
Pembuatan Kertas Kerja
Pembuatan Kertas Kerja – Kertas kerja dibutuhkan karena memudahkan penyusunan laporan keuangan dan membantu penutupan buku besar. Kapan penyusunan kertas kerja dilakukan dalam siklus akuntansi perusahaan? Bagaimana cara penyajian kertas kerja? Agar kalian lebih memahami mengenai kertas kerja, mari kita simak pembahasan berikut ini.
Kertas kerja atau disebut juga dengan neraca lajur (worksheet) adalah suatu daftar yang terdiri dari lajur atau kolom-kolom neraca saldo, ayat jurnal penyesuaian serta laporan keuangan yang dibuat untuk menyajikan semua data akuntansi yang diperlukan pada akhir periode akuntansi. Kertas kerja adalah alat bantu yang memudahkan penyusunan laporan keuangan serta membantu proses penutupan buku besar. Dalam siklus akuntansi perusahaan, pembuatan kertas kerja tidaklah suatu keharusan.
Dalam penyusunan kertas kerja, dapat disajikan dalam bentuk 6 kolom, 8 kolom, 10 kolom dan 12 kolom. Penyajian yang paling umum dilakukan adalah kertas kerja dengan bentuk 10 kolom. Berikut adalah contoh format kertas kerja tersebut:
Penyusunan kertas kerja pada perusahaan dagang tidak memiliki perbedaan dengan penyusunan kertas kerja pada perusahaan jasa. Secara umum, penyusunan kertas kerja dapat dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Kolom Nomor dan Nama Akun
Kolom untuk mencatat sesuai dengan nomor dan nama akun buku besar.
2.Kolom Neraca Saldo
Kolom untuk mencatat saldo-saldo sementara setiap akun buku besar yaitu saldo debit dicatat di sisi debit dan saldo kredit dicatat di sisi kredit. Setelah itu lajur debit dijumlahkan dan hasilnya harus sama dengan jumlah lajur kredit neraca saldo (biasanya neraca saldo telah disiapkan sebelum menyusun kertas kerja).
3. Kolom Ayat Penyesuaian
Kolom untuk mencatat semua ayat penyesuaian pada akhir periode akuntansi yang biasanya telah dibuat secara terpisah dalam bentuk jurnal umum. Ayat jurnal penyesuaian sisi debit dipindahkan pada akun yang bersangkutan, lajur debit dan ayat jurnal sisi kredit dipindahkan pada akun lajur kredit. Apabila akun dalam ayat penyesuaian belum ada dalam daftar akun neraca saldo, maka dapat ditambahkan nama akun baru di bawahnya.
4. Kolom Neraca Saldo Disesuaikan
Kolom ini merupakan perpaduan antara kolom neraca saldo dengan ayat penyesuaian. Langkah-langkahnya sebagai berikut:
a) Semua akun yang tidak mendapat penyesuaian maka saldo akun yang terdapat dalam kolom neraca saldo langsung dipindahkan ke kolom neraca saldo disesuaikan (saldo debit dipindah ke sisi debit dan saldo kredit dipindahkan ke sisi kredit).
b) Setiap saldo akun neraca saldo debit yang mengalami penyesuaian debit dijumlahkan, angkanya dicatat di sisi debit neraca saldo disesuaikan. Begitu juga dengan saldo akun kredit mengalami penyesuaian kredit dijumlahkan. Angkanya dicatat di sisi kredit neraca saldo disesuaikan.
c) Setiap saldo akun di neraca saldo kredit jumlahnya lebih besar mengalami penyesuaian debit , maka selisihnya dicatat di sisi kredit neraca saldo disesuaikan.
d) Setiap saldo akun di neraca saldo debit jumlahnya lebih besar mengalami penyesuaian kredit, maka selisihnya dicatat di sisi debit neraca saldo disesuaikan.
e) Jumlah akun Ikhtisar laba rugi debit dan kredit kolom penyesuaian tidak diselisihkan, melainkan langsung dipindahkan ke debit dan kredit kolom neraca saldo disesuaikan.
Apabila semua saldo akun sudah dicatat dan dipindahkan ke kolom neraca saldo disesuaikan, berarti saldo akun telah mencerminkan keadaan yang sebenarnya dan siap untuk disajikan dalam laporan keuangan.
5. Kolom Laba-Rugi
Sebelum dilakukan pencatatan dalam kolom laba-rugi ini, maka terlebih dahulu data akun yang ada dalam kolom neraca saldo disesuaikan yang terdiri dari golongan akun riil dan golongan akun nominal. Setelah dipastikan golongan akunnya, baru dipindahkan akun nominal ke kolom laba-rugi sisi debit maupun sisi kredit. Oleh karena jumlah debit akun ikhtisar laba-rugi mempengaruhi perhitungan laba, maka jumlah debit dan kredit akun tersebut langsung dipindahkan ke debit dan ke kredit kolom laba-rugi.
Rangkuman
1) Kertas kerja disusun untuk membantu penyelesaian laporan keuangan dan buku besar.
2) Tahapan penyusunan kertas kerja bukanlah sesuatu yang mutlak untuk dilakukan.