Perbedaan Komet, Asteroid, Meteoroid, dan Meteor – Dalam topik ini, kalian akan belajar tentang komet dan asteroid. Keduanya adalah benda-benda luar angkasa yang terdapat di dalam tata surya. International Astronomical Union (IAU) atau Gabungan Astronomi Internasional mengelompokkan komet dan asteroid dalam satu kelompok yang sama, yaitu benda kecil dalam tata surya (small solar system body). Kelompok benda angkasa lain di tata surya adalah planet, planet kerdil (seperti pluto), dan meteoroid. Dalam topik ini kita hanya akan membahas mengenai komet dan asteroid saja. Simak ulasan berikut dengan saksama.

Komet
Jika kalian melihat ke langit dan melihat suatu benda bercahaya dengan ekor yang panjang, maka bisa jadi kalian sedang melihat sebuah komet. Komet adalah benda langit yang tersusun atas gumpalan es yang sangat padat. Komet terdiri dari bagian inti dan ekor. Bagian inti komet terdiri dari gas, debu, dan batuan kecil. Ekor komet terbentuk saat komet bergerak mendekat ke matahari, sedangkan inti komet terbentuk karena radiasi matahari. Oleh karena itulah arah ekor komet selalu menjauhi matahari.
Sampai tahun 2014, para ilmuwan telah menemukan kurang lebih 5200 komet. Komet-komet ini memiliki orbit sendiri yang berbeda dengan orbit benda langit lainnya. Periode komet untuk mengorbit matahari berbeda-beda. Ada komet yang hanya butuh beberapa tahun untuk mengelilingi orbitnya. Akan tetapi, ada juga komet yang butuh ratusan juta tahun untuk kembali setelah melewati matahari. Berikut ini merupakan nama-nama komet yang berhasil ditemukan.
Komet Halley
Komet ini ditemukan oleh Edmond Halley. Periode kemunculan komet Halley adalah 75-76 tahun sekali. Komet ini muncul pada tahun 1531, 1607, 1682, dan seterusnya. Kemuculan terakhirnya pada tahun 1986 dan diprediksi akan muncul kembali pada tahun 2061.
Komet Encke
Komet ini ditemukan oleh Franz Encke dan memiliki periode kemunculan setiap 3,3 tahun sekali. Komet Encke merupakan komet periodik kedua yang ditemukan setelah komet Halley.
Komet Hyakutake
Komet ini ditemukan pada tanggal 30 januari 1996 oleh astronom asal Jepang, Yuji Hyakutake. Berdasarkan penelitian, komet ini mampu mengemisikan gelombang sinar X ketika melintasi bumi dan merupakan komet dengan ekor terpanjang.
Para ilmuwan sebelumnya mengelompokkan benda-benda angkasa seperti asteroid dan planet-planet kecil seperti pluto sebagai planet minor. Saat ini, IAU juga mengelompokkan asteroid ke dalam kelompok benda kecil tata surya.
Asteroid
Asteroid adalah benda langit, yang bukan planet karena tidak berbentuk seperti planet (planet kurang lebih berbentuk bola). Asteroid juga bukan komet karena tidak memiliki ekor dan susunan materinya berbeda dengan komet. Wah, bukan planet dan bukan pula komet? Jelas asteroid juga bukan bintang. Lalu, apa itu asteroid?
Asteroid merupakan pecahan dari planet yang hancur. Asteroid tersusun atas hidrogen, helium, dan unsur gas lainnya. Jika kamu melihat asteroid, kamu akan menyangka bahwa itu adalah batu. Betul sekali, bentuk asteroid memang mirip dengan batu. Akan tetapi sebenarnya, materi asteroid berbeda-beda, ada asteroid yang berupa batu, ada asteroid yang berupa mantel es, ada juga asteroid yang memiliki inti berupa besi-nikel. Asteroid terletak diantara orbit planet mars dan jupiter. Beberapa asteroid yang terkenal adalah Ceres, Pallas, Yuno, dan Vesta.
Meteoroid
Meteoroid adalah benda angkasa yang mirip dengan asteroid. Faktor yang membedakan keduanya adalah ukuran. Gabungan Astronomi Internasional atau International Astronomical Union (IAU) menyebutkan bahwa meteoroid adalah benda padat yang melintas di antara planet, yang berukuran lebih kecil dari asteroid dan lebih besar dari atom. Meteoroid berasal dari pecahan asteroid, komet, satelit atau bahkan juga pecahan dari planet kerdil yang ditabrak oleh benda langit.
Ukuran meteoroid bermacam-macam, mulai dari yang kecil seperti kerikil bahkan sekecil debu hingga yang lebarnya satu meter. Meteoroid yang memiliki ukuran seperti debu, disebut sebagai mikrometeorid. Meteoroid mengandung bahan yang mirip dengan bahan dalam benda-benda langit lain, seperti asteroid dan planet. Bahan yang terkandung di dalam meteoroid sebagian besar adalah besi dan nikel. Kandungan material penyusun meteoroid dianalisis menggunakan spektrometer.
Spektrometer merupakan alat yang digunakan untuk menganalisis kandungan material suatu bahan melalui spektrum cahaya yang dipancarkannya. Setiap bahan akan menghasilkan pola cahaya yang berbeda. Dari sinilah para ahli dapat menentukan bahan yang terkandung dalam meteoroid.
Kadang kala meteoroid dapat ditarik oleh gaya gravitasi planet lain, contohnya bumi. Jika meteoroid tertarik oleh gaya gravitasi bumi, maka meteoroid tersebut akan memasuki atmosfer bumi dengan kecepatan tinggi. Gesekan antara meteoroid dan atmosfer bumi dapat menimbulkan energi panas yang sangat besar, sehingga timbul kilatan seperti api di bagian permukaannya. Fenomena tersebut menggambarkan kepanikan masyarakat dunia seakan-akan bumi akan hancur dan semua manusia yang mendiaminya musnah. Sebenarnya, benturan antara meteoroid dan atmosfer bumi bisa saja terjadi. bahkan mungkin bisa dikatakan sering. Pada poin selanjutnya kalian akan belajar tentang meteor, masih erat kaitannya dengan meteoroid.
Meteor
Meteor adalah meteoroid yang memasuki atmosfer bumi. Meteor sering disebut sebagai bintang jatuh.

Penyebutan tersebut bukanlah tanpa alasan. Ketika meteor bergesekan dengan atmosfer bumi, maka akan terbentuk nyala api, dan biasanya terlihat oleh penduduk bumi. Kilatan cahaya tersebut biasa disebut meteor.
Benturan yang lebih hebat sebenarnya terjadi jika asteroid atau komet membentur bumi. Para ilmuwan percaya sekitar 66 juta tahun yang lalu, benturan komet/ asteroid telah memusnahkan tiga per empat hewan dan tumbuhan di bumi termasuk dinosaurus. Para ilmuwan berhasil menemukan bahan yang jarang terdapat di bumi. Bahan ini biasanya terdapat di komet/ asteroid.