Membandingkan Unsur Intrinsik Hikayat, Novel Indonesia, dan Terjemahan – Membandingkan unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia/terjemahan dengan hikayat.

Tujuan
Siswa dapat membandingkan unsur intrinsik novel Indonesia/terjemahan dengan hikayat.
Ditinjau dari sisi perkembangan sastra, karya-karya sastra di Indonesia atau Nusantara ini secara garis besar terbagai menjadi dua, yaitu karya sastra lama dan karya sastra baru atau modern. Salah satu hasil karya sastra lama berbentuk prosa adalah hikayat.
Hikayat berasal dari Arab. Mulai dikenal di Nusantara ini sejak masuknya ajaran agama Islam di Indonesia. Hikayat mirip dengan dongeng, penuh dengan khayalan. Biasanya berisi cerita kehidupan di kalangan istana atau lingkungan raja-raja.
Ciri khas hikayat adalah ceritanya bersifat istana sentris, anonim (tanpa nama penulis), komunal, statis, diceritakan secara lisan dari mulut ke mulut, dan banyak dipengaruhi oleh sastra Arab.
Bentuk karya prosa yang mirip hikayat hasil karya sastra modern adalah novel. Sebagai karya fiksi (rekaan) novel pada umumnya menceritakan kejadian luar biasa pada diri tokoh-tokohnya yang ditandai dengan adanya perubahan nasib.
Dari pemahaman unsur intrinsik pada pembelajaran topik yang lalu kalian gunakan untuk membandingkan unsur-unsur intrinsik karya hikayat dengan unsur intrinsik karya novel. Yang paling utama harus Anda lakukan setelah membaca kedua bentuk karya sastra itu adalah mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik yang terdapat pada kedua karya tersebut.
Di samping terdapat perbedaan pada dasarnya kedua bentuk karya sastra itu memiliki unsur kesamaan, yaitu keduanya terbangun dengan unsur-unsur intrinsik tema, alur, latar, penokohan, sudut pandang, dan amanat. Hasil pembandingan dari kedua bentuk karya sastra ini secara material dapat menunjukkan kesamaan, dapat pula menunjukkan perbedaan. Unsur latar misalnya, tempat, waktu, dan situasi yang dipaparkan dalam cerita tersebut ada kemungkinan sama dan kemungkinan berbeda.
Unsur-unsur intrinsik
a. Tema: Tema merupakan inti atau ide dasar sebuah cerita. Dari ide dasar inilah penulis memanfaatkannya untuk pengembangan cerita.
b. Alur: Alur adalah pola pengembangan cerita yang terbentuk oleh hubungan sebab-akibat. Jalan cerita dibagi menjadi;
1) Pengenalan situasi (exposition).
2) Pengungkapan peristiwa (complication).
3) Menuju konflik (rising action).
4) Puncak konflik (turning point/klimaks).
5) Penyelesaian (ending).
c. Latar: Latar adalah tempat, waktu, dan suasana terjadinya cerita dalam novel. Latar bisa bersifat faktual (sesuai latar nyata) dan imajiner (latar khayalan penulis).
Latar/setting dapat kita bagi dalam 3 bagian, yaitu :
1) Latar waktu : waktu terjadinya peristiwa (jam, menit, detik, pagi, siang, sore, malam dan lainnya).
2) Latar tempat : tempat terjadinya peristiwa (rumah, kantor, taman, kendaraan, dan lainnya).
3) Latar suasana : suasana terjadinya peristiwa (bahagia, senang, sedih, dan lainnya).
d. Penokohan: Penokohan adalah nama-nama para pelaku beserta watak, perilaku, dan karakternya. Penokohan merupakan cara penulis mengembangkan karakter tokoh-tokoh dalam cerita.
Berikut teknik menggambarkan karakter seorang tokoh:
1) Teknik analitik, karakter tokoh diceritakan secara langsung oleh penulis.
2) Teknik dramatik, karakter dikemukakan dengan cara:
a) Penggambaran fisik dan perilaku tokoh,
b) Penggambaran lingkungan kehidupan tokoh,
c) Penggambaran tata kebahasaan tokoh,
d) Pengunglapan jalan pikiran tokoh,
e) Penggambaran oleh tokoh lain.
e. Sudut Pandang: Sudut pandang adalah cara penulis novel menceritakan kisahnya atau posisi penulis dalam membawakan cerita. Sudut pandang berkaitan dengan penggunaan kata ganti dalam bercerita oleh penulis. Posisi penulis terdiri dari dua macam, yaitu:
1) Berperan sebagi orang pertama,
2) Berperan sebagai orang ketiga sebagai pengamat.
f. Gaya Bahasa: Gaya bahasa berfungsi untuk menciptakan suatu nada atau suasana persuasif serta merumuskan dialog yang memperlihatkan hubungan dan interaksi antar tokoh. Bahasa dapat menimbulkan suasan, seperti adegan seram, peperangan, percintaan, kecemasan, maupun harapan.
g. Amanat: Amanat adalah pesan yang terkandung dalam novel. Amanat merupakan pesan didaktis atau ajaran moral yang hendak disampaikan penulis. Amanat ini bentuknya tersirat dan disembunyikan penulis.
Poin Penting
Unsur instrinsik adalah unsur karya sastra yang membangun cerita dari dalam. Unsur instrinsik yang membangun hikayat dan novel adalah sama. Hanya saja, bisa terletak perbedaan pada karakteristiknya.