Membandingkan Unsur Ekstrinsik Hikayat, Novel, dan Terjemahan – Siswa dapat membandingkan unsur ekstrinsik novel Indonesia/terjemahan dengan hikayat.

Setiap karya sastra lahir dari penulis yang memiliki latar belakang sosial budaya tertentu dan dipengaruhi oleh keadaan pada masa karya itu dibuat. Hal-hal diluar karya tetapi mempengaruhi karya tersebut disebut unsur ekstrinsik.
Pada topik kali ini, kita akan mengulas unsur-unsur ekstrinsik pada hikayat dan novel sehingga kalian bisa membandingkannya.
Unsur Ekstrinsik
Unsur ekstrinsik adalah unsur karya sastra yang membangun cerita dari luar. Faktor-faktor di luar cerita yang memengaruhi proses kreatif pengarang dalam melahirkan karya sastranya. Hal ini berkaitan dengan latar belakang kehidupan pengarang dan pengalaman hidup pengarang, antara lain:
a. Nilai-nilai yang berlaku di masyarakat: nilai agama, sosial, adat istiadat.
b. Latar belakang budaya: latar belakang adat istiadat yang berlaku.
c. Pendidikan penulis: jenjang pendidikan penulis.
d. Pengalaman penulis: pengalaman hidup penulis.
e. Situasi zaman ketika cerita dikarang: keadaan zaman saat karya diciptakan.
f. Paham yang dianut penulis: pola pikir dan pola pandang penulis, seperti bebas, agamis.
g. Agama penulis: kepercayaan yang dianut penulis.
h. Prosfesi dan hobi penulis: pekerjaan dan kegemaran penulis.
i. Kondisi ekonomi masyarakat dan penulis: kondisi keuangan saat karya diciptakan.
j. Jenis kelamin penulis: pria atau wanita akan berbeda dalam sudut pandangnya.
k. Kondisi sosial politik: kondisi negara saat karya diciptakan.
Perhatikan contoh berikut ini.
HIKAYAT ORANG-ORANG YANG DICABUT NYAWANYA (2)
Diceritakan bahwa Malaikat Maut menemui Nabi Sulaiman bin Daud as. Malaikat Maut melihat dengan tajam dalam waktu yang lama kepada salah seorang pembantu Nabi Sulaiman. Ketika Malaikat Maut keluar, laki-laki itu bertanya, “Wahai Nabi Allah, siapakah orang yang masuk tadi?”
Nabi Sulaiman menjawab, “Malaikat Maut”. Laki-laki itu berkata, “Aku takut Malaikat maut hendak mencabut nyawaku. Oleh karena itu aku akan menghindar darinya.” Nabi Sulaiman berkata, “Bagaimana caramu menghindar darinya?” Laki-laki itu menjawab, “Suruhlah angin membawaku ke negeri India saat ini juga. Mudah-mudahan Malaikat Maut terkecoh dan tidak dapat menemukanku. ”
Nabi Sulaiman menyuruh angin untuk membawa laki-laki itu ke tempat yang dituju. Malaikat Maut kembali dan menemui Nabi Sulaiman. Kemudian Nabi Sulaiman bertanya kepada Malaikat Maut, “Mengapa engkau melihat kepada laki-laki itu lama sekali?” Malaikat Maut berkata, “Aku sungguh merasa heran terhadapnya. Aku diperintahkan untuk mencabut nyawanya di negeri India padahal negeri itu sangat jauh. Tetapi ternyata angin telah membawanya ke sana. Itulah takdir Allah SWT.
“Etika Berkuasa”: Nasihat-Nasihat Imam Al-Ghazali – karya Imam Al-Ghazali
Mari kita analisis unsur ekstrinsiknya
Hikayat adalah karya prosa ratusan tahun yang lalu dan telah kita bahas unsur-unsur dan ciri-cirinya. Oleh karena itu, kita harus berpegangan pada unsur-unsur dan ciri-cirinya.
a. Nilai-nilai yang berlaku di masyarakat:
1) Nilai agama sangat kuat pada hikayat ini, bahwa kematian tidak dapat ditunda.
2) Nilai sosial dalam kutipan di atas menceritakn hubungan antara Nabi Sulaiman dan seorang pembantunya.
3) Nilai adat istiadat atau kebiasaan yang berlaku di lingkungan istana.
b. Latar belakang budaya: latar belakang adat istiadat yang berlaku.
c. Pendidikan penulis: penulis mengerti betul mengenai sejarah Nabi Sulaiman.
d. Pengalaman penulis: pengalaman hidup penulis diperoleh dari hasil membaca dan pengetahuannya tentang Nabi Sulaiman.
e. Paham yang dianut penulis: paham agamis sangat kental.
f. Agama penulis: agama Islam menjadi dasar cerita.
g. Profesi dan hobi penulis: pekerjaan penulis terlihat berada di sekitaran istana karena bercerita tentang istana.
h. Kondisi ekonomi masyarakat dan penulis: kondisi saat karya diciptakan berkaitan dengan kondisi istana yang makmur.
i. Jenis kelamin penulis: Imam al-ghazali sebagai orang terpandang pada zamannya.
Poin Penting
Unsur ekstrinsik adalah unsur karya sastra yang membangun cerita dari luar.