
Inflasi merupakan meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus. Topik berikut dapat menjelaskan kepada kita pengaruhnya inflasi terhadap pembangunan ekonomi di suatu negara. Untuk lebih jelasnya, mari kita simak topik berikut ini.
Inflasi
Inflasi diartikan sebagai meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas (atau mengakibatkan kenaikan harga) pada barang lainnya. Kebalikan dari inflasi disebut deflasi. Indikator yang sering digunakan untuk mengukur tingkat inflasi adalah Indeks Harga Konsumen (IHK). Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat.
Terdapat 3 (tiga) teori yang menjelaskan mengenai penyebab inflasi, yakni:
a) Teori Kuantitas
Teori Kuantitas, yang dikemukakan oleh Irving Fisher, memaparkan bahwa terjadinya inflasi hanya disebabkan oleh satu faktor, yaitu akibat adanya kenaikan jumlah uang yang beredar (JUB). Inti dari teori ini adalah sebagai berikut:
• Inflasi akan terjadi jika ada penambahan jumlah uang yang beredar, baik penambahan uang kartal atau penambahan uang giral.
• Laju inflasi ditentukan oleh laju pertambahan jumlah uang yang beredar dan oleh psikologi atau harapan masyarakat tentang kenaikan harga di masa yang akan datang.
b) Teori Keynes
Teori yang dikemukakan oleh J.M. Keynes menjelaskan bahwa inflasi terjadi karena suatu masyarakat cenderung ingin hidup di luar batas kemampuan ekonominya. Keadaan seperti ini ditunjukkan oleh permintaan masyarakat akan barang-barang yang melebihi jumlah barang-barang yang tersedia. Hal ini menimbulkan inflationary gap. Ketika inflationary gap tetap ada, maka selama itu pula proses inflasi terjadi dan berkelanjutan.
Keynes juga berpendapat bahwa kenaikan harga tidak hanya ditentukan oleh kenaikan jumlah uang yang beredar saja, namun juga ditentukan oleh kenaikan biaya produksi.
c) Teori Strukturalis
Teori Strukturalis merupakan teori yang menjelaskan fenomena inflasi dalam jangka panjang. Menurut teori ini, ada dua ketegaran atau kekakuan utama dalam perekonomian negara sedang berkembang yang dapat menimbulkan inflasi, yaitu ketegaran persediaan bahan makanan (umumnya di negara berkembang penawaran bahan makanan lebih lambat jika dibandingkan pertambahan jumlah penduduk dan pendapatan per kapitanya) dan penerimaan ekspor (menunjukkan peningkatan nilai penerimaan ekspor selalu lebih lamban daripada nilai impornya).
Inflasi dapat dibedakan berdasarkan tingkat keparahannya, yakni:
• Inflasi ringan, terjadi apabila kenaikan harga berada di bawah angka 10% setahun.
• Inflasi sedang, terjadi apabila kenaikan harga berkisar antara 10%-30% setahun.
• Inflasi berat, terjadi apabila kenaikan harga berkisar antara 30%-100% setahun.
• Hiperinflasi atau inflasi tak terkendali, terjadi apabila kenaikan harga berada di atas 100% setahun.
Selain itu, inflasi juga dapat dibedakan berdasarkan sumbernya, yaitu:
a) Inflasi yang bersumber dari luar negeri
Inflasi ini terjadi karena ada kenaikan harga di luar negeri. Pada perdagangan bebas, banyak negara yang saling berhubungan dalam perdagangan. Bila suatu negara mengimpor barang pada negara yang mengalami inflasi, maka otomatis kenaikan harga tersebut akan mempengaruhi harga-harga dalam negerinya sehingga menimbulkan inflasi.
b) Inflasi yang bersumber dari dalam negeri
Inflasi yang bersumber dari dalam negeri dapat terjadi karena pencetakan uang baru oleh pemerintah atau penerapan anggaran defisit. Inflasi yang bersumber dari dalam negeri juga dapat terjadi karena kegagalan panen. Kegagalan panen menyebabkan penawaran pada suatu jenis barang berkurang, sedangkan permintaan tetap. Akibatnya, harga-harga akan mengalami kenaikan.
Dampak Inflasi
Berikut ini adalah akibat-akibat yang ditimbulkan inflasi terhadap kegiatan ekonomi masyarakat.
• Dampak Inflasi terhadap Pendapatan
Inflasi dapat mengubah pendapatan masyarakat. Perubahan dapat bersifat menguntungkan atau merugikan. Pada kondisi inflasi ringan, inflasi dapat mendorong perkembangan ekonomi. Inflasi dapat mendorong para pengusaha memperluas produksinya. Dengan demikian, akan tumbuh kesempatan kerja baru sekaligus bertambahnya pendapatan seseorang. Namun, bagi masyarakat yang berpenghasilan tetap, inflasi akan menyebabkan mereka rugi karena penghasilan yang tetap itu jika ditukarkan dengan barang dan jasa akan semakin sedikit.
• Dampak Inflasi terhadap Ekspor
Pada keadaan inflasi, daya saing untuk barang ekspor berkurang. Berkurangnya daya saing terjadi karena harga barang ekspor semakin mahal. Inflasi dapat menyulitkan para eksportir dan negara. Negara mengalami kerugian karena daya saing barang ekspor berkurang, yang mengakibatkan jumlah penjualan berkurang. Devisa yang diperoleh juga semakin kecil.
• Dampak Inflasi terhadap Minat Orang untuk Menabung
Pada masa inflasi, pendapatan rill para penabung berkurang karena jumlah bunga yang diterima pada kenyataannya berkurang karena laju inflasi. Misalnya, bulan Januari tahun 2015 seseorang menyetor uangnya ke bank dalam bentuk deposito satu tahun. Deposito tersebut menghasilkan bunga sebesar, misalnya, 15% per tahun. Apabila tingkat inflasi sepanjang Januari 2015-Januari 2016 cukup tinggi, katakanlah 11%, maka pendapatan dari uang yang didepositokan tinggal 4%. Minat orang untuk menabung akan berkurang.
• Dampak Inflasi terhadap Kalkulasi Harga Pokok
Keadaan inflasi menyebabkan perhitungan untuk menetapkan harga pokok dapat terlalu kecil atau bahkan terlalu besar. Oleh karena persentase dari inflasi tidak teratur, sulit memastikan berapa persen inflasi untuk masa tertentu. Akibatnya, penetapan harga pokok dan harga jual sering tidak tepat. Keadaan inflasi ini dapat mengacaukan perekonomian, terutama untuk produsen.