Menulis Resensi Buku Pengetahuan – Siswa dapat menulis resensi buku pengetahuan berdasarkan format baku.

Secara umum meresensi buku fiksi dan nonfiksi tidak ada bedanya. Perbedaannya terletak pada :
1. Buku fiksi (cerpen, novel, dan drama) mengulas unsur-unsur dalam karya sastra yaitu unsur intrinsik dan ekstrinsik cerita.
2. Buku nonfiksi (ilmu pengetahuan, sejarah, agama, dsbnya) mengulas unsur kelebihan dan kekurangan buku dibandingkan dengan buku lain yang memiliki tema yang sama.
Buku nonfiksi biasanya membahas tema yang sama. Namun, penyajiannya beragam karena penerbit yang berbeda. Berbeda dengan buku fiksi. Tema cerita yang disajikan hanya satu dan tidak mungkin sama. Cobalah kita amati buku cerita satu dengan cerita yang lain memiliki cerita yang berbeda. Tetapi, buku pengetahuan dengan tema ‘pidato’ memiliki banyak ragam dan banyak penerbit. Oleh sebab itu sebelum kita membeli sebuah buku ada baiknya kita membaca resensi buku.
Peresensi atau resensator hendaknya memiliki wawasan yang luas terhadap buku yang akan diresensi selain itu bahasa yang dipakai hendaknya menarik dan menghindari kata-kata yang berlebihan (baik dalam memuji maupun menulis kekurangan buku).
Kapan sebaiknya sebuah buku dapat diresensi? Sesuai dengan tujuan kita meresensi buku agar pembaca tidak membeli kucing dalam karung, sebaiknya sebuah buku yang diresensi merupakan buku baru yang pertama kali diterbitkan.
Buku ilmu pengetahuan (nonfisksi) tetap memiliki kaidah penulisan resensi yang sama dengan kaidah penulisan resensi buku fiksi.
Mari kita amati sekali lagi bagan resensi di bawah ini!

Contoh 1:
Perhatikan halaman ii di bawah ini!
Reswara, Parahita
SENI MENULIS / Parahita Reswara, penyunting, Widayanti
—- Cet. 1. —- Surabaya : Murni Kawan, 2015
V+215 hlm; 25 cm
Bila kita akan menulis menjadi identitas sebuah buku, penulisan yang tepat ialah sebagai berikut.
a. Judul buku : Seni Menulis
b. Pengarang : Parahita Reswara
c. Penerbit : Murni Kawan
d. Tahun terbit (cetakan ) : 2015
e. Tebal buku : 220 Halaman
Contoh 2:
Berbagai macam olahan makanan dengan bahan dasar singkong dapat kita lihat di buku ini. Dengan tampilan gambar makanan pada kertas glosy, pembaca dapat mengetahui bentuk makanannya dengan sangat jelas. Sayangnya olahan makanan yang disajikan tidak mewakili seluruh nusantara Indonesia. Meski begitu, buku ini tetap menarik karena harganya terjangkau.
Bagian yang dijelaskan pada kutipan resensi di atas merupakan bagian isi resensi yang berisi kelebihan dan kekurangan sebuah buku.
Isi resensi terdiri atas: Sinopsis buku, keunggulan dan kekurangan buku, bahasa yang dipakai, dan harga buku.
Poin Penting
1. Buku terbagi atas buku fiksi ( cerpen, novel, dan drama) dan nonfiksi ( ilmu pengetahuan, sejarah, agama, dsbnya).
2. Buku nonfiksi biasanya membahas tema yang sama. Namun, penyajiannya beragam karena penerbit yang berbeda.
3. Buku fiksi memiliki tema cerita hanya satu dan tidak mungkin sama.
4. Resensi sering disebut juga timbangan buku.
5. Bagian-bagian resensi buku baik fiksi maupun nonfiksi tetap terdiri atas: Judul Resensi, Identitas buku, Pembukaan, Isi resensi, dan Penutup.
6. Perbedaan resensi buku fiksi dan nonfiksi hanya terletak pada penjelasan umum.
Buku fiksi menjelaskan unsur intrinsik dan ekstrinsik cerita. Buku nonfiksi langsung menjelaskan kelebihan dan kekurangan.
7. Orang yang meresensi buku hendaknya:
• Meresensi buku yang baru pertama kali terbit (aktual)
• Menghindari pemakaian bahasa memuji dan mengungkapkan kekurangan buku secara berlebihan.
• Memiliki wawasan yang luas terhadap buku yang akan diresensi.