Pengertian dan Bentuk Ketimpangan Sosial

By | December 20, 2020
Pengertian dan Bentuk Ketimpangan Sosial

Pengertian dan Bentuk Ketimpangan Sosial

Pengertian dan Bentuk Ketimpangan Sosial

Pengertian dan Bentuk Ketimpangan Sosial – Ketimpangan muncul karena pembangunan di era globalisasi yang terlalu mengejar target pertumbuhan ekonomi dan abai terhadap kondisi sosio-struktural masyarakat. Apakah yang dimaksud dengan ketimpangan sosial? Bagaimanakah bentuk ketimpangan sosial dalam masyarakat? Berikut penjelasannya.

section-media

Setelah mempelajari bahasan ini, kalian diharapkan mampu memahami mengenai pengertian dan bentuk ketimpangan sosial

PENGERTIAN KETIMPANGAN SOSIAL

Untuk memahami ketimpangan sosial secara lebih mendalam, berikut dikutip pendapat sejumlah ahli:

  • Andrinof A. Chaniago
    Ketimpangan ialah buah dari pembangunan yang hanya berfokus pada aspek ekonomi dan melupakan aspek sosial. Ketimpangan muncul karena para pengambil kebijakan cenderung menganggap bahwa pertumbuhan ekonomi, meningkatnya pendapatan per kapita, dan pembangunan infrastruktur adalah tujuan utama pembangunan, sehingga mengabaikan sikap dan perilaku sosial individu, corak ekonomi tradisional, serta keunikan yang terdapat di berbagai tempat.
  • Budi Winarno
    Ketimpangan merupakan akibat dari kegagalan pembangunan di era globalisasi untuk memenuhi kebutuhan fisik dan psikis warga masyarakat. Akibatnya, hanya segelintir warga yang dapat menikmati dampak pertumbuhan ekonomi, hingga berkembang menjadi kelompok sangat kaya (very rich). Sementara, banyak warga lainnya yang tergolong sangat miskin (very poor) masih harus berhadapan dengan kemiskinan, kelaparan, dan wabah penyakit menular.
  • Jonathan Haughton-Shahidur R. Khandker
    Ketimpangan sosial adalah bentuk-bentuk ketidakadilan yang terjadi dalam proses pembangunan. Ketidakadilan dapat terjadi antar kelompok dalam masyarakat, antar sektor dalam perekonomian, atau pun antar wilayah dalam negara. Ketidakadilan, pada akhirnya, akan memunculkan kondisi yang saling bertolak belakang.
  • Roichatul Aswidah
    Ketimpangan sosial acap dipandang sebagai dampak residual dari proses pertumbuhan ekonomi. Artinya, ketimpangan merupakan suatu hal tak terhindarkan ketika suatu negara berupaya melakukan percepatan pertumbuhan ekonomi untuk meningkatkan daya saing di era globalisasi.

BENTUK KETIMPANGAN SOSIAL SOSIAL

Andrinof A. Chaniago (2012) menguraikan sejumlah bentuk ketimpangan yang terjadi di Indonesia:

  1. Ketimpangan Penyebaran Aset di Kalangan Swasta
    Walau sebagian besar penduduk Indonesia bekerja pada unit-unit Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi (UMKMK), namun kepemilikan aset justru sangat terkonsentrasi pada usaha berskala besar.
  2. Ketimpangan Ekonomi Antar Sektor
    Sejak awal Orde Baru, perekonomian Indonesia mulai mengabaikan keseimbangan pembangunan yang bersifat lintas sektoral demi mengejar target pertumbuhan ekonomi dan peningkatan daya saing. Oleh karena itu, sektor industri padat modal dan industri-industri besar yang mempekerjakan buruh murah menjadi fokus pengembangan. Di sisi lain, sektor pertanian dan Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi (UMKMK), yang juga merupakan potensi ekonomi serta mampu mendorong pemerataan pembangunan, cenderung terabaikan.
  3. Ketimpangan Antar Wilayah
    Karena sektor industri padat modal dan industri andalan lainnya kebanyakan terkonsentrasi di Pulau Jawa, maka wilayah tersebut telah mengalami pembangunan fisik teramat pesat dan menikmati pertumbuhan pendapatan asli daerah (PAD) yang bersumber dari kegiatan industri. Sementara itu, wilayah lainnya tidak memperoleh keuntungan yang sama.
    Mandala Harefa (2012) menambahkan bahwa ketimpangan antar wilayah juga bisa disebabkan oleh perbedaan kondisi alam dan ketersediaan sumber daya. Selain itu, ketimpangan dapat pula ditemui antara pusat-pusat pertumbuhan dengan kawasan perbatasan, serta antara Kawasan Barat Indonesia dan Kawasan Timur Indonesia.
  4. Ketimpangan Antar Golongan Sosial Ekonomi
    Strategi pembangunan yang mengutamakan sektor industri padat modal berakibat munculnya segolongan warga miskin yang hidup dalam kerentanan. Mereka ini umumnya tidak memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk bekerja pada sektor industri, sehingga terpaksa berkutat di sektor informal. Di sisi lain, warga yang terampil dapat terserap oleh sektor industri dan mengenyam kesejahteraan memadai.
  5. Ketimpangan Pembangunan Manusia Indonesia
    Pembenahan pendidikan, penyediaan sarana kesehatan, penurunan tingkat kematian, peningkatan usia harapan hidup, dan menurunnya jumlah penduduk miskin sering dianggap sebagai torehan prestasi dalam pembangunan. Namun ternyata semuanya sangat bergantung pada program-program khusus yang dilaksanakan pemerintah dan bukannya bersumber dari inisiatif dan kemandirian warga masyarakat. Dengan perkataan lain, terdapat ketimpangan antara fakta yang diklaim sebagai bukti keberhasilan pembangunan dengan keadaan internal warga masyarakat yang justru hanya menunjukkan sedikit kemajuan.
  6. Ketimpangan Desa dan Kota
    Ketimpangan antara wilayah perkotaan dengan wilayah pedesaan terjadi karena pembangunan yang lebih terfokus pada wilayah perkotaan dibandingkan dengan pedesaan. Ketimpangan pembangunan tersebut mengakibatkan terhambatnya perkembangan pedesaan. Selain ketimpangan pembangunan, faktor internal pedesaan seperti ketidakmerataan sebaran penduduk dan minimnya kesempatan kerja, juga merupakan hambatan tersendiri. Sebaran penduduk yang terpencar-pencar menyebabkan mahalnya biaya penyediaan barang dan jasa publik secara efektif untuk seluruh masyarakat. Adapun relatif melimpahnya jumlah tenaga kerja yang tidak disertai ketersediaan kesempatan kerja tak urung menjadikan masyarakat pedesaan semakin tidak produktif.

Mandala Harefa (2012) menambahkan bahwa ketimpangan antara kawasan perkotaan dan pedesaan ditunjukkan oleh rendahnya tingkat kesejahteraan masyarakat desa, tertinggalnya pembangunan kawasan pedesaan dibanding dengan perkotaan, dan tingginya ketergantungan kawasan pedesaan terhadap kawasan perkotaan. Hal ini disebabkan oleh minimnya akses pada permodalan, lapangan kerja, informasi, teknologi pendukung, dan pemasaran hasil-hasil produksi pedesaan.

Rangkuman

  1. Ketimpangan ialah buah dari pembangunan yang hanya berfokus pada aspek ekonomi dan melupakan aspek sosial.
  2. Andrinof A. Chaniago (2012) menguraikan sejumlah bentuk ketimpangan yang terjadi di Indonesia, yakni Ketimpangan Penyebaran Aset di Kalangan Swasta, Ketimpangan Ekonomi Antar Sektor, Ketimpangan Antar Wilayah, Ketimpangan Antar Golongan Sosial Ekonomi, Ketimpangan Pembangunan Manusia Indonesia, dan Ketimpangan Desa dan Kota.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *