Teknik-teknik Pengumpulan Data
Teknik-teknik dan Pengumpulan Data Penelitian – Banyak macam data yang dikumpulkan dalam penelitian sosial. Berdasarkan cara memperolehnya dapat dibedakan antara data primer dengan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung oleh peneliti dari responden, sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh oleh peneliti dari dokumen, hasil penelitian yang terdahulu, buku-buku, ensiklopedia, surat kabar, majalah, monografi, dan seterusnya.
Berdasarkan jenisnya, dibedakan antara data kuantitatif dengan data kualitatif. Data kuantitatif berupa angka-angka, dapat dianalisis langsung dengan statistik, sedangkan data kualitatif berupa deskripsi atau kategori-kategori yang bersifat naratif..
Berdasarkan pengukurannya, dapat dibedakan antara data diskrit/nominal, data berjenjang/ordinal, dan data interval. Data nominal adalah data dengan ukuran paling sederhana, angka yang diberikan kepada objek bermakna sebagai label saja, dan tidak menunjukkan tingkatan. Ciri-ciri data nominal adalah hanya memiliki atribut, atau nama, atau diskrit.
Misalnya tentang jenis-jenis olah raga: (1) basket, (2) renang, (3) tennis. Jenis kelamin: (1) laki-laki, (2) perempuan. Agama: (1) Islam, (2) Katholik, (3) Kristen, (4) Hindu, dan (5) Budha.
Sedangkan data ordinal, selain memiliki nama (atribut), juga memiliki peringkat, urutan, atau tingkatan, dari yang paling rendah sampai yang paling tinggi, atau sebaliknya, tetapi ukuran tersebut tidak memberikan nilai absolut terhadap objek, melainkan hanya peringkat saja. Misalnya dalam skala Likert, mulai dari (1) sangat setuju, (2) setuju, (3) ragu-ragu, (4) tidak setuju, dan (5) sangat tidak setuju.
Apabila data yang dimaksud mempunyai sifat-sifat ukuran ordinal dan ditambah satu sifat lain, yakni jarak yang sama pada pengukuran, maka data tersebut dinamakan data interval.
Bagaimana data yang diperlukan dalam penelitian dikumpulkan?
Beberapa teknik mengumpulkan data adalah: (1) observasi, (2) wawancara (interview), (3) angket/daftar pertanyaan, (4) tes, (5) dokumentasi, dan (6) analisis isi media massa.
Observasi (pengamatan) adalah cara memperoleh data dengan mengamati objek atau gejala. Dapat dibedakan antara observasi partisipatoris dengan observasi non-partisipatoris. Pada observasi partisipatoris peneliti terlibat langsung dalam kehidupan sehari-hari masyarakat yang diteliti, sedangkan pada observasi nonpartisipatoris, peneliti bertindak sebagai pengamat murni.
Wawancara/interview , adalah teknik mengumpulkan data dengan wawancara langsung dengan responden, atau dapat juga melalui media, seperti telepon. Dapat dilakukan menggunakan daftar pertanyaan atau pedoman wawancara. Keunggulan dari teknik wawancara adalah data yang detail dan mendalam dan leluasa disesuaikan dengan situasi. Kelemahannya, memakan waktu yang lama dan tenaga yang banyak. Agar dapat berlangsung baik dan lancar, wawancara dilakukan berdasarkan pedoman wawancara, tidak menempatkan pertanyaan sensitif di awal atau diakhir wawancara, dan menggunakan istilah yang dimengerti oleh responden.
Angket (quesioner) adalah teknik mengumpulkan data menggunakan daftar pertanyaan yang harus diisi oleh responden. Keunggulan angket antara lain dapat disusun secara sistematik dan teliti serta dapat menjaring banyak responden dalam waktu yang singkat. Namun, angket tidak dapat mengungkap situasi khusus, penemuan kurang mendalam, data tidak utuh, dan kurang leluasa untuk disesuaikan dengan situasi.
Data juga dapat diperoleh melalaui analisis isi media massa.
Tes adalah alat untuk mengumpulkan data dengan cara menguji kemampuan dari responden. Data juga dapat diperoleh melalui dokumen baik yang tercetak seperti berbagai bahan pustaka, monografi, catatan pribadi, dan seterusnya, atau yang direkam dalam bentuk audio dan/atau video.
Pengolahan Data Penelitian
Setelah data berhasil dikumpulkan menggunakan teknik-teknik pengumpulan data yang tepat, kegiatan selanjutnya adalah mengolah atau menganalisis data. Pengolahan atau analisis data dapat dilakukan secara kualitatif atau kuantitatif.
Analisis Kualitatif
Berbeda dengan analisis data secara kuantitatif di mana data berupa angka, atau koding, maka pada penelitian kualitatif data berupa: teks, laporan lapangan/narasi, frase, atau simbol-simbol yang merepresentasikan atau menggambarkan manusia, aksi manusia dan kegiatan dalam kehidupan sosial.
Kalau pada analisis kuantitatif cenderung menggunakan pola berfikir deduktif (menerapkan teori-teori yang bersifat umum untuk kasus atau gejala-gejala yang khusus), pada analisis kualitatif analisis data cenderung bersifat induktif (hasil dari pengamatan terhadap gejala yang spesifik dalam lingkup yang terbatas dan bersifat khusus, digeneralisasikan untuk menggambarkan gejala yang lebih luas), bersifat interpretif, dan beragam.
Kalau pada analisis kuantitatif peneliti menganalisa data setelah semua data terkumpul dan terkuantifikasi dalam bentuk angka, pada analisis kualitatif peneliti menganalisis data sepanjang penelitian dari awal hingga akhir proses.
Apabila dihubungkan dengan teori sosial, teknik analisis kuantitatif memanipulasi angka yang merepresentasikan realitas sosial untuk menguji hipotesis dan variabelnya, sedangkan analisis kualitatif menciptakan teori/konsep baru dengan menggabungkan data empiris dengan konsep abstrak.
Dalam hal tingkat abstraksi dan jarak dari realitas sosial, analisis kuantitatif menggunakan hukum matematika dan statistik untuk mencari pola mengenai realitas sosial yang diteliti, sedangkan dalam kualitatif tidak memiliki metode yang formal. Data cenderung mengambang, tersebar dan tergantung konteks sehingga dapat memiliki lebih dari satu makna.
Analisis Kuantitatif
Analisis kuantitatif merupakan analisis menggunakan rumus-rumus statistik terhadap data hasil penelitian yang berupa angka-angka atau koding.Rumus-rumus statistik sederhana yang dapat dipergunakan untuk pengolahan data secara kuantitatif dalam penelitian sosial sederhana, antara lain: mean, median, modus, persen, atau korelasi sederhana menggunakan rumus korelasi product moment yang dikemukan oleh Pearson.
Rumus-rumus statistik sederhana ini dapat digunakan untuk mengetahui kecenderungan suatu gejala. Misalnya dalam umur berapa tahun seorang gadis mengalami jatuh cinta, dapat menggunakan mean untuk mengetahui rerata umur seorang gadis jatuh cinta, median untuk mengetahui nilai tengah, modus untuk mengetahu gejala yang paling banyak muncul, persen dapat digunakan untuk mengetahui jumlah relatif gadis yang jatuh cinta pada umur tertentu, sedangkan korelasi sederhana product moment dapat digunakan untuk mengengetahui tinggi rendahnya umur gadis jatuh cinta pertama dengan status sosial ekonomi orangtuanya, dengan tingkat kecerdasannya, dan sebagainya.
Langkah-langkah Analisis Data Kuantitatif.
- Editing data. Termasuk dalam kegiatan ini adalah melihatkelengkapan data, kejelasantulisan, pemahamancatatan, konsistensi data, uniformitas data, dan kesesuaianjawaban responden.
- Koding, yaitu memberikankodetertentu terhadapjawabanresponden, misalnya dengan angka-angka, baik yang berupa atribut(tidak menunjukkan tingkatan tinggi-rendah, atauindeks (kode yang menunjukkan tingkatan atau tinggi rendah).
- Tabulasi data, yaitu memasukkan data kedalam tabel-tabel: tally, lembarankode, tabel distribusi frekuensi, atau tabel silang.
- Menghitung dengan rumus statistic: mean, median, modus, persen, korelasi, dst.
- Menyimpulkan hasil perhitungan.