Teknik dan Rumus Membaca Cepat – Seberapa sering kalian membaca? Berapa lama waktu yang kalian butuhkan dalam memahami suatu bacaan? Pertanyaan-pertanyaan itu kerap muncul saat kita berbicara tentang proses membaca. Tradisi membaca yang semakin memudar di kalangan remaja membuat kemampuan memahami bacaan juga ikut berkurang. Padahal, membaca adalah aktivitas yang sangat penting dalam mengembangkan segala yang kita miliki, baik kognitif, kreativitas, maupun karakter. Singkat kata, kita butuh membaca.

Membaca merupakan suatu aktivitas kompleks yang melibatkan tidak hanya proses berpikir, tetapi juga meliputi penggunaan imajinasi dan kreativitas. Setiap bacaan adalah hasil olah pikir seseorang. Ia merupakan bentuk realisasi penggambaran pemikiran. Itulah sebabnya kita membutuhkan daya imajinasi dalam memahaminya.
Kadang kala, suatu kondisi memaksa kita untuk dapat membaca cepat dan memahami isinya dalam waktu yang sangat singkat. Jika jarang berlatih, kita tidak hanya sulit memahami isi, tetapi juga akan mudah lelah, bosan, dan sulit berkonsentrasi.
Berikut adalah hal-hal yang seharusnya tidak kita lakukan saat membaca.
1. Vokalisasi
Membaca dengan bersuara dapat memperlambat pembacaan karena kalian harus mengucapkan kata demi kata dengan kata lengkap.
2. Gerak bibir
Sebagian orang membaca dengan menggerakkan bibir seakan bergumam. Sekalipun tidak bersuara, hal ini pun dapat memperlambat membaca.
3. Gerak kepala
Kita pun kadang terbiasa menggerakkan kepala dari margin kiri ke kanan. Hal ini tentu akan memperlambat pembacaan karena gerakan mata lebih cepat dari gerakan kepala.
4. Menunjuk dengan jari
Ini adalah hal yang tidak perlu kita lakukan karena cukup dengan mata, kita mampu membedakan setiap baris bacaan.
5. Regresi
Regresi atau mengulang kembali adalah hambatan serius dalam membaca. Regresi dapat mengacaukan susunan kata yang berakibat pada kacaunya susunan makna. Ini terjadi karena kita kurang berkonsentrasi.
6. Subvokalisasi
Melafalkan bacaan di dalam hati dapat menghambat pikiran kita dalam memahami bacaan karena kalian akan lebih memerhatikan bagaimana pelafalan yang benar daripada berusaha memahami ide bacaan.
Dari poin-poin di atas sebenarnya dapat kita simpulkan satu pemahaman. Ingatlah dan pastikan bahwa pikiran kita dapat memproses lebih cepat dibandingkan mulut, kepala, atau jari tangan. Percayalah pada pikiran kalian saat membaca.
Bagaimana Mengetahui Kecepatan Membaca?
Satu hal penting yang perlu kita ketahui adalah bahwa seseorang dikatakan mampu membaca cepat jika dalam per menitnya mampu membaca tiga ratus kata dengan pemahaman bacaan minimal 75 %
Bagaimana Rumus Membaca Cepat?
Ini adalah rumus dasar yang bisa kita gunakan untuk menghitung kecepatan membaca.

Rumus persentase pemahaman

Pada halaman selanjutnya, kalian akan berlatih membaca cepat. Bacalah teks pada halaman setelah ini lalu hitung kecepatan membacamu dan tes pemahamanmu dengan cara menjawab pertanyaan-pertanyaannya tanpa melihat kembali pada teks. Selamat berlatih!
Antara Preskriptivisme dan Gaya Bahasa Masyarakat
Bukan maksud untuk bersikap preskriptif (benar salah) terhadap ilmu bahasa. Saya sejalan dengan yang dikatakan oleh Kridalaksana (1982: 83) bahwa benar salahnya bahasa bukanlah soal yang mahapenting dan bahkan dapat menggiring kita dalam suatu pemikiran yang berbahaya. Hanya saja, dengan melihat betapa carut-marutnya pemahaman kita terhadap bahasa Indonsia, ini mengajak kita untuk lebih berpikir kritis tentang baik benarnya penggunaan bahasa Indonesia, terlebih ketika berhadapan dengan ragam tulis.
Kita tetap perlu memiliki standardisasi pemakaian bahasa, dalam hal ini dalam pemakaian ragam formal, sebab sudah kadung adanya bahwa masyarakat kita hanya memahami ragam nonformal tanpa mengetahui ragam formalnya. Memang, bukanlah sebuah kesalahan ketika kita menggunakan ragam kata nonbaku semisal senen, bale warga, ekstrim atau secara lebih luas dalam bentuk struktur kalimat saya sudah kemukakan masalah itu dan saya menceritakan kepada gadis itu tentang kisah menyeramkan. Akan tetapi, apakah masyarakat Indonesia memahami sepenuhnya bahwa hal-hal tersebut salah?
Kata senen, misalnya, mungkin setiap orang paham bahwa kata yg baku adalah Senin. Namun, bagaimana dengan ekstrim, konkrit, atau komplit? Berdasarkan keputusan Kongres Bahasa Indonesia tahun 1954 di Medan, semua istilah internasional dalam lapangan ilmiah dan kebudayaan diterima dengan ketentuan diselaraskan dengan lisan Indonesia. Huruf-huruf vokal dalam istilah ilmiah bahasa aslinya, jika dimiliki juga oleh bahasa Indonesia, tidak akan diambil alih dan tetap sesuai dengan bentuk aslinya. Oleh karena itu, kata-kata athlete, system, dan practice akan tetap mempertahankan unsur vokalnya, yaitu atlet, sistem, dan praktik, sementara silabe /th/ menjadi /t/, fonem /y/ menjadi /i/, dan fonem /c/ menjadi /k/ atau /s/. Dengan demikian, kata-kata yang baku seharusnya ekstrem, konkret, dan komplet.
Oleh: Muhammad Irfan Sulistya
Waktu selesai: pukul __menitdetik___
Lama membaca: __menitdetik
Totaldetik jadikan menit _menit
Panjang bacaan: ___kata
Jawablah pertanyaan berikut untuk melatih pemahamanmu!
1. Apa judul teks tersebut?
2. Siapa pengarangnya?
3. Apa yang disebut dengan preskriptif?
4. Mengapa kita harus berpikir kritis terhadap penggunaan bahasa?
5. Mengapa kita perlu mengetahui standardisasi pemakaian bahasa?
6. Pada tahun berapa Kongres Bahasa Indonesia di Medan diadakan?
7. Kata baku dari athlete adalah?
8. Bagaimana perubahan fonem /c/ bahasa Inggris jika diserap ke dalam bahasa Indonesia?
9. Kata baku dari concrete adalah?
10. Siapa yang mengatakan bahwa benar salahnya bahasa bukan soal yang mahapenting?
Poin penting
1. Biasakan membaca!
2. Latih diri kalian terus-menerus!