Menulis Notula Rapat Menggunakan Kalimat Efektif dan sesuai EYD

Menulis Notula Rapat Menggunakan Kalimat Efektif dan sesuai EYD – Setelah mempelajari topik ini, siswa diharapkan mampu menuliskan notula rapat yang memenuhi kaidah kalimat efektif, mengetahui, dan membuat notula rapat yang sesuai dengan EYD.

Menulis Notula Rapat Menggunakan Kalimat Efektif dan sesuai EYD
Menulis Notula Rapat Menggunakan Kalimat Efektif dan sesuai EYD

Setelah mengetahui struktur dan bagian-bagian pada notula, kalian akan belajar tentang kalimat efektif dan ejaan untuk menambah keterampilan kalian dalam menulis notula.
Kaidah ejaan meliputi hal-hal berikut ini.

1. Penulisan huruf kapital
Huruf kapital digunakan untuk menuliskan nama orang, lembaga, geografi yang diikuti nama, gelar akademik yang disingkat, jabatan yang diikuti nama, dan lain-lain. Misalnya, Kota Bandung, Mahkamah Agung Republik Indonesia, Jenderal Ahmad Sayuti, dan Nanda Swara, S.E.

2. Penulisan kata
Dalam penulisan kata, hal yang harus diperhatikan adalah kata yang penulisannya harus digabung dengan kata yang harus ditulis terpisah. Misalnya, di Bandung, di aula masjid, dan di sekolah harus ditulis terpisah karena menunjukkan tempat. Sementara itu, diagungkan, disesuaikan, dan dilantik harus disatukan karena menunjukkan kata kerja.

3. Penulisan unsur serapan
Dalam menuliskan unsur serapan, hal yang harus diperhatikan adalah proses penyerapannya ke dalam bahasa Indonesia. Proses penyerapan bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia ada tiga yaitu adopsi, adaptasi, dan translasi. Adopsi adalah penyerapan bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia secara langsung tanpa ada perubahan apa pun, misalnya kata helm, unit, dan bank. Adaptasi adalah proses penyerapan bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia, misalnya active menjadi ‘aktif’ dan university menjadi universitas. Sementara itu, translasi adalah proses penyerapan bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia melalui penerjemahan, misalnya polling menjadi ‘jajak pendapat’, download menjadi ‘unduh’.

4. Pemakaian tanda baca
Dalam hal pemakaian tanda baca, hal yang harus diperhatikan terutama adalah penggunaan tanda titik dan koma, meskipun tanda baca yang lain pun harus tetap diperhatikan. Misalnya, apabila dalam sebuah kalimat terdapat perincian yang lebih dari tiga, sebelum kata sambung harus menggunakan tanda baca koma, contoh Pertemuan itu dihadiri juga oleh kepala sekolah, wakasek bidang kesiswaan, dan ketua osis.

Setelah ejaan, hal yang harus diperhatikan adalah penggunaan kalimat yang efektif.
Kaidah kalimat efektif meliputi hal-hal berikut ini.

1. Kesatuan gagasan
Kesatuan gagasan berarti sebuah kalimat harus memiliki gagasan yang jelas. Untuk mendukung gagasan yang jelas, sebuah kalimat setidaknya harus jelas subjek dan predikatnya. Misalnya, kepada seluruh peserta rapat diharapkan hadir kembali pada rapat koordinasi selanjutnya. Kalimat tersebut tidak efektif karena subjeknya tidak jelas. Penggunaan kata kepada pada kalimat tersebut tidak tepat karena mengaburkan fungsi subjek. Kalimat tersebut seharusnya Seluruh peserta rapat diharapkan hadir kembali pada rapat koordinasi selanjutnya.

2. Kehematan
Kehematan berarti sebuah kalimat tidak berlebihan dalam penggunaan pilihan katanya. Kehematan sebuah kalimat dapat dilakukan dengan cara-cara berikut ini.
a. Tidak menjamakkan bentuk yang sudah jamak. Kalimat Para peserta-peserta rapat mulai hadir pada pukul 8.45 merupakan kalimat yang tidak efektif. Kata peserta-peserta sudah menunjukkan makna jamak sehingga kita tidak usah menambahkan kata para yang sama-sama merupakan bentuk jamak. Kalimat tersebut seharusnya Para peserta rapat mulai hadir pada pukul 8.45 atau peserta-peserta rapat mulai hadir pada pukul 8.45.
b. Menghindarkan kata yang bersinonim. Kalimat Sejak dari tadi pemimpin rapat sudah membuka acara rapat koordinasi merupakan kalimat yang tidak efektif. Kata sejak dan dari merupakan kata yang bersinonim sehingga harus dipilih salah satunya agar kalimat menjadi efektif.

3. Kecermatan
Kecermatan bermakna bahwa sebuah kalimat harus bermakna tunggal, tidak ambigu. Kalimat Lukisan Jamilah akan ditampilkan dalam pameran karya seni merupakan kalimat yang tidak efektif. Lukisan Jamilah bermakna ganda apakah lukisan tentang Jamilah atau lukisan hasil karya Jamilah. Agar tidak ambigu, kita dapat menambahkan kata-kata di antara kata yang ambigu atau menggunakan tanda hubung.

4. Kesejajaran bentuk. Jika dalam sebuah kalimat terdapat perincian, rincian dalam kalimat tersebut harus sama bentuknya.
Misalnya, Tahap akhir persiapan acara tersebut meliputi penyebaran pamflet, pengecekan lokasi, dan pendataan peserta. Pada kalimat di atas terdapat perincian dengan bentuk yang sama yaitu penyebaran undangan, pengecekan lokasi, dan pendataan peserta.

5. Kelogisan berarti bahwa makna sebuah kalimat yang efektif harus dapat diterima oleh akal sehat.
Misalnya kalimat Untuk mempersingkat waktu, acara rapat segera dibuka oleh pemimpin rapat. Kalimat tersebut tidak logis karena waktu tidak bisa disingkat. Seharusnya kalimat tersebut Untuk mengefektifkan waktu, acara rapat segera dibuka oleh pemimpin rapat.

Poin Penting

Agar kalimat dalam notula menjadi efektif dan sesuai dengan ejaan bahasa Indonesia, notulis harus memperhatikan hal-hal berikut ini.
1. Penulisan huruf kapital, penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan pemakaian tanda baca.
2. Keefektifan kalimat meliputi kesatuan gagasan, kehematan kata, kecermatan, kesejajaran bentuk, dan kelogisan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *