
Pengertian Pembangunan Ekonomi
Teori Pertumbuhan Ekonomi dan Indikator Keberhasilannya – Sondang P. Siagian memberikan pengertian tentang pembangunan sebagai suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana dan dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah, menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa (nation building). Sementara Ginanjar Kartasasmita memberi pengertian yang lebih sederhana, yaitu sebagai suatu proses perubahan ke arah yang lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara terencana.
Prof. Dr. Sumitro Djojohadikusumo menyatakan pendapatnya mengenai pengertian pembangunan ekonomi yaitu suatu usaha memperbesar pendapatan perkapita dan menaikkan produktivitas perkapita dengan cara menambah modal dan keahlian. Adapun menurut Deddy T. Tikson, berpendapat bahwa pembangunan nasional dapat diartikan sebagai transformasi ekonomi, sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan. Jadi, pembangunan ekonomi adalah suatu proses peningkatan kesejateraan suatu masyarakat yang dilakukan secara sistematis dan terukur dalam jangka waktu panjang.
Perencanaan Pembangunan Ekonomi
Dalam pembangunan ekonomi, tentunya diperlukan perencanaan pembangunan yang disusun secara sistematis agar tujuan pembangunan dapat tercapai dengan baik. Perencanaan pembangunan nasional Indonesia terdiri atas empat tahap, yakni penyusunan perencanaan, penetapan perencanaan, pengendalian pelaksanaan rencana, dan evaluasi pelaksanaan rencana. Perencanaan pembangunan ekonomi Indonesia diatur dalam UU No. 20 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.
Selain tahapan perencanaan tersebut di atas, pemerintah telah mencanangkan target-target pembangunan berkelanjutan. Target-target tersebut antara lain:
1. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
2. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
3. Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia
Berdasarkan UU No 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional, pemerintah menargetkan pembangunan ekonomi Indonesia selama 20 tahun mulai tahun 2005 hingga 2025.
Untuk pencapaian target pembangunan selama 20 tahun tersebut, pemerintah membagi tahapan pembangunan menjadi 5 tahunan ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan dalam setiap RPJMN mempunyai target-target tertentu yang harus dicapai. Selanjutnya, pemerintah membuat rencana induk (masterplan) pembangunan sejak tahun 2013 dengan target pertumbuhan ekonomi sebesar 7% – 8% setiap tahunnya. Selain target pertumbuhan, direncanakan hingga tahun 2025, investasi yang tertanam di Indonesia sebesar US$ 470 miliar.
Indikator Keberhasilan Pembangunan
Pembangunan ekonomi sebuah negara dapat dikatakan berhasil, jika indikator-indikator pembangunan sebagai tolok ukur keberhasilan dapat direalisasikan dengan tepat dan terukur. Indikator keberhasilan pembangunan itu antara lain:
1. pendapatan per kapita yang meningkat,
Pendapatan per kapita suatu negara merupakan salah satu tolok ukur kemajuan perekonomian negara tersebut. Pendapatan per kapita merupakan salah satu petunjuk kondisi yang menggambarkan kemampuan penduduk suatu negara dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
2. peran sektor industri dan jasa,
Salah satu sektor yang juga mempunyai peran atas pembangunan ekonomi adalah sektor industri dan jasa. Semakin berkembangnya dunia industri dan jasa, terutama industri ekonomi kreatif menunjukkan negara tersebut berhasil membangun perekonomiannya,
3. stabilitas ekonomi,
Stabilitas ekonomi dapat menunjukkan bahwa suatu negara berhasil dalam pembangunan perekonomiannya. Ini bisa dilihat dari kestabilan pendapatan, kesempatan kerja (jumlah pengangguran dan lapangan pekerjaan yang tersedia), dan tingkat harga-harga barang.
4. distribusi Pendapatan,
Jika suatu negara memiliki distribusi pendapatan yang relatif merata, maka negara tersebut telah berhasil membangun perekonomiannya.
5. faktor ekonomi,
Peningkatan pendapatan nasional yang tinggi menggambarkan keberhasilan pembangunan ekonomi. Pendapatan nasional merupakan gambaran peningkatan produksi secara nasional.
Terdapat empat teori pertumbuhan, yaitu:
1. Teori pertumbuhan Austria
2. Teori pertumbuhan klasik
3. Teori pertumbuhan neo klasik
4. Teori pertumbuhan historis
1. Teori pertumbuhan Austria
Teori pertumbuhan ini dikemukakan oleh empat ekonom.
a. Friedrich List
Frederich List menguraikan pertumbuhan ekonomi yang dialami suatu negara berdasarkan cara produksi (teknik produksi) dan mata pencaharian masyarakat. Frederich List membagi pertumbuhan ekonomi ke dalam tahapan yang bertingkat-tingkat seperti sebuah tangga sehingga disebut “Stuffen Theorien” (teori tangga).
1) Masa berburu dan mengembara
2) Masa beternak dan bertani
3) Masa bertani dan kerajinan
4) Masa kerajinan, industri, dan perniagaan
b. Karl Bucher
Karl Bucher menguraikan pertumbuhan ekonomi suatu negara berdasarkan hubungan produsen dengan konsumen. Tahapannya sebagai berikut.
1) Masa rumah tangga tertutup
2) Masa rumah tangga kota
3) Masa rumah tangga bangsa
4) Masa rumah tangga dunia
c. Werner Sombart
Pertumbuhan ekonomi dapat dibagi menjadi tiga tingkatan:
1) Masa perekonomian tertutup
2) Masa kerajinan dan pertukangan
3) Masa kapitalis
Masa ini terbagai menjadi empat tahap:
– Tingkat prakapitalisme
– Tingkat kapitalisme
– Tingkat kapitalisme raya
– Tingkat kapitalisme akhir
d. Bruno Hildebrand
Membagi pertumbuhan ekonomi menjadi tiga tahap.
1) Pertukaran natura
2) Pertukaran uang
3) Pertukaran kredit
2. Teori klasik
Dikemukakan oleh Adam Smith, David Ricardo, dan T.R. Malthus.
a. Adam Smith
Adam Smith beranggapan bahwa pertumbuhan ekonomi bertumpu pada pertumbuhan penduduk. Dengan adanya pertambahan penduduk maka akan terdapat pertambahan output total. Selanjutnya, pertumbuhan output yang berupa barang dan jasa dipengaruhi oleh tiga komponen, yaitu sumber-sumber alam, tenaga kerja, jumlah persediaan barang.
b. David Ricardo
Pendapat David Ricardo bertentangan dengan Adam Smith. David Ricardo berpendapat bahwa pertumbuhan penduduk yang terlalu besar (hingga 2 kali lipat) bisa menyebabkan melimpahnya tenaga kerja. Tenaga kerja yang melimpah menyebabkan upah yang diterima menurun, di mana upah tersebut hanya bisa untuk membiayai tingkat hidup minimum. Pada taraf ini, perekonomian mengalami stagnasi (kemandegan) yang disebut Stationary State.
c. T.R Malthus
TR Malthus sependapat dengan David Ricardo. Ia mengemukakan bahwa bahan makanan bertambah menurut deret hitung, sedangkan penduduk bertambah menurut deret ukur. Akibatnya, bahan makanan tidak cukup untuk menghidupi penduduk, sehingga masyarakat hidup pada tingkat subsistence dan perekonomian mengalami kemandegan.
3. Teori neoklasik
Dikemukakan oleh tiga tokoh, yaitu
a. Robert Solow
Solow berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi akan tercapai jika ada pertumbuhan output. Pertumbuhan output terjadi jika dua faktor input, yakni modal dan tenaga kerja dikombinasikan, sedangkan faktor teknologi dianggap konstan (tidak berubah). Hal ini dapat ditulis dalam fungsi berikut
Q = f(C,L)
b. Harrord Domar
Harrord Domar mengemukakan perlunya pembentukan modal sebagai syarat untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang mantap ( steady growth).
c. Joseph Schumpeter
Menurut Joseph Schumpeter pertumbuhan ekonomi terjadi bila ada inovasi dari para pengusaha (wiraswasta).
4. Teori pertumbuhan historis
Salah satu tokoh teori pertumbuhan historis adalah Walt Whiteman Rostow. WW Rostow menguraikan pertumbuhan ekonomi ke dalam beberapa tahap.
a. Masyarakat tradisional
b. Prasyarat untuk lepas landas
c. Periode lepas landas
d. Gerak menuju kedewasaan
e. Periode konsumsi tinggi