
Penjurnalan Pada Jurnal Umum
Penjurnalan Pada Jurnal Umum dan Khusus – Dari kegiatan kita sehari-hari kita dapat membuat jurnal untuk mengetahui keuangan kita setiap hari. Tetapi sebelum membuat jurnal kita harus tahu apa fungsi dari penyusunan jurnal umum? Bagaimana hubungan penyusunan jurnal umum dengan keseluruhan siklus akuntansi? Untuk lebih memahami mengenai jurnal mari kita pahami materi berikut ini.
A. Jurnal Umum
Jurnal umum adalah bagian dari buku jurnal yang berfungsi sebagai buku harian untuk mencatat transaksi keuangan berdasarkan tanggal ke dalam kelompok akun debet dan kredit. Jurnal umum mencatat seluruh jenis transaksi keuangan tanpa terkecuali, pemilihan perusahaan dalam menggunakan jurnal tergantung pada faktor efisiensi dan efektifitas pada kinerja perusahaan tersebut. Secara umum, jurnal berfungsi untuk melakukan identifikasi, penilaian dan pencatatan transaksi secara kronologis untuk menentukan dampak ekonomi tiap transaksi kepada perusahaan. Penjurnalan adalah tahapan kedua dari siklus akuntansi setelah dilakukan pencatatan teradap bukti transaksi.
Dengan menyusun jurnal umum maka diharapkan dapat diketahui beberapa hal seperti :
1. Analisa terhadap pertambahan atau pengurangan sebuah perkiraan.
2. Referensi apakah sebuah akun dengan nominal tertentu telah diposting ke dalam perkiraan yang sesuai dengan yang berada di buku besar.
B. Pencatatan dalam Jurnal Umum
Proses pencatatan atau penjurnalan haruslah berdasarkan lima langkah sebagai berikut :
1. Identifikasi transaksi dari dokumen sumber seperti slip deposito bank, penerimaan penjualan, cek dan sebagainya.
2. Menentukan setiap perkiraan yang dipengaruhi oleh transaksi tersebut dan melakukan klasifikasi berdasarkan jenisnya (aktiva, kewajiban atau modal).
3. Menetapkan apakah perkiraan tersebut mengalami penambahan atau pengurangan akibat transaksi.
4. Menetapkan apakah harus mendebet atau mengkredit perkiraan.
5. Memasukkan transaksi ke jurnal.
C. Format Penyusunan Jurnal Umum
Format dalam sebuah penyusunan jurnal umum harus memenuhi beberapa syarat sebagai berikut :
1. Tanggal, memberikan informasi kapan terjadinya transaksi.
2. Nomor bukti, mencatat nomor bukti transaksi.
3. Nama perkiraan akun atau rekening.
4. Referensi, mencatat nomor rekening jika telah dipindahkan ke dalam buku besar.
5. Kolom debet/kredit, memberi informasi jumlah nominal yang telah didebet atau dikredit.
D. Fungsi Jurnal Umum
Jurnal umum bagi suatu perusahaan mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut:
1. Fungsi Analisis, Yaitu untuk menentukan perkiraan yang di debet dan perkiraan yang dikredit serta jumlahnya masing-masing.
2. Fungsi Pencatatan, Yaitu untuk mencatat transaksi keuangan dalam kolom debet dan kredit serta keterangan yang perlu.
3. Fungsi Historis, Yaitu untuk mencatat aktivitas perusahaan secara kronologis.
4. Fungsi Instruktif, Yaitu sebagai instruksi dalam memposting ke dalam buku besar.
5. Fungsi Informatif, Yaitu untuk memberikan informasi dalam mencatat bukti transaksi.
Dalam penjurnalan dan pemasukannya ke buku besar akan dikenal mekanisme debet kredit, oleh sebab itu memahami aturan debet-kredit menjadi nilai lebih untuk memahami jurnal. Rumus persamaan dasar akuntansi yang menjadi acuan mengenai konsep debet-kredit.
Penambahan nilai aktiva disisi debet sedangkan utang dan modal bertambah disisi kredit.
Rumus diatas dapat dikembangkan menjadi:
Pendapatan menambah nilai modal dan biaya mengurangi nilai modal maka sifat penambahan rekening pendapatan sama seperti pada rekening modal sedang rekening biaya mengurangi nilai rekening modal maka sifat penambahan biaya berbanding terbalik dengan penambahan modal, jika modal bertambah dikredit maka biaya bertambah di debet, sehingga rumus tersebut dapat dikembangkan menjadi :
Kesimpulan bahwa sifat penambahan rekening aktiva dan biaya ialah sama-sama didebet sedang utang, modal dan pendapatan sama-sama dikredit. Berdasar rumus diatas menimbulkan ketentuan sebagai berikut:
1 . Setiap transaksi mempunyai unsur debet dan unsur kredit secara bersamaan.
2 . Jumlah debet dan kredit haruslah sama.
3 . Tentukan rekening apa saja yang terlibat, bertambah atau berkurangkah rekening tersebut dan kemudian dilihat aturan main debet dan kreditnya.
4 . Aturan debet dan kredit.
E. Bentuk-bentuk Jurnal Umum
Bentuk jurnal umum yang ditemui dalam siklus akuntansi perusahaan di Indonesia yaitu :
1 . Single Journal Entry (Jurnal Satu Lawan Satu)
Satu jurnal perkiraan didebet dan perkiraan lainnya dikredit. Contoh: Ibu Rossa mendirikan sebuah perusahaan dengan setoran modal uang tunai sebesar Rp10.000.000,- Maka jurnalnya ialah :
Kas Rp10.000.000,-
Modal Salmah Rp10.000.000,-
2 . Compound journal (Jurnal Gabungan)
Jurnal yang perkiraanya didebet atau dikreditnya lebih dari satu perkiraan atau perkiraan didebet atau dikreditnya sama-sama lebih dari satu. Contoh : Perusahaan membeli perlengkapan kantor seharga Rp2.000.000,- , perusahaan melakukan pembayaran tunai sebesar Rp500.000,- dan sisanya dilakukan secara kredit. Maka jurnalnya ialah :
Perlengkapan kantor Rp2.000.000,-
Kas Rp500.000,-
Utang Usaha Rp1.500.000,-
RANGKUMAN
1) Penjurnalan dilakukan setelah dilakukan pencatatan transaksi.
2) Penjurnalan berhubungan dengan mekanisme debet-kredit akuntansi.
Penjurnalan pada Jurnal Khusus
Dalam kegiatan akuntansi baik di perusahaan dagang dan jasa harus membuat jurnal, pada pembahasan sebelumnya kalian telah mempelajari menganai jurnal dan jurnal umum. Kita harus tahu bahwa tidak semua jurnal dan akun dalam jurnal dapat dipakai. Setiap perusahaan memiliki jurnal tersendiri yang harus mereka gunakan. Kapan jurnal khusus diperlukan dalam sebuah perusahaan? Apa saja jurnal khusus yang dapat ditemui dalam laporan akuntansi? Untuk lebih memahami mengenai jurnal khusus ini mari kita simak materi berikut ini.
A. Jurnal Khusus
Jurnal khusus adalah jurnal yang digunakan sebagai tempat pencatatan transaksi keuangan berdasarkan kelompok transaksi yang sejenis. Penyusunan jurnal khusus terjadi di perusahaan dagang dengan pertimbangan banyaknya transaksi yang terjadi setiap hari sehingga memerlukan langkah pencatatan yang efisien selain menggunakan jurnal umum. Transaksi yang dicatat dalam jurnal khusus antara lain transaksi pembelian, penjualan, penerimaan kas dan pengeluaran kas. Sementara untuk transaksi yang jarang terjadi seperti pengembalian barang (retur) dan potongan tetap dicatat dalam jurnal umum.
B. Transaksi dalam Jurnal Khusus
Jurnal khusus mencatat empat jenis transaksi dalam satu periode akuntansi, yaitu :
1. Jurnal Pembelian (purchase journal)
Jurnal khusus yang digunakan untuk mencatat pembelian barang dagangan atau aktiva lainnya secara kredit. Transaksi yang dicatat dalam jurnal pembelian adalah transaksi penjualan secara kredit baik pembelian barang dagangan maupun pembelian perlengkapan, peralatan dan sebagainya.
Saat terjadi pembelian barang dagangan secara kredit maka terjadi penambahan saldo akun atau rekening pembelian dan penambahan saldo akun atau rekening utang dagang, pencatatan yang dilakukan akibat adanya penambahan pembelian adalah dengan mendebet akun atau rekening pembelian senilai pembelian tersebut, sedangkan pencatatan akibat adanya penambahan utang dagang adalah dengan mengkredit akun atau rekening utang dagang senilai utang yang terjadi akibat pembelian barang dagangan tersebut.
Bentuk jurnal pembelian adalah sebagai berikut :
2. Jurnal Penerimaan Kas (cash receipt journal)
Jurnal penerimaan kas adalah jurnal khusus yang digunakan untuk mencatat semua penerimaan kas yang dilakukan perusahaan. Transaksi yang dicatat dalam jurnal penerimaan kas adalah transaksi penjualan tunai, transaksi pelunasan piutang, transaksi pengembalian barang yang telah dibeli secara tunai (retur pembelian) dan transaksi pendapatan lain-lain yang masuk dalam kolom serba-serbi. Saat terjadi transaksi penjualan barang dagangan secara tunai maka terjadi penambahan saldo kas dan penambahan saldo penjualan, pencatatan yang dilakukan adalah mendebet akun kas dan mengkredit akun penjualan.
Saat terjadi pengembalian barang dagangan yang telah dibeli secara tunai maka terjadi penambahan kas dan pengurangan barang dagangan yang telah dibeli karena adanya retur, pencatatan yang dilakukan adalah mendebet akun kas dan mengkredit akun retur pembelian senilai barang yang dikembalikan. Bentuk jurnal penerimaan kas adalah sebagai berikut :
3. Jurnal Penjualan (sales journal)
Jurnal penjualan adalah jurnal khusus yang digunakan untuk mencatat penjualan barang dagangan dan barang lain secara kredit. Transaksi yang dicatat dalam jurnal penjualan adalah transaksi penjualan barang dagangan secara kredit, dimana transaksi ini mengakibatkan saldo piutang dagang bertambah dan saldo penjualan bertambah. Pencatatan yang dilakukan terhadap adanya penambahan piutang dagang adalah dengan mendebet piutang dagang, sedangkan pencatatan yang dilakukan terhadap adanya penambahan penjualan adalah mengkredit penjualan. Bentuk jurnal penjualan adalah sebagai berikut :
4. Jurnal Pengeluaran Kas (cash payment journal)
Jurnal pengeluaran kas adalah jurnal khusus yang digunakan untuk mencatat semua pengeluaran kas. Transaksi yang dicatat dalam jurnal pengeluaran kas adalah transaksi pembelian tunai, transaksi pembayaran utang,transaksi penerimaan kembali barang yang telah dijual secara tunai (retur penjualan) dan transaksi pembayaran biaya lain-lain yang masuk dalam kolom serba-serbi.Saat terjadi transaksi pembelian barang dagangan secara tunai maka terjadi penambahan saldo pembelian dan pengurangan saldo kas, pencatatan yang dilakukan adalah mendebet akun pembelian dan mengkredit akun kas.
Bentuk jurnal pengeluaran kas adalah sebagai berikut :
Sementara untuk transaksi-transaksi lainnya yang tidak berlangsung secara rutin dan berulang-ulang dalam operasional hariannya, tetap dibukukan dalam jurnal umum atau jurnal memorial dengan bentuk seperti berikut :
C. Fungsi Jurnal Khusus
Dari penjabaran di atas, dapat disimpulkan beberapa fungsi dari penyusunan jurnal khusus, yaitu :
1. Mempermudah postingan akun-akun ke dalam buku besar.
2. Memecah beberapa akun rutin operasional ke beberapa pekerja untuk mempercepat pekerjaan.
3. Memudahkan pengendalian proses akuntansi internal perusahaan.
RANGKUMAN
1) Jurnal khusus bersifat opsional dan dilakukan pada perusahaan dagang.
2) Jurnal khusus mengelompokkan transaksi yang sejenis dan berulang-ulang pada satu kelompok khusus.
3) Penyusunan jurnal khusus berfungsi mempermudah pencatatan ke dalam buku besar.