Seleksi Alam dan Kepunahan – Pada topik sebelumnya, kalian telah mempelajari tentang macam-macam adaptasi, yaitu adaptasi morfologi, fisiologi, dan tingkah laku. Pada topik kali ini, kalian akan mempelajari tentang seleksi alam. Apakah seleksi alam itu? Bagaimana terjadinya seleksi alam? Faktor apa saja yang mempengaruhi terjadinya seleksi alam? Sebelum kalian jadi bingung, mari perhatikan dulu sebuah analogi berikut.
- Seleksi Alam dan Kepunahan
Seleksi Alam
Apakah kalian pernah mengirim surat atau dokumen lewat pos? Jika pernah, kalian pasti sudah tahu tentang aturan penulisan alamat pengirim dan alamat tujuan surat atau dokumen tersebut. Dalam mengirim surat atau dokumen terdapat beberapa aturan, salah satunya dalam menulis alamat pengirim, alamat yang dituju, dan orang yang bertugas memeriksa apakah surat telah sesuai adalah petugas kantor pos. Petugas kantor pos akan memeriksa dan memilah-milah surat yang layak untuk dikirim. Jika tidak sesuai aturan, maka surat tersebut tidak akan dikirim dan dikembalikan.
Proses pemilahan tidak hanya dilakukan oleh petugas pos, tetapi juga terjadi pada proses alamiah di alam. Proses pemilihan di alam tersebut lebih dikenal sebagai proses seleksi alam. Untuk memahami proses seleksi di alam, mari perhatikan penjelasannya sebagai berikut.
Seleksi alam merupakan proses pemilihan makhluk hidup berdasarkan ketahanannya dalam menghadapi perubahan lingkungan. Kelompok makhluk hidup dapat menyesuaikan dirinya terhadap perubahan alam akan bertahan hidup dan mampu melanjutkan keturunannya. Sebaliknya jika tidak dapat bertahan maka akan mati.
Terdapat beberapa faktor di alam yang akan mempengaruhi proses terjadinya seleksi alam, diantaranya yaitu perbedaan suhu lingkungan, tersedianya makanan, dan konsumsi cahaya matahari oleh tumbuhan. Suhu lingkungan yang berbeda akan mempengaruhi ketahanan hidup suatu makhluk hidup. Hewan yang biasa hidup di daerah panas memiliki bulu yang tipis, tidak akan dapat bertahan hidup jika suhu lingkungannya menjadi dingin. Makanan dibutuhkan oleh semua makhluk hidup sehingga dalam memperoleh makanan, makhluk hidup akan saling bersaing. Makhluk hidup yang mampu bersaing akan memperoleh makanan sehingga mampu bertahan hidup.
Cahaya matahari berhubungan dengan pembentukan makanan oleh tumbuhan tingkat tinggi. Jika konsumsi cahaya matahari tidak cukup maka pembentukan makanan juga akan terhambat, ketersediaan makanan di alam pun akan berkurang. Akibatnya akan terjadi persaingan yang lebih ketat antarhewan. Hewan yang kehilangan makanannya akan mati dan akan mempengaruhi kelangsungan hidup predator alami dari hewan tersebut. Selain persaingan mendapatkan makanan, persaingan mendapatkan pasangan juga memiliki pengaruh pada seleksi alam. Hewan yang kalah bersaing tidak akan mampu meneruskan keturunannya.
Dalam proses seleksi alam, makhluk hidup yang memiliki keturunan dengan variasi sifat yang mampu menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan akan mampu bertahan hidup. Sifat yang menguntungkan tersebut akan diturunkan kepada anak keturunannya sehingga jenisnya tetap hidup.
Salah satu hewan yang mengalami seleksi alam adalah ngengat biston betularia putih dan hitam di Inggris. Sebelum udara Inggris terpolusi oleh asap industri, jumlah ngengat putih lebih banyak daripada hitam. Namun setelah asap industri mengotori udara, jumlah ngengat betularia putih menurun karena tidak dapat beradaptasi dengan keadaan lingkungan yang baru. Sebaliknya ngengat betularia hitam mampu menyesuaikan diri.
Seleksi alam bisa juga terjadi akibat keadaan alam yang mengalami perubahan drastis karena bencana, baik secara alami maupun karena ulah manusia. Bencana seperti banjir, tanah longsor, maupun gunung meletus mampu merubah ekosistem atau lingkungan mahkluk hidup. Hewan yang mampu menyesuaikan diri dengan keadaan tersebut akan tetap hidup dan bertahan.
Kepunahan
Sebelumnya topik tentang seleksi alam telah kalian pelajari, selanjutnya kalian akan mempelajari topik tentang Kepunahan. Apakah yang dimaksud dengan kepunahan? Apa saja yang mempengaruhi proses kepunahan makhluk hidup? Sebelumnya coba perhatikan sebuah analogi berikut.

Apakah kalian tahu tentang disket? Disket adalah media penyimpan data komputer berbentuk persegi yang digunakan sebelum adanya flashdisk. Apakah kalian pernah menggunakan disket? Jika belum, kalian pasti heran benda berbentuk persegi tipis apa mampu menyimpan data yang besar seperti flashdisk? Jawabannya tidak, karena kapasitas penyimpanan disket jauh lebih sedikit daripada kapasitas penyimpanan flashdisk. Hal tersebut mengakibatkan berkurangnya penggunaan disket untuk menyimpan suatu data dari komputer. Selain itu, penggunaan flashdisk lebih praktis, tahan lama, canggih dan lebih modern.
Dengan adanya flashdisk yang lebih banyak keunggulannya daripada disket mengakibatkan semakin lama disket jarang atau bahkan tidak digunakan lagi sehingga produksinya juga dihentikan. Berhentinya produksi disket mengakibatkan disket jarang atau bahkan tidak kita jumpai lagi sekarang ini. Hilangnya disket di pasaran disebut juga dengan kepunahan atau kelangkaan disket. Sama seperti disket, makhluk hidup juga dapat mengalami kepunahan atau kelangkaan. Untuk lebih jelasnya, mari perhatikan ulasannya sebagai berikut.
Hilangnya keberadaan salah satu atau lebih jenis dari kelompok keanekaragaman makhluk hidup di alam disebut juga dengan kepunahan. Kepunahan ditandai dengan matinya individu terakhir dari suatu jenis makhluk hidup. Di alam, semua makhluk hidup memiliki peran sebagai pemangsa dan dimangsa. Jika salah satu jenis yang dimangsa punah maka akan mempengaruhi keberadaan jenis makhluk hidup lain khususnya yang memangsa (predator).
Kepunahan makhluk hidup dapat disebabkan oleh beberapa hal. Salah satunya perubahan lingkungan, baik secara alami karena bencana alam atau buatan karena manusia. Peristiwa ini akan mengakibatkan tumbuhan yang tidak bisa bertahan akan mati dan hewan akan berpindah ke lingkungan yang lain atau bahkan ikut mati. Keberadaan populasi lain yang lebih kuat pada lingkungan yang didatangi akan mendesak keberadaan populasi yang telah ada dan akan mempengaruhi persaingan baik dalam memperoleh makanan, perkawinan, maupun tempat tinggal. Akibatnya anggota populasi yang lemah dan tidak bisa bertahan akan mati.
Selain itu, pertambahan penduduk merupakan ancaman lain bagi masalah lingkungan hidup. Dengan pertambahan penduduk, akan meningkat pula penggunaan sumber daya alam sehingga akan mengganggu keseimbangan alam. Penyebab lain yang berpengaruh adalah adanya perburun liar tidak terkendali, baik pada hewan maupun tumbuhan yang mengurangi jumlah jenis secara drastis.
Kepunahan juga tidak lepas dari pengaruh perkembangan teknologi dan pengetahuan. Dengan ditemukannya teknologi, banyak bermunculan teknik-teknik baru dalam penggunaan sumber daya alam. Sementara itu, dengan adanya perkembangan pengetahuan banyak bermunculan obat-obat kimia seperti pupuk dan pestisida. Hal tersebut jika tidak diawasi penggunaannya, semakin memudahkan manusia dalam mengeksploitasi sumber keanekaragaman secara tidak terkendali.
Jika semua penyebab tersebut berlangsung secara terus menerus tanpa pembenahan, kemungkinan terjadi kepunahan akan semakin besar. Jika tumbuhan dan hewan mengalami kepunahan, hal tersebut akan mempengaruhi keberadaan umat manusia. Bahkan jika manusia tidak bertahan maka manusia akan ikut punah. Agar hal tersebut tidak terjadi, manusia harus menjaga keberadaan sumber keanekaragaman makhluk hidup di alam.
Terdapat beberapa cara dalam menjaga keanekaragaman hayati. Salah satunya yaitu menjaga lingkungan hutan yang merupakan habitat bagi keanekaragaman makhluk hidup. Adanya hutan lindung akan menjaga keaslian lingkungan hutan sehingga tetap memiliki jenis tumbuhan yang beragam, khususnya di daerah gunung akan menjadikan daerah tersebut menjadi resapan air. Upaya lain dalam menjaga lingkungan dapat dilakukan dengan cara mencegah penebangan liar, menanam kembali tumbuhan yang mati atau ditebang, menghindari penebangan pohon yang masih muda, serta mengurangi penggunaan lahan hutan untuk pemukiman, pertanian, dan perkebunan.
Cara lain dalam menjaga keanekaragaman hayati dapat dilakukan dengan mendirikan cagar alam untuk melindungi tumbuhan, hewan, dan ekosistem alami yang berada di habitat tersebut. Selain itu, mendirikan suaka margasatwa yang khusus untuk melindungi hewan-hewan langka. Ada juga taman nasional yang digunakan untuk menjaga hewan, tumbuhan, dan ekosistem tetap pada keasliannya. Untuk mengurangi pemanfaatan keanekaragaman oleh manusia berupa kulit hewan untuk pakaian atau barang lain diusahakan menggantinya dengan bahan olahan yang sintetis. Upaya yang tidak kalah penting adalah menumbuhkan kesadaran manusia dalam pentingnya menjaga keberadaan sumber keanekaragaman di alam untuk kelangsungan hidup tumbuhan, hewan, dan manusia sehingga terhindar dari kepunahan.