Pokok-Pokok Berita dan Penyuntingan Berita – Pada topik sebelumnya, kalian telah mempelajari tentang menemukan pokok-pokok berita. Kalian juga sudah belajar mewawancarai narasumber. Pokok-pokok berita dilaporkan oleh wartawan berdasarkan peliputan di tempat kejadian dan wawancara langsung dengan narasumber. Peliputan berita di tempat kejadian dan wawancara narasumber tersebut harus mengandung jawaban atas pertanyaan yang diajukan wartawan.

Pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan wartawan itu, antara lain:
1. Apa yang diberitakan/terjadi?
2. Siapa saja yang diberitakan dalam kejadian?
3. Di mana peristiwa atau kejadian itu terjadi?
4. Kapan peristiwa atau kejadian terjadi?
5. Kenapa peristiwa terjadi?
6. Bagaimana peritiwa terjadi?
Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan di atas adalah pokok-pokok berita. Apabila salah satunya tidak ada, berarti berita yang disampaikan/dibuat oleh wartawan tersebut tidak layak (tidak lengkap). Kali ini, kita akan belajar merangkai pokok-pokok berita menjadi sebuah berita.
Menemukan Pokok-Pokok Berita
Berita disusun berdasarkan pokok-pokok berita yang telah ditemukan. Kalian pasti pernah mendengar atau melihat berita dari berbagai media (elektronik, cetak, dan internet). Langkah-langkah untuk menemukan pokok-pokok berita, yaitu: (1) menyimak berita dengan sungguh-sungguh; (2) memperhatikan dan menerapkan pertanyaan pada berita berdasarkan kata tanya: apa, siapa, di mana, kapan, kenapa, dan bagaimana.
Merangkai Pokok-Pokok Berita Menjadi Berita
Berita yang lengkap dan layak adalah berita yang mengandung pokok-pokok berita. Pokok-pokok berita disusun secara kronologis. Artinya, penyusunan berita harus disusun dari awal sampai akhir, berdasarkan urutan jawaban dari pertanyaan yang sudah kita ajukan.
Perhatikan Contoh
Berikut contoh penyusunan pokok-pokok berita. Perhatikanlah baik-baik!
- Apa yang terjadi di PT Angin Ribut?
Ada peristiwa keracunan makanan. - Siapa yang keracunan makanan dalam kejadian itu?
Para karyawan PT Angin Ribut. Ada 350 orang karyawan yang dirawat karena keracunan makanan. Empat orang tewas. - Di mana peristiwa keracunan makanan itu terjadi?
Di Garut. Di lingkungan pabrik dodol. Di Jalan Proklamasi No. 97. - Kapan peristiwa keracunan makanan itu terjadi?
Saat para karyawan makan siang pada hari Rabu (12/03/2014). - Kenapa peristiwa keracunan itu terjadi?
Para karyawan biasanya makan siang nasi bungkus yang diberikan oleh perusahaan. Mereka tidak tahu kalau nasi bungkus yang dimakannya itu beracun. - Bagaimana peristiwa keracunan itu terjadi?
Saat itu karyawan sedang santap siang di perusahaan pada jam istirahat. Selang 2 jam setelah makan siang, perut mereka menjadi sakit. Mereka mual-mual dan muntah-muntah lalu pingsan. Kemudian, pihak perusahaan membawa para karyawan ke rumah sakit terdekat.
Jawaban-jawaban atas pertanyaan-pertanyaan di atas disebut sebagai pokok-pokok berita. Kemudian, kita bisa mulai merangkai pokok-pokok berita tersebut menjadi isi sebuah berita. Pokok-pokok berita di atas dirangkai dan dikembangkan menjadi teks berita seperti berikut ini.
Ratusan Karyawan Keracunan Nasi Bungkus
GARUT – Karyawan PT Angin Ribut keracunan saat jam makan siang pada hari Rabu (12/3/2014). Para karyawan merasakan mual-mual setelah santap siang nasi bungkus di lingkungan pabrik dodol, yang berlokasi di Jalan Proklamasi No. 97. Menurut salah seorang karyawan PT Angin Ribut tersebut, para karyawan biasa makan siang yang diberikan oleh perusahaan. Selang dua jam, semua karyawan merasakan hal yang sama. Sakit yang melilit di sekitar perut. Mereka muntah-muntah lalu pingsan di tempat kerja. Bahkan, ada beberapa karyawan yang kejang-kejang. Kesaksian tersebut diceritakan oleh Rizal Padilah (25), yang hingga sekarang masih dirawat di Rumah Sakit Kadungora, Garut.
Humas PT Angin Ribut menginformasikan, korban yang dirawat akibat keracunan nasi bungkus tersebut berjumlah 350 orang. Kemudian, pihak Rumah Sakit Kadungora mengabarkan ada empat orang karyawan yang tewas akibat keracunan tersebut.
Hingga saat ini, polisi masih menyelidiki kasus keracunan makanan itu. Apakah nasi bungkus itu mengandung racun atau tidak. (RT)
sumber: Garut News, 12 Maret 2014
Poin Penting
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merangkai pokok-pokok berita menjadi teks berita adalah:
• Menuliskan pokok-pokok berita (data dari sebuah peristiwa atau kejadian) dengan lengkap yang mengacu kepada 5W+1H.
• Dalam penulisan berita, setiap bagian harus tersusun dengan rapi berdasarkan kronologis peristiwa dan pokok-pokok berita.
• Penulisan berita harus singkat, padat, dan jelas, serta menggunakan ejaan yang benar.
Pada topik sebelumnya, kalian telah mempelajari merangkai pokok-pokok berita dan menuliskan pokok-pokok berita dengan ejaan yang benar. Kalian pasti pernah mendengar atau melihat berita dari berbagai media (elektronik, cetak, dan internet). Langkah-langkah untuk menemukan pokok-pokok berita, yaitu: (1) menyimak berita dengan sungguh-sungguh; (2) memperhatikan dan menerapkan pertanyaan pada berita berdasarkan kata tanya: apa, siapa, di mana, kapan, kenapa, dan bagaimana.
Pokok-pokok berita harus disusun secara kronologis. Kali ini, kalian akan mengetahui bagaimana menyunting berita.
Penulisan Berita
Berita ditulis oleh wartawan dengan memperhatikan bagian-bagian naskah berita. Bagian-bagian naskah berita tersebut harus mengandung judul berita dan teks berita.
Penyuntingan Berita
Penyuntingan berita adalah proses menyiapkan dan menilai naskah (teks) berita hingga layak untuk disampaikan kepada khalayak ramai. Bagian naskah berita terdiri atas: teks berita dan judul berita. Teks berita adalah isi tulisan berita tersebut, sedangkan judul berita adalah nama berita yang disampaikan. Tanpa judul berita, orang-orang tidak akan tahu kejadian apa yang tengah diberitakan. Orang yang bertugas menyunting berita disebut editor.
Teks berita harus mengandung pokok-pokok berita. Jika salah satu pokok berita tidak ada, berarti berita itu dikatakan tidak lengkap (tidak layak). Sebuah berita harus disampaikan dengan menggunakan bahasa yang sederhana, singkat, jelas, dan padat. Bahasa tersebut biasanya disebut dengan bahasa jurnalistik.
Menyunting Berita
Berikut ini merupakan hal-hal yang harus diperhatikan dalam penyuntingan sebuah naskah berita.
1. Lihat dan simak berita dengan baik-baik. Apakah berita itu layak untuk disampaikan atau tidak.
2. Gunakan ejaan yang benar.
3. Gunakan bahasa yang sederhana, singkat, jelas, dan padat.
4. Perhatikan waktu dan tanggal kejadian.
Perhatikan Contoh
Berikut ini adalah contoh naskah berita yang belum disunting.
karyawan PT. angin ribut keracunan saat jam makan siang pada hari Rabu. para karyawan merasakan mual mual setelah santap siang nasi bungkus di lingkungan pabrik dodol yang berlokasi di jalan proklamasi no 97. Menurut salah seorang karyawan pt. angin ribut tersebut, para karyawan biasa makan siang yang dikasih perusahaan selang 2 jam perut hampir semua karyawan merasa hal yang sama. Sakit yang melilit di sekitar perut lalu muntah-muntah. mereka lalu pinsan di tempat kerja. Bahkan ada beberapa karyawan yang kejang. Kesaksian tersebut diceritakan Rizal Padilah yang hingga sekarang masih dirawat di rumah sakit kadungora, garut.
Humas pt angin ribut menginformasikan korban yang dirawat akibat keracunan nasi bungkus tersebut berjumlah 350 orang. Kemudian, pihak rumah sakit kadungora mengabarkan ada 4 orang karyawan yang tewas akibat keracunan tersebut.
Hingga saat ini, Polisi masih menyelidiki kasus keracunan makanan itu. Apakah nasi bungkus itu mengandung racun atau tidak.
Berikut ini penyuntingan terhadap naskah berita di atas.
Ratusan Karyawan Keracunan Nasi Bungkus
GARUT – Karyawan PT Angin Ribut keracunan saat jam makan siang pada hari Rabu (12/3/2014). Para karyawan merasakan mual-mual setelah santap siang nasi bungkus di lingkungan pabrik dodol, yang berlokasi di Jalan Proklamasi No. 97. Menurut salah seorang karyawan PT Angin Ribut tersebut, para karyawan biasa makan siang yang diberikan oleh perusahaan. Selang dua jam, semua karyawan merasakan hal yang sama. Sakit yang melilit di sekitar perut. Mereka muntah-muntah lalu pingsan di tempat kerja. Bahkan, ada beberapa karyawan yang kejang-kejang. Kesaksian tersebut diceritakan oleh Rizal Padilah (25), yang hingga sekarang masih dirawat di Rumah Sakit Kadungora, Garut.
Humas PT Angin Ribut menginformasikan, korban yang dirawat akibat keracunan nasi bungkus tersebut berjumlah 350 orang. Kemudian, pihak Rumah Sakit Kadungora mengabarkan ada empat orang karyawan yang tewas akibat keracunan tersebut.
Hingga saat ini, polisi masih menyelidiki kasus keracunan makanan itu. Apakah nasi bungkus itu mengandung racun atau tidak. (RT)***
Poin Penting
• Perhatikanlah penggunaan tanda baca dan ejaan yang benar yang sudah kalian pelajari!
• Ejaan yang benar adalah ejaan yang sesuai dalam Ejaan yang Disempurnakan (EYD) bahasa Indonesia.