Menelaah, Meringkas, Menyunting Teks Cerita Moral atau Fabel – Kamu sudah paham struktur dan ciri bahasa dari teks fabel. Kali ini, kalian akan menggunakan pemahaman itu untuk menelaah teks fabel. Menelaah adalah mempelajari. Jadi, menelaah teks cerita fabel adalah memahami teks tersebut. Menelaah teks cerita fabel dilakukan dengan cara menyelidiki struktur isi dan unsur kebahasaan yang ada di dalamnya.

Menelaah Teks Cerita Moral/Fabel
Perhatikan Contoh Teks
Pada zaman dahulu kala ada seekor katak di tepi sungai. Katak itu sungguh dermawan. Setiap ada hewan lain yang membutuhkan pertolongannya, katak pasti membantunya. Pada pagi yang cerah katak bersiul dengan riangnya. Ia bernyanyi sambil menari melenggok-lenggok. Nyanyian riangnya terdengar oleh seekor burung. Lalu, si burung menghampiri katak. “Katak apakah yang membuatmu tampak senang hari ini?” tanya burung penasaran. “Aku sangat senang hari ini karena aku baru saja dapat membantu memecahkan masalah yang dihadapi si semut,” jawab sang katak dengan tersenyum riang. “Wah, pasti sangat senang menolong sesama ya, wahai katak?” ucap burung. “Iya, bagi saya menolong adalah kebutuhan,” jawan katak. Lalu, ketika katak dan burung sedang asyik bercakap-cakap, terdengar teriakan minta tolong. Seketika itu pula katak dan burung menghampiri sumber teriakan.
Ternyata, hewan yang berteriak adalah kupu-kupu. Kupu-kupu berteriak karena sayapnya terjepit batang pohon sehingga ia tidak dapat terbang. Katak dan burung segera bekerja sama untuk menolong kupu-kupu. Karena kerja sama yang baik antarkeduanya, sayap kupu-kupu berhasil terlepas dari jepitan batang pohon. Kupu-kupu kembali bisa terbang. Kupu-kupu berterima kasih kepada katak dan burung.
Akhirnya, burung pun berjanji kepada katak bahwa ia akan menjadi seorang yang dermawan. Orang yang selalu menolong sesama ketika ada yang membutuhkan. Burung telah merasakan bagaimana bahagianya ketika dirinya bisa menolong hewan yang membutuhkan pertolongan.
Memahami Struktur Isi
Dalam memahami struktur isi, kalian harus memperhatikan bagian-bagian yang menyusun teks tersebut.
Contoh:
Berikut ini adalah ciri-ciri atau penanda setiap sturktur teks fabel.
Memahami Unsur Kebahasaan
- Verba Berdasarkan teks fabel di atas, kita bisa menelaah verba yang ada dan membuat hasil telaah verba seperti beriku
t ini.
- Kata Sandang Setelah menelaah verba, langkah selanjutnya yang harus kamu lakukan adalah menemukan kata sandang yang ada dalam teks yang disajikan. Di dalam teks ditemukan dua kata sandang, yaitu sang dan si. Agar lebih jelas, perhatikan penjelasan berikut ini.
- Konjungsi Telaah ciri bahasa selanjutnya adalah konjungsi.Konjungsi itu dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu konjungsi intrakalimat dan antarkalimat. Agar lebih jelas pahamilah penjelasan berikut ini.
Poin Penting
Menyunting/Merevisi Teks Cerita Moral/Fabel
tujuan Pembelajaran: Siswa mampu menyunting/merevisi teks cerita moral/fabel
Setelah mengerti dan paham struktur dan ciri bahasa fabel dan setelah belajar membuat fabel sendiri, masih ada satu tahapan agar kemampuanmu terasah dengan baik, yaitu kemampuan menyunting dan merevisi teks yang kalian buat atau yang teman kalian buat.
Baca dan pahamilah penggalan teks fabel berikut ini!
Dihutan belantara hiduplah seekor landak. Landak itu bernama landa. Jarang sekali dia bermain dengan binatang lain. landa tidak mau bermain dengan binatang lain karena khawatir duri yang ada di tubuhnya akan menusuk temannya. Setiap hari landa bermain sendiri. Untuk mencari makan pun, dia hanya berani di malam hari di saat binatang lain tidur pulas. Hatinya sedih karena tidak mempunyai teman yang bisa di ajak berbicara dan bermain. Kesepian dilanda landa.
Nah, setelah membaca dan memahami penggalan teks fabel yang tersaji, kamu akan mencoba untuk menyunting atau merevisi penggalan teks tersebut. Pada kali ini, ada tiga hal yang harus kamu sunting: penggunaan huruf kapital, penggunaan preposisi di, dan penggunaan afiks di-.
Huruf Kapital atau Huruf Besar
1. Huruf kapital digunakan untuk menuliskan kata di awal kalimat.
Contoh:
landa tidak mau bermain dengan binatang lain karena khawatir duri yang ada di tubuhnya akan menusuk temannya.
Seharusnya:
Landa tidak mau bermain dengan binatang lain karena khawatir duri yang ada di tubuhnya akan menusuk temannya.
2. Huruf kapital digunakan dalam penulisan nama diri, dalam hal ini nama tokoh dalam cerita. Contoh:
Landak itu bernama landa.
Seharusnya:
Landak itu bernama Landa.
Kata Depan atau Preposisi Di
1. Preposisi di ditulis terpisah dari kata yang diikutinya.
Contoh:
Dihutan belantara hiduplah seekor landak.
Seharusnya:
Di hutan belantara hiduplah seekor landak.
2. Preposisi di berfungsi membentuk frasa keterangan tempat.
Contoh:
Untuk mencari makan pun, dia hanya berani di malam hari di saat binatang lain tidur pulas.
Seharusnya:
Untuk mencari makan pun, dia hanya berani pada malam hari di saat binatang lain tidur pulas.
3. Preposisi di tidak dapat diaktifkan dengan afiks/imbuhan me-.
Contoh:
Di hutan belantara hiduplah seekor landak.
Tidak dapat menjadi:
Mehutan belantara hiduplah seekor landak.
Afiks/Imbuhan di-
1. Afiks di- ditulis tergabung dengan kata yang diikutinya.
Contoh:
Hatinya sedih karena tidak mempunyai teman yang bisa di ajak berbicara dan bermain.
Seharusnya:
Hatinya sedih karena tidak mempunyai teman yang bisa diajak berbicara dan bermain.
2. Afiks di- membentuk verba intransitif.
Contoh:
Kesepian(S) dilanda(P) landa(Pel).
Seharusnya:
Kesepian(S) melanda(P) landa(O).
Atau dapat menjadi
Landa(S) dilanda(P) kesepian(Pel).
3. Afiks di- dapat diaktifkan dengan afiks me-.
Contoh:
Hatinya sedih karena tidak mempunyai teman yang bisa diajak berbicara dan bermain.
dapat menjadi
Hatinya sedih karena tidak mempunyai teman yang bisa diajak berbicara dan bermain.
Poin Penting
Menyunting adalah memperbaiki sehingga teks yang kamu buat atau teman yang buat menjadi semakin bagus bentuknya.
Meringkas Teks Cerita Moral/Fabel
Tujuan Pembelajaran: Siswa mampu meringkas teks cerita moral/fabel, baik secara lisan maupun tulisan
Apakah kamu masih ingat apa itu teks fabel? Benar. Teks fabel adalah teks yang berisi cerita pesan moral yang bertokohkan binatang. Secara tersirat, pesan-pesan yang terkandung dalam sebuah teks fabel merupakan pelajaran yang dapat dipetik untuk kita praktikkan dalam realitas kehidupan.
Nah, materi kita kali ini adalah meringkas teks fabel yang tadi sudah dijelaskan sebelumnya. Kamu tentu masih pula ingat apa yang disebut meringkas, bukan? Meringkas adalah sebuah cara penyederhanaan bacaan tanpa menghilangkan pokok-pokok penting yang terdapat dalam wacana asli. Dengan demikian, meringkas teks fabel adalah menyederhanakan teks yang berisi cerita moral tanpa menghilangkan bagian-bagian penting yang terdapat di dalamnya.
Salah satu hal penting yang harus dilakukan sebelum kita meringkas teks fabel adalah memahami tentang struktur teks fabel tersebut. Struktur teks fabel ada empat: orientasi, komplikasi, resolusi, dan koda. Pengetahuan kita tentang struktur teks fabel akan memudahkan kita dalam meringkasnya. Agar pemahamanmu terbangun lakukanlah langkah-langkah berikut ini.
Baca dan pahamilah penggalan teks berikut ini!
Tikus mengendap-endap agar kedatangannya tidak membangunkan kucing. Ketika sampai di percis depan kucing, tikus semakin memelankan langkahnya agar tidak menimbulkan suara. Namun, nahas tikus tidak menyadari apabila di sana ada kaleng tempat minum kucing. Kemudian, prang…tikus menginjak kaleng itu.
Penggalan teks fabel di atas adalah termasuk ke dalam bagian komplikasi. Kita bisa membuat penyederhanaan penggalan teks bagian komplikasi di atas. Kita meringkas bersama-sama ya!
Langkah pertama
Tentunya kita harus membaca dan memahami teks tersebut. Kamu sudah membaca dan memahaminya, bukan? Seperti yang sudah disinggung sebelumnya bahwa penggalan tersebut termasuk bagian komplikasi teks fabel, artinya kita bisa mengimajinasikan bahwa penggalan ini harus meliputi kemunculan konflik sampai klimaks konflik.
Langkah kedua
Nah, setelah cara pertama dilakukan, kamu pasti dapat menemukan pokok-pokok alur yang terdapat dalam penggalan teks tersebut, bukan? Yuk, kita urutkan pokok-pokoknya!
(1) Tikus mengendap-endap [muncul konflik]. (2) Tikus sampai di depan kucing yang sedang tidur [konflik mulai naik]. (3) Tikus tidak sadar ada kaleng [mendekati klimaks]. (4) Tikus menginjak kaleng [menuju titik klimaks].
Langkah ketiga
Setelah menentukan pokok-pokok alurnya, kita susun penggalan teks yang lebih sederhana berdasarkan pokok-pokok tersebut.
Misalnya,
Tikus mengendap-endap, tetapi nahas ia menginjak kaleng ketika sampai di depan kucing yang sedang tidur itu.
Nah, mudah, bukan? Apa yang kamu lakukan tadi adalah salah satu cara dalam meringkas teks fabel. Ingat, sebuah ringkasan—walaupun muncul dalam wujud sederhana—tetap berisi bahan utama dari teks aslinya.
Poin Penting
Hal-hal yang perlu kamu ingat ketika membuat ringkasan adalah sebagai berikut.
1. Tidak boleh malas membaca!
2. Bacalah teks fabel dengan berusaha mengimajinasikannya sehingga tergambar mini teks dalam pikiranmu!
3. Meringkaslah dengan sinonim kata yang dapat menggantikan.
4. Pakailah kalimat yang sederhana dalam membuat ringkasannya.
5. Ingatlah urutan struktur teks fabelnya.