Pemarkah Spasial dan Sebab Akibat dalam Teks Laporan Hasil Observasi

Pemarkah Spasial dan Sebab Akibat dalam Teks Laporan Hasil Observasi – Masih ingat materi mengenai menganalisis teks laporan hasil observasi? Dua hal yang harus kita pahami adalah struktur dan kaidah umum dari hasil laporan observasi itu sendiri. Pada pembelajaran terdahulu, kita dapat menyimpulkan bahwa struktur dan kaidah laporan hasil observasi adalah berikut ini.

Pemarkah Spasial dan Sebab Akibat dalam Teks Laporan Hasil Observasi
Pemarkah Spasial dan Sebab Akibat dalam Teks Laporan Hasil Observasi

1. Struktur umum laporan observasi tersebut adalah pendahuluan, pembahasan, dan simpulan. Nah, pada bagian pembahasan dapat diuraikan lagi bahwa struktur teks laporan observasi itu adalah pernyataan umum atau klasifikasi dan anggota/aspek yang dilaporkan.

2. Kaidah laporan observasi menyajikan sejumlah fakta sebagai hasil pengamatan di lapangan. Dalam memaparkan fakta tersebut perlu diuraikan dalam teks yang rinci. Hal tersebut berarti bahwa kaidah bahasa teks laporan observasi itu baku dan lugas, yang juga berisikan istilah-istilah teknis.

Dari dua rumusan tersebut, materi kita kali ini lebih menyoroti pemarkah spasial dan konjungsi sebab akibat yang muncul sebagai penanda rincian dalam teks laporan observasi. Namun sebelum masuk ke dalam materi tersebut, terlebih dahulu kita mengulas mengenai apa itu konjungsi!

Konjungsi sendiri berarti kata yang digunakan untuk menghubungkan kata-kata, ungkapan-ungkapan, atau kalimat-kalimat. Ciri lain dari konjungsi adalah tidak dihubungkan dengan objek dan tidak menerangkan kata. Konjungsi terdiri dari tiga, yakni konjungsi koordinatif yang menghubungkan antara dua atau lebih unsur yang sama pentingnya atau setara, lalu ada konjungsi subordinatif yang menghubungkan dua atau lebih klausa yang tidak memiliki status sintaksis yang sama, dan terakhir adalah konjungsi antarkalimat yang merangkaikan dua kalimat tetapi masing-masing merupakan kalimat sendiri-sendiri.

Perhatikan contoh kalimat berikut ini!
a. Jenis padi yang diteliti di greenhouse ini adalah padi organik dan padi nonorganik.
b. Padi organik jarang dipilih oleh petani karena memerlukan perawatan yang lebih intens.

Dalam kalimat (a), dua unsur yang dihubungkan secara setara adalah padi organik dan padi nonorganik. Dua unsur tersebut dihubungkan dengan konjungsi dan. Konjungsi lainnya seperti serta, atau, tetapi, melainkan, padahal, dan sedangkan. Kalimat dengan pemarkah ini disebut kalimat majemuk setara atau kalimat simpleks.

Sebaliknya, kalimat (b), dua klausa yang dihubungkan tidak memiliki status sintaksis yang sama. Konjungsi karena membentuk anak kalimat yang jika digabungkan dengan induk kalimat membentuk kalimat majemuk bertingkat atau kalimat kompleks.

Bagaimana dengan teks laporan observasi utuh yang ternyata isinya menguraikan sebuah laporan pengamatan secara sebab-akibat? Apakah pemarkahnya dapat dikenali? Nah, hal ini berhubungan dengan pola pengembangan penalaran deduksi. Sama seperti pola pengembangan paragraf deduktif, pola pengembangan deduksi merupakan suatu proses berpikir yang bertolak dari sebuah gagasan umum (klasifikasi) dan turunannya berupa sejumlah fenomena individual (aspek).
Perhatikan contoh laporan observasi dalam bentuk audio berikut ini!

Penjelasan
Klasifikasi (Pernyataan Umum)
“NOSC atau nagrak organik SRI center adalah sebuah pusat penelitian pertanian organik yang menggunakan metode SRI organik.”

Anggota/Aspek yang Dilaporkan
1. Karena NOSC merupakan sebuah pusat penelitian pertanian, banyak pula tanaman seperti padi, sayuran dan buah-buahan.
2. Selain itu juga ada beberapa kolam ikan yang setiap kolam berbeda ikannya.

Pernyataan umum tersebut menjadi sebab kejadian, untuk menjelaskan akibat-akibat dalam pernyataan-pernyataan selanjutnya digunakanlah pemarkah yang berupa konjungsi penghubung antarkalimat. Adapun penanda jeda spasial dalam bentuk lisan dalam laporan observasi tersebut dimaksudkan sebagai penanda pernyataan baru, yang juga adalah bagian dari aspek-aspek yang dilaporkan.

Pernyataan-pernyataan yang ditandai dengan konjungsi karena atau selain itu juga tersebut merupakan pernyataan akibat dari pernyataan umum yang merupakan pernyataan sebab. Nah, karena pernyataan-pernyataan tersebut terpisah dalam kalimat sendiri-sendiri, dipakailah konjungtor karena dan selain itu untuk menghubungkannya. Dengan catatan, konjungtor yang bertugas sebagai pemarkah sebab-akibat itu tetap mempertahankan fungsi subjek dalam pernyataan-pernyataan selanjutnya. Seperti misalkan pada aspek (1) setelah konjungtor karena muncul kembali subjek NOSC. Begitupula dengan aspek (2) muncul kata tunjuk itu yang masih berkaitan dengan subjek NOSC.

Poin Penting

Konjungsi antarkalimat dapat menyatakan pertentangan dari peristiwa sebelumnya, kelanjutan dari peristiwa sebelumnya, kebalikan dari peristiwa sebelumnya, menguatkan keadaan dari peristiwa sebelumnya, atau juga menyatakan akibat dari peristiwa sebelumnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *