Pola Gillir dan Persandingan dalam Teks Negoisasi

Pola Gillir dan Persandingan dalam Teks Negoisasi – Anak-anak tentunya kalian masih ingat dengan teks negosiasi kan? Ya tepat sekali, teks yang berisi kesepakatan antara dua belah pihak untuk menyelesaikan perbedaan dalam sebuah dialog atau percakapan sehari-hari dinamakan teks negosiasi. Kali ini kita akan mempelajari bentuk komunikasi pada teks negosiasi agar tercapai kesepakatan antarpembicara dan pendengar.

Pola Gillir dan Persandingan dalam Teks Negoisasi
Pola Gillir dan Persandingan dalam Teks Negoisasi

Mari kita amati terlebih dahulu teks negosiasi di bawah ini dengan cermat!
contoh 1:
Percakapan pembeli dan penjual makanan di sebuah pusat perbelanjaan

Bila kita amati percakapan pada teks negosiasi dibangun dengan memakai pola gilir.
Pola gilir merupakan bentuk komunikasi dua arah antara pembicara dan pendengar.

Tujuan pola gilir ialah :
• Terjadinya proses komunikasi dua arah antara pembicara/ komunikan dan pendengar/ komunikator secara seimbang dan lancar.
• Menumbuhkan sikap saling menghargai dengan memilih pilihan kata yang tepat agar tidak menyinggung satu sama lain.
• Menumbuhkan kepekaan rasa kapan menjadi pembicara dan pendengar yang baik agar tidak mendominasi pembicaraan dengan bahasa yang sopan.

Bayangkan bila komunikasinya seperti di bawah ini!
Penjual : JASUKE… JASUKE… JASUKE
Pembeli : Wah kayaknya enak tuh. Berapa harganya Mbak?
Penjual : Rp10.000,00
Pembeli : Wah… kok mahal?
Penjual : Emangnya Mbak gak tahu harga semua bahan pada naik. Kalau gak mau ya sudah gak usah beli lagian masih banyak kok yang mau.

 &nbsp    Pastinya komunikasi seperti itu sangat tidak enak dan bisa menimbulkan rasa marah karena tersinggung. Oleh sebab itu, dalam teks negosiasi pola gilir sangat diperlukan dalam proses komunikasi.

contoh 2:
Perhatikan percakapan di bawah ini!
(1) Salim : Hai !!!
(2) Ajeng : Hai !!!
(3) Salim : Sudah lama datangnya?
(4) Ajeng : Enggak kok baru lima menit yang lalu
(5) Salim : Baiklah mari kita mulai segera ke lokasi lomba!
(6) Ajeng : Mari…

 &nbsp    Jika kita amati cuplikan percakapan di atas, teks negosiasi juga memiliki model percakapan persandingan. Model percakapan persandingan yang nampak pada contoh di atas adalah model sapa-menyapa (no 1 dan 2) dan panggilan-jawaban (no 3 sampai 6)

 &nbsp    Model Persandingan ialah model umpan balik pembicaraan antara pembicara dan pendengar. Model ini memiliki 8 jenis:
1. Sapa – menyapa

Contoh :
A : Selamat siang!
B : Selamat siang
2. Panggilan – jawaban
Contoh :
A : Lusi
B : Hai, apa kabar?
3. Keluhan –bantahan
Contoh :
A : Kamu selalu datang terlambat
B : Tidak, saya baru sekali ini terlambat.
4. Keluhan – permintaan
Contoh :
A : Kamu selalu membuat ulah
B : Maaf, saya tidak akan mengulanginya
5. Permintaan – mempersilakan
Contoh :
A : Boleh saya buka bukunya?
B : Silakan!!
6. Permintaan – informasi
Contoh :
A : Rumahmu dimana?
B : di Jalan Ahmad Yani
7. Penawaran – penerimaan
Contoh :
A : Mau saya ambilkan tehnya?
B : Wah senang sekali, terima kasih
8. Penawaran – penolakan
Contoh :
A : Mau saya buatkan mie?
B : Terima kasih, saya ,masih kenyang

Poin Penting

1. Teks negosiasi ialah teks yang berisi kesepakatan antara dua belah pihak untuk menyelesaikan perbedaan dalam sebuah dialog atau percakapan sehari-hari.
2. Pola pada teks negosiasi dinamakan pola gilir yaitu pola yang dipakai agar pembicaraan berjalan dua arah.
3. Tujuan pemakaian pola gilir ialah untuk saling menghargai, tidak menjadi pembicara dominan, dan memilih pilihan kata yang tepat agar tidak menimbulkan gesekan.
4. Model percakapan pada teks negosiasi dinamakan persandingan. Model ini memiliki 8 macam yaitu sapa–menyapa, panggilan–jawaban, keluhan–bantahan, keluhan–permintaan, permintaan–mempersilakan, permintaan – informasi, penawaran – penerimaan, dan penawaran – penolakan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *