Perkembangan dan Dampak Perang Dingin terhadap Kehidupan Ekonomi Global

By | December 17, 2020
Perkembangan dan Dampak Perang Dingin terhadap Kehidupan Ekonomi Global

Perkembangan dan Dampak Perang Dingin terhadap Kehidupan Ekonomi Global

Perkembangan dan Dampak Perang Dingin terhadap Kehidupan Ekonomi Global

Perkembangan dan Dampak Perang Dingin terhadap Kehidupan Ekonomi Global – Istilah ‘Perang Dingin’ digunakan pertama kali pada tahun 1947 oleh Bernard Baruch dan Walter Lippman dari Amerika Serikat untuk menggambarkan hubungan antara dua negara adikuasa saat itu, yakni Amerika Serikat dan Uni Soviet. Bagaimanakah perkembangan Perang Dingin? Bagaimanakah dampak Perang Dingin terhadap kehidupan ekonomi global? Berikut penjelasannya.

Setelah mempelajari bahasan ini, kalian akan mengetahui perkembangan Perang Dingin dan dampaknya terhadap kehidupan ekonomi secara global.

Perang Dunia II berakhir dengan kemenangan pihak Sekutu yang beranggotakan Amerika Serikat, Uni Soviet, Inggris, dan Perancis. Pasca Perang Dunia II, Amerika Serikat berperan besar dalam memberikan bantuan kepada negara-negara Eropa Barat untuk membangun kembali perekonomiannya. Hal serupa juga dilakukan oleh Uni Soviet, namun dengan kebijakan yang berbeda. Bukannya memberikan bantuan untuk melakukan pembenahan perekonomian, Uni Soviet malah mendukung perebutan kekuasaan di berbagai negara Eropa Timur, seperti Bulgaria, Albania, Hongaria, Rumania, Polandia, dan sebagainya. Hal ini dilakukan untuk memperluas pengaruhnya di Eropa Timur.

Perbedaan kebijakan inilah yang kemudian membagi dunia ke dalam dua kelompok. Terlebih dengan munculnya pakta pertahanan NATO (North Atlantic Treaty Organization) yang didirikan Amerika Serikat dan Pakta Warsawa bentukan Uni Soviet. Situasi tersebut kian mendorong terjadinya Perang Dingin antara kedua negara.

Di bidang perekonomian, kedua negara menyadari bahwa dengan menguasai perekonomian suatu negara, maka akan dapat mengubah ideologi negara tersebut. Karenanya, baik Uni Soviet maupun Amerika Serikat, sangat memperhatikan perkembangan negara-negara sekutunya. Dalam segi perekonomian, Amerika Serikat dapat dikatakan selangkah lebih maju dibandingkan Uni Soviet. Sebagai salah satu negara dengan kekuatan modal yang besar, Amerika Serikat tumbuh menjadi salah satu negara kreditur terbesar.

Hal dimaksud tampak dari banyaknya pinjaman dan bantuan ekonomi yang diberikan kepada negara-negara berkembang. Pinjaman tersebut diberikan dalam kerangka Marshall Plan, suatu program terobosan dari Amerika Serikat untuk menancapkan pengaruh ekonominya di negara-negara Eropa Barat dan negara berkembang lainnya dengan memberikan bantuan perekonomian signifikan.

Amerika Serikat juga memberikan bantuan ekonomi yang disebut Grants in Aid. Kerangka ini berwujud pemberian bantuan ekonomi dengan kewajiban mengembalikan berupa dollar atau dengan membeli barang-barang produksi Amerika Serikat. Bahkan untuk negara di Asia, Presiden Harry Truman mengeluarkan program yang disebut The Points Four Program for the Economic Development in Asia berupa bantuan teknik berbentuk penyaluran perlengkapan-perlengkapan industri atau pun bantuan kredit dari sektor swasta di Amerika Serikat yang disalurkan oleh pemerintah langsung kepada negara-negara berkembang.

Salah satu negara yang memperoleh manfaat program tersebut adalah Jepang yang sempat lumpuh akibat Perang Dunia II. Dengan memanfaatkan The Points Four Program for the Economic Development in Asia, perekonomian rakyat Jepang mulai bangkit dan akhirnya mampu sampai ada taraf yang lebih sejahtera, bahkan selanjutnya dapat memberikan bantuan ekonomi pada negara-negara lainnya di kawasan Asia Pasifik.

Walau sempat terjadi kesenjangan perekonomian antara negara Eropa Timur dan Eropa Barat akibat perekonomian negara-negara Eropa Barat yang jauh lebih berkembang dibandingkan negara-negara Eropa Timur, lambat-laun, mulai muncul gerakan ekonomi yang meruntuhkan batasan Blok Barat dan Timur seperti Group of Seven (G-7) yang beranggotakan Perancis, Jerman Barat, Jepang, Inggris, Amerika Serikat, Kanada, dan Italia yang bergabung untuk memecahkan masalah ekonomi dunia.

Bahkan, tanpa disadari, kompetisi antara Amerika Serikat dan Uni Soviet untuk memberikan bantuan ke negara-negara berkembang agar memperoleh kekuasaan di negara tersebut justru menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi. Investasi modal yang diberikan turut menggairahkan berkembangnya kegiatan industri di negara tersebut.

Rangkuman

  1. Perang Dunia II berakhir dengan kemenangan pihak Sekutu yang beranggotakan Amerika Serikat, Uni Soviet, Inggris, dan Perancis. Pasca Perang Dunia II, Amerika Serikat berperan besar dalam memberikan bantuan kepada negara-negara Eropa Barat untuk membangun kembali perekonomiannya. Hal serupa juga dilakukan oleh Uni Soviet, namun dengan kebijakan yang berbeda.
  2. Tanpa disadari, kompetisi antara Amerika Serikat dan Uni Soviet untuk memberikan bantuan ke negara-negara berkembang agar memperoleh kekuasaan di negara tersebut justru menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi. Investasi modal yang diberikan turut menggairahkan berkembangnya kegiatan industri di negara tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *