Teknik, Penjedaan, dan Penginderaan dalam Puisi – Kalian pasti pernah melihat orang lain membacakan puisi. Jika kalian perhatikan, akan ada kesesuaian gerakan dengan apa yang dibaca. Misalnya, ketika mereka membaca baris puisi berikut ini.

Dan aku mendengar kepakan sayap
(Aminah Mia, “Embus”)
Besar kemungkinan pembaca puisi akan menggerakkan tangannya ke arah telinga menandakan dia mendengar sesuatu. Bandingkan dengan ketika pembaca membaca baris ini!
Sssst!
Aku bilang diam!
(Aminah Mia, “Meracau”)
Besar kemungkinan pembaca puisi akan menggerakkan tangannya ke arah bibir.
Dalam pembacaan puisi, hal tersebut dilakukan sebagai usaha untuk merefleksi puisi. Refleksi puisi erat kaitannya dengan penghayatan terhadap puisi. Pada topik ini, kita akan membahas merefleksi puisi melalui penginderaan dalam puisi.
Penginderaan dalam Puisi
Salah satu unsur intrinsik puisi adalah imaji. Imaji atau citraan adalah suatu gambaran yang memberikan pengalaman penginderaan berhubungan dengan benda, peristiwa, atau keadaan yang dialami penulis puisi.
Seorang penulis puisi harus bisa membuat pembaca mengerti perasaan dan hal yang ingin disampaikannya. Jika ia menulis tentang keindahan alam, ia harus bisa membuat pembaca ikut merasakan keindahan alam tersebut. Nah, dalam menyampaikannya itu, penulis puisi akan menggunakan imaji atau penginderaan. Berdasarkan hal itu, penginderaan terbagi ke dalam beberapa jenis seperti berikut ini.
1. Penginderaan/citraan penglihatan
Penginderaan ini menggunakan kata-kata yang merangsang pembaca seolah-olah melihat hal-hal yang disebutkan penulis puisi. Contohnya:
Di sini aku melihat hijau dedaunan
Lalu pasir putih berubah menjadi air
Dan ranting yang coklat itupun terbakar
(Aminah Mia, “Hutan”)
2. Penginderaan /citraan pendengaran
Penginderaan ini menggunakan kata-kata yang merangsang pembaca seolah-olah mendengar hal-hal yang dimaksud penulis puisi. Contohnya:
Tidakkah kau dibisingkan oleh deru motor yang berlalu beratus-ratus itu di hadapanmu
Desir angin terdengar dari cuping telinga
(Aminah Mia, “Dengar”)
3. Penginderaan/citraan penciuman
Penginderaan penciuman menggunakan kata-kata yang merangsang pembaca seolah-olah mencium hal yang digambarkan penulis puisi. Contohnya:
Harum kopi yang terbakar ini masuk memenuhi semua sarafku
Amis! Bau pantai nista ini sungguh amis!
(Aminah Mia, “Mencium Nista”)
4. Penginderaan/citraan perasaan
Penginderaan perasaan menggunakan kata-kata yang merangsang pembaca seolah-olah merasakan hal yang digambarkan penulis puisi. Contohnya:
Sesak dada mendengar kabar kepergianmu
Tangismu adalah piluku yang terdalam, ibu
(Aminah Mia, “Mengejar Ibu”)
5. Penginderaan /citraan rabaan
Penginderaan rabaan menggunakan kata-kata yang merangsang pembaca seolah-olah merasakan apa yang dapat dirasakan oleh kulit. Contohnya cuplikan puisi Rendra berikut ini.
Kapuk randu-kapuk randu!
Selembut tudung cendawan
(WS. Rendra, “Ada Tilgram Senja”)
6. Penginderaan/citraan pencecapan
Penginderaan ini menggunakan kata-kata yang merangsangpembaca seolah-olah merasakan hal yang berkaitan dengan indera pencecap seperti pahit, manis, asin, dan sebagainya. Contohnya:
Dahaga ini terpuaskan dengan lezatnya air kelapa
di masak pun, pahitnya batrawali tetap saja kurasa
(Aminah Mia, “Menghapus Jejak Pahit”)
Merefleksi Penginderaan dalam Puisi
Nah, setelah kalian tahu macam-macam penginderaan, kalian belajarlah menyesuaikan gerak atau ekspresi saat kalian membaca penginderaan tersebut dalam puisi yang kalian bacakan.
Aturannya mudah saja, arahkan bagian tubuh, gerakan, ekspresi muka pada bagian indera yang dimaksud.Seperti contoh pada awal materi di atas.Namun, marilah kita berlatih kembali.
- Penginderaan penglihatan bisa direfleksiakan dengan mengarahkan telunjuk pada mata, atau merentangkan tangan dan memandang tangan kalian dengan saksama. Maksimalkan ekspresi pada mata.
- Penginderaan pendengaran bisa direfleksikan dengan mengarahkan telapak tangan ke telinga seperti kalian sedang mendengarkan sesuatu dengan saksama dan sungguh-sungguh. Maksimalkan ekspresi mengarah ke telinga.
- Penginderaan Penciuman bisa direfleksikan dengan mengarahkan tangan pada hidung. Dalam hal ini bisa ditunjukkan kalian membaui keharuman atau metup hidung karena membaui bau yang tidak enak.Maksimalkan ekspresi pada hidung kalian.
- Penginderaan perasaan bisa direfleksikan dengan mengarahkan tangan ke dada atau raut muka. Maksimalkan ekspresi muka.
- Penginderaan rabaan bisa direfleksikan dengan mengarahkan pandangan penonton pada kulit tangan atau kulit bagian tertentu yang digambarkan oleh puisi.
- Penginderaan pencecapan bisa direflesikan dengan mengarahkan penonton pada ekspresi mimik muka dan mulut kalian.
Setelah paham bagian yang bisa mereflesikan penginderaan dalam puisi yang dibacakan, kalian pasti lebih percaya diri untuk maju ke depan dan membaca puisi. Ayo, berilah kesan yang menakjubkan untuk penonton!
Poin Penting
- Penginderaan adalah cara dalam citraan atau imaji puisi.
- Penginderaan memakai kata-kata khusus untuk membuat pembaca/pendengar puisi merasa terlibat ke dalam puisi yang dibacakan.
Pengertian Puisi
Puisi adalah salah satu bentuk karya sastra yang tersusun atas bahasa yang indah dan padat makna. Puisi terdiri atas beberapa baris yang membentuk bait. Perbedaan antara puisi dengan karya sastra lainnya, seperti prosa atau drama, adalah bahasa yang digunakan di dalam puisi cenderung berirama dan berbunyi indah, misalnya memiliki persamaan bunyi di akhir baris. Persamaan bunyi di akhir baris tersebut disebut dengan rima.
Membaca Puisi

Puisi ditulis untuk dibacakan. Pembacaan puisi disebut juga deklamasi puisi. Puisi dibacakan agar pendengar dapat mengapresiasi puisi yang dibacakan. Mengapresiasi puisi yaitu menghargai sebuah puisi dengan merasakan keindahan puisi yang dibacakan sekaligus mengambil makna yang terkandung dalam puisi tersebut.
Teknik Pembacaan Puisi
Saat membaca atau mendeklamasikan puisi, seseorang harus memahami teknik pembacaan puisi yang baik. Teknik pembacaan puisi perlu dipersiapkan secara matang agar pembacaan puisi berlangsung dengan baik pula. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat melakukan pembacaan puisi, yaitu sebagai berikut.
1. Aspek Kejiwaan
Aspek kejiwaan yaitu meliputi persiapan mental seseorang sebelum membaca puisi. Seorang pembaca puisi harus siap mental sebelum menampilkan pembacaan puisi, misalnya di atas panggung atau di depan kelas. Persiapan mental ini diperlukan agar pembaca puisi tidak gugup, takut, atau malu. Pembaca puisi harus bersikap berani, tenang, dan tampil secara meyakinkan.
2. Aspek Verbal
Aspek verbal adalah masalah-masalah yang menyangkut pembacaan puisi secara lisan. Beberapa aspek verbal yang perlu diperhatikan saat membaca puisi adalah sebagai berikut.
- Artikulasi atau pelafalan, yaitu cara melafalkan atau mengucapkan kata-kata. Artikulasi pembaca puisi harus jelas agar kata-kata dalam puisi dapat tertangkap dengan jelas oleh pendengar.
- Volume, yaitu tingkat kenyaringan atau kekuatan suara. Pembaca puisi harus bisa mengatur volume suara agar puisi yang dibacakan dapat terdengar dengan jelas.
- Intonasi, yaitu perubahan nada seperti naik-turunnya suara, tinggi-rendahnya, dan cepat-lambatnya suara. Pembaca puisi harus dapat menyesuaikan intonasi dengan isi puisi yang dibacanya.
- Penjedaan atau hentian, yaitu cara mengatur penghentian bacaan puisi. Pembaca puisi harus mengatur penjedaan saat membaca puisi, yaitu dengan mengatur kapan puisi harus dihentikan sejenak sebelum dilanjutkan ke kata-kata selanjutnya.
3. Aspek Nonverbal
Aspek nonverbal adalah masalah yang berhubungan dengan ekspresi seseorang saat membaca puisi. Aspek nonverbal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut.
- Mimik, yaitu gerak wajah atau raut wajah pembaca puisi. Raut muka pembaca puisi harus disesuaikan isi puisi yang dibacakannya. Misalnya, gerakan bibir atau mata yang disesuaikan dengan situasi dalam puisi seperti marah, sedih, atau gembira.
- Pantomimik (kinesika), yaitu gerak anggota tubuh pembaca puisi selain raut wajah, misalnya gerakan tangan, anggukan kepala, dan lain-lain. Pantomimik juga disesuaikan dengan tafsiran isi puisi yang dibaca. Gerakan pantomimik ini harus proporsional, yaitu dilakukan secara wajar dan tidak berlebihan.
Perhatikan Contoh
Contoh Pembacaan Puisi
Bacakan puisi berikut dengan teknik pembacaan yang baik di hadapan teman-teman!

Poin Penting
- Puisi adalah karya sastra yang tersusun atas bahasa yang indah dan padat makna.
- Membaca puisi disebut juga mendeklamasikan puisi.
- Teknik pembacaan puisi terdiri atas tiga aspek, yaitu aspek kejiwaan, aspek verbal, dan aspek nonverbal.
- Aspek kejiwaan meliputi mental pembaca puisi; aspek verbal meliputi artikulasi, volume, dan intonasi; sedangkan aspek nonverbal meliputi mimik dan pantomimik (kinesika).
Definisi Penjedaan
Salah satu teknik yang penting saat membaca puisi adalah penjedaan. Penjedaan atau hentian adalah pemberian jeda atau waktu berhenti untuk menghela napas saat membacakan puisi. Penjedaan dilakukan baik antarkata, antarkalimat, maupun antarparagraf.
Penjedaan harus diperhatikan oleh pembaca puisi karena mempengaruhi makna dari isi puisi. Pembaca puisi harus dapat mengatur penjedaan agar dapat memberikan penekanan pada kata-kata tertentu sehingga terlihat adanya perbedaan makna di antara kata-kata yang terdapat dalam puisi tersebut.
Penjedaan dalam Puisi
Penjedaan dilakukan untuk mengatur waktu henti antarkata, antarkalimat, atau antarparagraf. Tidak ada aturan baku yang menentukan penjedaan saat seseorang membaca puisi. Hanya saja, pembaca puisi harus dapat mengatur kapan dia harus berhenti dan menghela napas di antara kata-kata yang dibacakannya.
Agar dapat mengatur penjedaan dalam puisi, pembaca puisi dapat menandai puisi yang akan dibacakannya dengan tanda jeda. Tanda jeda ini dimaksudkan agar pembaca puisi mengetahui saat-saat dia harus berhenti sejenak, terutama saat latihan atau membaca puisi dengan membawa teks.
Tanda jeda berupa garis miring (/) dan memiliki tiga makna bergantung jumlah garis miring yang digunakannya. Berikut adalah penjelasannya.
- Tanda (/) adalah jeda yang digunakan untuk menghela napas pendek dan memisahkan kata-kata yang masih dalam satu kesatuan atau kalimat,
- Tanda (//) adalah hentian pertama yang digunakan untuk menghela napas pendek dan memisahkan kesatuan kata atau kalimat dengan kalimat lain,
- Tanda (///) adalah hentian kedua atau hentian terakhir yang digunakan untuk menghela napas agak lama dan memisahkan antara bait/paragraf satu dengan bait/paragraf berikutnya.
Perhatikan Contoh
Contoh Penjedaan Puisi
Baca puisi berikut dengan penjedaan yang sesuai dengan tanda yang diberikan!

Poin Penting
- Puisi adalah jenis karya sastra yang tersusun atas bahasa yang indah dan padat makna.
- Penjedaan atau hentian adalah pemberian jeda atau waktu berhenti untuk menghela napas saat membacakan puisi.
- Penjedaan dilakukan untuk mengatur waktu henti antarkata, antarkalimat, atau antarparagraf.
- Tanda jeda terdiri atas tanda (/) yang digunakan untuk menghela napas pendek dan memisahkan kata-kata yang masih dalam satu kesatuan atau kalimat, tanda (//) yang digunakan untuk menghela napas pendek dan memisahkan kesatuan kata atau kalimat dengan kalimat lain, serta tanda (///) yang digunakan untuk menghela napas agak lama dan memisahkan antara bait/paragraf satu dengan bait/paragraf berikutnya.