Menulis Puisi Menggunakan Kata Tepat dan Objek dalam Larik – Kamu tentu telah mengenal ciri-ciri puisi, bukan? Puisi merupakan ungkapan jiwa penulisnya. Puisi bisa saja mengandung suasana jiwa yang sedang sedih, cemas, atau gembira. Puisi juga berisi tema-tema tertentu, misalnya keindahan alam, ketuhanan, bakti pada orang tua, cinta, dan lain-lain.

Agar kamu bisa menulis sebuah puisi dengan baik, ada baiknya kamu terlebih dulu memperkaya kosakata bahasa Indonesia. Hal ini bertujuan agar puisi yang kamu hasilkan tidak monoton atau selalu menggunakan pilihan kata yang itu-itu saja. Di samping itu, dengan menggunakan variasi kosakata, makna puisi yang kamu tulis akan lebih mengena.
Baiklah, sekarang coba perhatikan contoh puisi berikut!

Pada contoh di atas, baris ketiga diawali dengan kata berkecipak. Kata berkecipak dipilih karena identik dengan air dan sesuai dengan tema puisi tentang laut. Rangkaian kata harum napas garam menunjukkan bahwa laut merupakan sumber kehidupan (napas). Kata garam juga sebagai simbol laut. Kata menggenggam pada baris kelima menunjukkan harapan yang masih ada. Kata usang yang berarti rusak/buruk menunjukkan nasib para nelayan yang tidak kunjung membaik dan masih kurang diperhatikan.
Nah, bisa dipahami, bukan? Kamu pun pasti bisa menulis puisi yang bagus dengan memerhatikan diksi (pilihan kata) yang tepat. Jadi, intinya adalah memperkaya kosakata agar bisa memilih kata yang sesuai dengan tema. Dalam bahasa Indonesia, satu kata kadang memiliki sinonim lebih dari satu. Nah, sinonim-sinonim itu yang perlu kamu perhatikan agar memperoleh kata yang benar-benar pas. Perhatikan lagi contoh berikut!
Untukmu para pahlawan bangsa
Yang meninggal di medan laga
Adakah kata yang janggal pada penggalan puisi di atas? Ya, kata meninggal terasa janggal kehadirannya. Coba apa saja sinonim kata meninggal? Ada mati, wafat, gugur, dan mampus. Lalu, kira-kira apa kata yang pas untuk menggantikannya? Kamu pasti setuju kalau kata yang digunakan adalah kata gugur. Kata gugur lebih tepat untuk tema kepahlawanan.
Untukmu para pahlawan bangsa
Yang gugur di medan laga
Walaupun memiliki arti sama, penggunaan diksi yang tepat akan semakin mempercantik puisi dan memperjelas makna. Langkah memperkaya diksi yang bisa kamu lakukan antara lain adalah sebagai berikut.
- Mencari padanan kata (sinonim) melalui kamus, lebih dianjurkan Kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI).
- Membaca puisi-puisi karya sastrawan ternama dan mencoba menemukan makna-makna simbol melalui pilihan kata yang mereka gunakan.
- Memperkaya wawasan tentang ungkapan, peribahasa, dan bahasa-bahasa simbol.
- Cobalah memadukan kata-kata yang kamu anggap memiliki makna unik dan bisa mengekspresikan imajinasi.
Selain memperhatikan diksi, kamu juga bisa menggunakan majas (gaya bahasa). Majas yang sering digunakan dalam puisi di antaranya personifikasi, metafora, perumpamaan, metonimia, dan sinekdoke. Silakan dipelajari di bagian majas, ya!
Poin Penting
- Tentukan tema sebelum membuat puisi!
- Gunakan diksi (pilihan kata) yang sesuai dengan tema!
- Perkaya kosakata yang kamu miliki, ketahui sebanyak mungkin sinonim sebuah kata beserta ketepatan penggunaannya!
- Gunakan juga majas (gaya bahasa)!
Kamu suka membaca puisi? Ingin bisa menulis puisi? Yuk, kita pelajari bersama langkah membuat sebuah puisi yang bagus! Tentunya kamu sudah mempelajari tentang ciri-ciri puisi, bukan? Mari mengingat kembali apa saja ciri-ciri puisi!
- Puisi adalah sastra tulis yang dapat juga dilisankan.
- Puisi memiliki larik atau disebut juga baris kata, frasa, dan kalimat.
- Puisi tidak terikat jumlah baris, irama, dan rima.
- Puisi biasanya berisi kehidupan dan pengetahuan yang dirasakan si pengarang.
Mari perkaya kosakata bahasa Indonesia agar memperoleh diksi yang sesuai dengan tema puisi. Satu kata bisa saja memiliki sinonim lebih dari satu. Kata gugur, misalnya, bersinonim dengan rontok, luruh, dan jatuh. Dalam konteks yang lain, katagugur bisa juga bersinonim dengan mati, meninggal, wafat, dan mampus.
Untuk menyusun sebuah puisi, ada beberapa variasi permainan bunyi (sajak) yang bisa kamu gunakan, yaitu sebagai berikut.
Asonansi dan Aliterasi
- Asonansi adalah persamaan bunyi vokal pada kata-kata dalam puisi.
Contoh:
Mengunjungi rumah kami di malam hari
Kesiur angin menerpa nestapa
- Aliterasi adalah persamaan bunyi konsonan pada kata-kata dalam puisi.
Contoh:
bersama kail dan jala-jala usang terkembang.
…
Tertawalah sepuas hati dan bergembiralah
Rima Awal, Rima Tengah, dan Rima Akhir
- Rima awal adalah persamaan bunyi di awal kata.
Contoh:
Laut merengkuh kami, menelanjangi dosa kami
…
Laut menyayangi kami, para nelayan
yang mengabdikan nyawa tanpa kata
Nah, bisa kamu cermati, bukan? Ada persamaan bunyi awalan me- pada kata merengkuh, menelanjangi, menyayangi, dan mengabdikan.
- Rima tengah adalah persamaan bunyi di tengah larik/baris.
Contoh:
Jika aku seorang pujangga
maka aku tulis sebuah syair
Jika aku seorang kelana
maka aku ucap seuntai zikir
Ada persamaan bunyi aku di tengah-tengah larik.
- Rima akhir adalah persamaan bunyi di akhir kata.
Contoh:
Laut tak pernah menunggu
Laut tak tersedu
Laut membisu
…
Kesiur angin menerpa nestapa
Wajah indahnya tak lagi tersapa
Ada persamaan bunyi u pada kata menunggu, tersedu, dan membisu. Terdapat juga persamaan bunyi –pa pada kata nestapa dan tersapa. Rima awal, rima tengah, dan rima akhir dapat terletak pada larik/baris yang berbeda, tetapi bisa juga terdapat pada baris yang sama.
Deskripsi Objek dalam Larik yang Puitis
Mari menyusun sebuah puisi dengan melakukan pengamatan terlebih dahulu pada sebuah objek! Objek adalah sesuatu yang dapat kita lihat dan amati di kehidupan sehari-hari. Semua hal hampir dapat dijadikan sebagai objek puisi. Mulai dari hal terkecil sejak bangun pagi hingga menjelang tidur. Di mana pun kamu dapat menemukan objek puisi, misalnya di rumah, di jalanan, di taman, di sekolah, maupun di tempat keramaian.
Objek yang dijadikan sebuah puisi tentunya harus bermakna dan indah. Bermakna yaitu memiliki arti yang dalam, yang merupakan hasil penghayatan dan pemikiran. Indah artinya menggunakan kata-kata yang terpilih. Di sekeliling kita banyak objek yang bisa kita jadikan sumber ide puisi. Pengamatan dimulai dari hal yang paling sederhana, bisa orang di sekitar, benda hidup, benda mati, keindahan alam, bencana alam, atau peristiwa sedih, bahagia, cinta, dan peristiwa lain yang pernah dialami.
Setelah diamati, objek tersebut didata sesuai kenyataan dan hal-hal yang berkaitan dengan objek tersebut. Gunakan perasaan dan imajinasi kalian untuk memudahkan memperoleh data dari objek.
Perhatikan Contoh
1) Objek yang diamati : Ayah
2) Data yang berkaitan :
- Seseorang yang tegar dan dibanggakan oleh keluarga;
- Sosok seorang ayah adalah pemimpin keluarga;
- Seorang ayah terlihat tidak pernah menangis, padahal mungkin dalam hatinya kadang ada rasa sedih;
- Ayah adalah tulang punggung keluarga, orang yang mencari nafkah;
- Seorang ayah terkadang kurang dirindukan dibandingkan dengan ibu
Baik, kita sudah mendapatkan objek beserta datanya. Langkah selanjutnya yaitu mendeskripsikan objek tersebut ke dalam larik-larik (baris-baris) puisi. Larik-larik tersebut haruslah bersifat puitis. Puitis adalah menggunakan diksi atau pilihan kata yang sesuai sehingga menimbulkan irama bunyi tertentu (persajakan).
Sebagai contoh, objek Ayah dengan data terkait yang sudah ada tersebut bisa kamu rangkai menjadi larik-larik puisi seperti berikut.

Mudah, bukan? Kamu bisa mengembangkan lagi dari objek lain yang ada di sekitarmu.
Poin Penting
- Tentukan objek yang akan kamu gunakan untuk membuat puisi! Kumpulkan data-data yang berkaitan dengan objek tersebut!
- Deskripsikan objek sesuai data-data yang sudah kamu kumpulkan!
- Gunakan diksi (kata yang tepat) agar memperoleh efek permainan bunyi/persajakan!
- Asonansi adalah persamaan bunyi vokal pada kata-kata dalam puisi.
- Aliterasi adalah persamaan bunyi konsonan pada kata-kata dalam puisi.
- Rima awal adalah persamaan bunyi di awal kata.
- Rima akhir adalah persamaan bunyi di akhir kata.
- Rima awal dan rima akhir dapat terletak pada larik/baris yang berbeda, tetapi bisa juga terdapat pada baris yang sama.