Sudut Pandang dalam Novel
Sudut Pandang dalam Novel

Sudut Pandang dalam Novel

865 View

Sudut Pandang dalam Novel – Sudahkah kamu memahami cara mengidentifikasi latar dan alur dalam novel sebagaimana yang telah kamu pelajari pada pembahasan sebelumnya? Sekarang, kamu akan berlanjut pada pembahasan mengenai unsur intrinsik novel berikutnya, yaitu sudut pandang.

Sudut Pandang dalam Novel
Sudut Pandang dalam Novel

Sudut pandang atau point of view adalah cara pengarang menempatkan posisinya dalam karyanya dengan menggunakan teknik tertentu untuk menyampaikan cerita. Teknik tersebut bisa dengan menjadikan dirinya secara langsung sebagai narator atau dengan menjadikan pihak lain sebagai narator. Dengan kata lain, sudut pandang adalah mencari tahu siapa yang bercerita dalam novel. Sudut pandang memiliki beberapa jenis sebagai berikut.

1. Sudut pandang orang pertama pelaku utama

Pada bagian ini, pengarang menjadikan tokoh dalam novel sebagai narator. Tokoh yang dijadikan narator biasanya adalah aku yang merupakan salah satu tokoh yang mengisahkan dirinya, tindakan, serta peristiwa yang terjadi di sekitarnya. Sudut pandang ini membuat pembaca hanya mengetahui segala hal yang dialami si aku sebab si akulah yang menjadi narator sekaligus pusat cerita. Perhatikan contoh berikut! Aku rapatkan jaket melawan angin dingin musim gugur dan duduk di kursi kayu di tengah Kogan Plaza. Aku kunyah pretzel keras dan asin ini. Mulutku mengeluarkan asap seperti naga setiap kali menganga.

(Rantau 1 Muara, A. Fuadi)

2. Sudut pandang orang pertama pelaku sampingan

Sudut pandang ini hampir sama dengan sudut pandang orang pertama pelaku utama. Namun, pada bagian ini, si aku tidak sepenuhnya mengisahkan dirinya. Si aku lebih banyak menceritakan tokoh lain dengan segala hal yang berkaitan dengan tokoh tersebut. Dengan kata lain, si aku pada sudut pandang ini hanyalah sebagai narator bagi tokoh di sekelilingnya. Cermati contoh berikut!

Si Jhony Chan itu juga semakin menyebalkan. Dia beberapa kali terang-terangan mengajakku jalan bareng. Belum lagi komplotan wajah-wajah Melayu lain yang sok dewasa. Termasuk Adi temanku asal Jakarta (penerima ASEAN ssholarship juga) mulai pendekatan.

(Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin, Tere Liye)

3. Sudut pandang orang pertama jamak

Ciri dari sudut pandang ini adalah pihak yang menjadi narator bukanlah aku melainkan kami. Si kami mengisahkan apa yang aku dan kawan-kawannya atau tokoh lain di sekitarnya lakukan dan alami. Perhatikan contoh berikut ini!

Lucu sekali melihat penampilan kami malam itu. Pakaian yang robek dan kumuh, rambut dekil dan kotor, badan hitam yang bau, memakai sepatu mahal dan kaus kaki putih.

(Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin, Tere Liye)

**4. Sudut pandang orang ketiga serbatahu

Pada jenis ini, narator dalam cerita adalah pengarang dengan menyebutkan nama tokoh dalam cerita secara langsung. Pengarang mendeskripsikan beberapa tokoh secara bebas dengan peristiwa yang mereka alami serta dengan menggambarkan keadaan lingkungan yang berada di sekitar para tokoh, contonya:

Malam itu, Noni dan Eko terpaksa menggantungkan nasib perut mereka pada Mas-Mas pengantar pizza. Wanda dan Keenan mengobrol soal dunia lukisan dengan asyiknya hingga tak menggubris desakan Noni dan Eko untuk makan malam di luar.

(Perahu Kertas, Dewi Lestari)

5. Sudut pandang orang ketiga terbatas

Pada jenis ini, pengarang mengisahkan tokoh lain secara terbatas; hanya satu atau dua tokoh dan tidak dapat leluasa menceritakan tokoh-tokoh lainnya, seperti:

Keenan memejamkan matanya sejak sepuluh menit pertama kereta api itu bertolak dari Stasiun Bandung. Ia terbangun oleh karena haus yang menggigit dan hening yang dirasakan terlalu lama dari seharusnya. Saat matanya membuka, kereta itu memang sedang berhenti di sebuah stasiun kecil. Dan Kugy tidak ada di sebelahnya.

(Perahu Kertas, Dewi Lestari)

6. Sudut pandang orang ketiga jamak

Pada bagian ini, pengarang sebagai narator menceritakan tokoh dengan menggunakan kata ganti mereka. Berikut ini adalah contohnya.

Angkutan kota Colt L-300 yang sudah tua dan kepayahan nanjak itu hanya mengantarkan mereka bertiga sampai di mulut sebuah jalan setapak. Matahari pagi terasa hangat menyentuh kulit muka setelah sekian lama mereka terperangkap dalam mobil.

(Perahu Kertas, Dewi Lestari)

Dari jenis sudut pandang tersebut, terdapat kelebihan dan kelemahan pada setiap sudut pandang. Berikut ini adalah kelebihan dan kelemahan ketika menggunakan sudut pandang di atas.

1. Sudut pandang orang pertama

a. Kelebihan

  • Bebas menggunakan jenis dan gaya bahasa karena narator adalah aku yang secara tidak langsung tidak terikat kebakuan bahasa.
  • Sudut pandang aku biasanya memiliki peran sebagai tokoh protagonis.
  • Gaya tulisan lebih ringan; tidak terlalu formal.

b. Kekurangan

Karena narator adalah aku, setiap konflik yang berhubungan dengannya akan mudah ditebak, yaitu pasti akan selamat, sebab tidak mungkin aku menceritakan dirinya mati dalam sebuah konflik atau peristiwa.

2. Sudut pandang orang ketiga

a. Kelebihan

  • Sangat disarankan bagi penulis pemula menggunakan sudut pandang ini agar narasi tidak mudah ditebak sehingga pembaca akan merasa penasaran.
  • Narator bisa memiliki peran sebagai protagonis, antagonis, atau tritagonis.

b. Kekurangan

Dengan menggunakan narator berupa nama tokoh, gaya bahasa dan gaya penulisan seolah memiliki tekanan ke arah kebakuan dan keformalan.

Poin Penting

1. Sudut pandang atau point of view adalah cara pengarang menempatkan posisinya dalam novel dengan menggunakan teknik tertentu untuk menyampaikan cerita.
2. Sudut pandang memiliki beberapa jenis sebagai berikut.

  • Sudut pandang orang pertama pelaku utama.
  • Sudut pandang orang pertama pelaku sampingan.
  • Sudut pandang orang pertama jamak.
  • Sudut pandang orang ketiga serbatahu.
  • Sudut pandang orang ketiga terbatas.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *