Proses Reproduksi Pada Manusia dan Siklus Menstruasi – Setelah mengenal organ-organ reproduksi yang dimiliki oleh pria dan wanita, selanjutnya kita akan membahas tentang bagaimana proses reproduksi pada manusia terjadi. Kalian pasti pernah melihat seorang ibu sedang hamil. Perutnya membesar dan setelah sembilan bulan lahirlah seorang bayi. Nah sebenarnya darimana asal bayi itu? Mengapa di dalam perut ibu bisa ada kehidupan baru?

Proses Reproduksi Pada Manusia
Kehamilan diawali dengan pembuahan ovum oleh sperma. Namun sebelum membahas kehamilan dan darimana asal bayi, kita awali dulu dengan mempelajari bagaimana ovum dan sperma itu sendiri dihasilkan. Pembentukan sel-sel kelamin (gamet) disebut dengan gametogenesis. Proses pembentukan sperma (gamet jantan) disebut spermatogenesis dan proses pembentukan ovum (gamet betina) disebut oogenesis. Pria mulai memproduksi sperma saat pubertas. Wanita juga baru siap untuk hamil ditandai dengan terjadinya menstruasi saat pubertas.
A. Spermatogenesis
Spermatogenis terjadi di tubulus seminiferus di dalam testis. Dalam tubulus seminiferus terdapat sel sperma, yang disebut spermatogonium. Spermatogonium kemudian membelah secara mitosis. Spermatogonium ini kemudian membesar membentuk spermatosit primer. Spermatosit primer selanjutnya membelah secara meiosis I dan menghasilkan dua spermatosit sekunder. Kemudian setiap spermatosit sekunder akan membelah lagi secara meiosis II untuk menghasilkan dua spermatid. Sel-sel spermatid akan berdiferensiasi menjadi spermatozoa atau sperma. Sperma bersama hasil sekresi kelenjar kelamin akan membentuk suatu komponen yang disebut semen (air mani). Semen inilah yang dikeluarkan melalui uretra yang terdapat di dalam penis.
B. Oogenesis
Oogenesis terjadi di ovarium. Peristiwa ini diawali dengan pembelahan mitosis lapisan luar ovarium untuk membentuk oogonium. Setiap oogonium dilapisi oleh sel folikel. Struktur ini disebut folikel primer. Oogonium berkembang menjadi oosit primer, kemudian membelah secara meiosis I menghasilkan satu oosit sekunder dan badan kutub primer. Oosit sekunder kemudian membelah secara meiosis II, namun berhenti pada tahap metafase II. Untuk membuat oosit sekunder menjadi ootid perlu dirangsang oleh keberadaan sperma. Jika tidak ada sperma maka oosit ini tidak ada yang membuahi, sehingga akan ikut luruh bersama dinding rahim saat menstruasi. Ketika terjadi pembuahan, oosit sekunder melanjutkan pembelahan meiosis II nya menjadi ootid dan badan kutub sekunder. Ootid ini kemudian berkembang menjadi ovum.
C. Fertilisasi
Fertilisasi adalah pembuahan sel telur oleh sperma. Dari berjuta-juta sperma yang masuk ke vagina saat kopulasi, satu sel telur hanya bisa dibuahi oleh satu sperma. Fertilisasi terjadi di dalam organ reproduksi wanita yaitu di tuba fallopi (oviduk). Jika proses pembuahan berhasil maka akan terbentuk zigot. Zigot kemudian bergerak menuju rahim.
D. Kehamilan
Bersamaan dengan terjadinya pematangan ovum, sel-sel dinding rahim tumbuh menebal dan banyak pembuluh darah sehingga pada saat zigot datang dan menempel di dinding rahim, tidak akan terjadi gangguan. Zigot kemudian membelah menjadi dua sel, empat sel, delapan sel, dan seterusnya sehingga terbentuk embrio atau janin. Setelah implantasi embrio terjadilah kehamilan.
Ketika embrio menempel (implantasi) ke rahim, akan terbentuk plasenta dan tiga sistem membran yaitu sebagai berikut.
1. Amnion merupakan selaput yang membatasi ruangan dimana terdapat embrio. Dinding amnion menghasilkan cairan amnion (air ketuban). Cairan ini berguna untuk menjaga agar embrio tetap basah dan melindungi embrio dari goncangan dan benturan.
2. Korion merupakan selaput yang terdapat di sebelah luar amnion. Korion dan alantois membentuk jonjot pembuluh darah yang berhubungan dengan peredaran darah induknya melalui plasenta.
3. Alantois merupakan membran yang menghubungkan embrio dengan ibu. Membran inilah yang kemudian akan membentuk tali pusar. Alantois berfungsi untuk respirasi, saluran makanan, dan ekskresi.
E. Perkembangan Embrio
1. Usia 4 minggu, sudah tampak pertumbuhan mata dan telinga.
2. Usia 8 minggu, sudah terbentuk janin yang mirip dengan bayi. Mulai tampak tangan, jari tangan, hidung, dan kaki.
3. Usia 10 minggu, panjang janin lebih kurang 6 cm dan sudah terlihat seperti bayi. Ukuran kepalanya lebih besar dari pada ukuran badan.
4. Usia 16 minggu, panjang janin telah mencapai 40 cm dan memilliki organ yang sudah lengkap.
5. Usia 40 minggu, janin sudah siap untuk dilahirkan.
Siklus Menstruasi
Setiap bulan, wanita pasti akan melewati masa puber mengalami masa menstruasi selama beberapa hari. Peristiwa menstruasi itu memiliki siklus yang akan selalu terjadi pada setiap wanita. Seperti apakah siklus tersebut? Mari kita pelajari.
Menstruasi
Menstruasi dikenal juga dengan istilah haid. Menstruasi adalah peristiwa lepasnya lapisan dinding rahim wanita atau yang biasa disebut endometrium. Endometrium tersebut mengandung banyak pembuluh darah karena dipersiapkan sebagai tempat menempelnya embrio. Apabila tidak ada embrio yang menempel pada endometrium, maka akan terjadi pelepasan endometrium dan menyebabkan pendarahan. Pendarahan tersebut disertai dengan keluarnya sel telur yang mati karena tidak terjadi pembuahan oleh sel sperma.
Apakah pendarahan karena menstruasi itu berbahaya bagi wanita? Tidak, pendarahan itu sama sekali tidak berbahaya. Malahan pendarahan itu adalah suatu indikator bahwa wanita itu sehat dan baik-baik saja karena pendarahan yang disebabkan oleh menstruasi itu adalah persiapan yang dilakukan oleh tubuh wanita untuk menghadapi kehamilan. Artinya, wanita yang sudah mengalami menstruasi sudah bisa hamil apabila ovum bertemu dengan sperma.
Lama Waktu Terjadinya Mensturasi
Menstruasi yang dialami wanita pada umumnya berlangsung selama 3-8 hari. Lama waktu menstruasi ini bervariasi pada setiap wanita. Peristiwa menstruasi terjadi secara berulang setiap bulan. Jarak waktu antara menstruasi yang satu dengan menstruasi berikutnya disebut satu siklus menstruasi. Panjang siklus menstruasi bervariasi pada tiap wanita. Namun, secara umum siklus menstruasi terjadi sekitar 28 hari. Hari pertama terjadinya menstruasi disebut sebagai hari pertama siklus menstruasi.
Nah, setelah kalian memahami apa itu mensturasi dan lama waktu terjadinya mensturasi, mari kita pahami fase-fase siklus mensturasi.
Fase Mensturasi
Fase menstruasi terjadi karena lepasnya endometrium yang dipersiapkan untuk tempat menempelnya embrio. Fase menstruasi terhitung sejak hari ke-1 terjadinya pendarahan. Jika tidak terjadi pembuahan ovum oleh sperma, maka kadar hormon esterogen dan progesteron di ovarium akan menurun. Turunnya kadar esterogen dan progesteron itu menyebabkan endometrium robek dan terlepas dari rahim, sehingga terjadi pendarahan. Fase menstruasi ini berlangsung sekitar 5-6 hari. Darah yang keluar selama menstruasi berkisar antara 50-150 mililiter.
Fase pra-ovulasi
Fase pra-ovulasi disebut juga dengan fase proliferasi (pembentukan kembali). Fase pra-ovulasi ini dimulai sejak berakhirnya menstruasi, yaitu hari ke-7 hingga hari ke-12. Pada fase ini, kelenjar hipofisis pada otak akan memproduksi FSH. FSH adalah singkatan dari folicle stimulating hormone. FSH akan merangsang folikel yang berada di ovarium untuk mengeluarkan hormon esterogen. Adanya hormon esterogen menyebabkan proliferasi (pembentukan kembali) dinding endometrium. Endometrium akan menebal dan memiliki banyak pembuluh darah sebagai persiapan untuk menempelnya embrio jika terjadi pembuahan ovum oleh sperma.
Fase ovulasi
Fase ovulasi adalah fase dimana ovum dikeluarkan dari ovarium dan siap untuk dibuahi jika ada sperma yang datang. Dengan meningkatnya kadar esterogen pada fase pra-ovulasi, maka produksi FSH menjadi terhambat. Karena produksi FSH terhambat, maka kelenjar hipofisis mengeluarkan LH. LH adalah singkatan dari luternizing hormon. Meningkatnya kadar LH menyebabkan pelepasan ovum dari folikel yang berada di ovarium. Peristiwa ini disebut ovulasi. Setelah melepas ovum, folikel berubah menjadi korpus luteum dan menghasilkan hormon progesteron. Hormon progesteron berfungsi untuk membantu esterogen untuk menebalkan endometrium.
Ovulasi terjadi pada hari ke 13-14. Pada fase ini, jika ovum bertemu dengan sperma, maka akan terjadi pembuahan yang menghasilkan embrio. Apabila embrio terbentuk, maka terjadi kehamilan. Fase ini disebut juga sebagai masa subur bagi wanita.
Fase pasca ovulasi
Fase pasca ovulasi terjadi jika ovum tidak dibuahi oleh sperma. Fase ini terjadi pada hari ke-15 hingga hari ke-28. Jika tidak terjadi pembuahan, korpus luteum akan berubah menjadi korpus albikans yang hanya sedikit mengeluarkan hormon. Akibatnya, kadar hormon progesteron dan esterogen menjadi rendah. Rendahnya kadar hormon progesteron dan esterogen akan menyebabkan lepasnya endometrium dan terjadi menstruasi kembali.
Coba Pahami
Apakah menstruasi akan terjadi seumur hidup pada wanita? Jawabannya tidak karena menstruasi tidak terjadi pada wanita hamil. Siklus menstruasi akan terhenti pada saat ovum dibuahi oleh sperma dan terbentuk embrio. Endometrium akan menjadi tempat menempel bagi embrio untuk menjaga kelangsungan hidup embrio selama masa kehamilan hingga melahirkan. Kemudian, wanita akan kembali mengalami menstruasi setelah melahirkan.
Selain wanita hamil, menstruasi juga akan terhenti secara otomatis pada wanita yang berusia lanjut. Hal ini disebabkan karena ovum telah habis, sehingga endometrium tidak perlu membuat persiapan untuk penempelan embrio. Masa dimana wanita tidak lagi mengalami menstruasi disebut dengan masa menopause. Pada umumnya, menopause terjadi pada wanita berusia 50 tahun ke atas.
Nah, bagaimana? Semakin menarik bukan? Agar kalian lebih memahami lagi, yuk jawab soal-soal berikut.