Mengukur Kecepatan Membaca dan Rumus Kecepatan Efektif – Teknik membaca cepat adalah suatu cara yang kita lakukan untuk mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya dari suatu teks dalam waktu yang singkat. Untuk dapat membaca cepat, seseorang perlu berkonsentrasi tanpa terganggu hal lain sehingga pembacaan dapat berlangsung dengan maksimal.

Memiliki kemampuan dalam membaca cepat juga dapat membuat siswa mudah menemukan gagasan utama suatu teks. Mengingat kedudukan gagasan utama sangat penting karena dapat dijadikan rangkuman/simpulan, kemampuan membaca cepat mutlak dibutuhkan dalam pengerjaan soal dengan waktu yang terbatas.
Teknik kecepatan membaca dapat dapat dihitung dengan rumus KPM (Kata Per Menit), yaitu jumlah kata yang telah dibaca dibagi dengan waktu yang diperlukan. Kemampuan membaca cepat dapat dikatakan berhasil jika siswa tersebut mampu membaca 300 kata per menit dan memahami 75 % isi bacaan. Dalam membaca cepat, ada beberapa hal yang tidak boleh dilakukan, yaitu:
1. Vokalisasi
Membaca dengan bersuara dapat memperlambat pembacaan karena siswa harus mengucapkan kata demi kata dengan kata lengkap.
2. Gerak bibir
Sebagian orang terkadang membaca dengan menggerakkan bibir seperti bergumam. Sekalipun tidak bersuara, hal ini pun dapat memperlambat membaca.
3. Gerak kepala
Siswa pun kadang terbiasa menggerakkan kepala dari tepi kiri ke kanan. Hal ini tentu akan memperlambat pembacaan karena gerakan mata lebih cepat dari gerakan kepala.
4. Menunjuk dengan jari
Ini adalah hal yang tidak perlu siswa lakukan karena cukup dengan mata, siswa mampu membedakan setiap baris bacaan.
5. Regresi
Regresi atau mengulang kembali adalah hambatan serius dalam membaca. Regresi dapat mengacaukan susunan kata yang berakibat pada kacaunya susunan makna. Ini terjadi karena kurang berkonsentrasi.
6. Subvokalisasi
Melafalkan bacaan di dalam hati dapat menghambat pikiran dalam memahami bacaan karena siswa akan lebih memerhatikan bagaimana pelafalan yang benar daripada berusaha memahami ide bacaan.
Di antara keenam hal di atas, regresi adalah hal yang paling fatal untuk dilakukan. Usahakan untuk tidak melakukannya dengan cara menambah konsentrasi dalam membaca.
Mengukur Kecepatan Membaca
Untuk dapat mengetahui kecepatan membaca, mintalah bantuan temanmu untuk mengukur waktunya! Alat yang digunakan bisa stopwatch atau telepon genggam. Lakukan pembacaan secara bergantian. Berilah aba-aba, baik saat mulai membaca maupun saat sudah selesai, agar temanmu mendapatkan waktu secara akurat dengan menunjukkan angka yang tertera pada alat.
Bacalah paragraf berikut dalam waktu satu menit!

Jika sudah membaca paragraf di atas, mintalah temanmu untuk mencatat segala kebiasaan yang kamu lakukan saat membaca, apakah itu vokalisasi, menggerakkan jari, kepala, atau bibir. Kemudian hitunglah kecepatan membacamu dengan menggunakan rumus berikut.
Rumus Kecepatan Efektif Membaca


Poin Penting
Poin penting dalam topik kali ini adalah sebagai berikut.
- Berkonsentrasi saat membaca itu penting.
- Lihatlah catatan temanmu! Jika masih banyak melakukan kebiasaan yang tidak diperlukan, cobalah kamu kurangi atau bahkan dihilangkan agar pembacaan menjadi semakin efektif.
- Hitunglah kecepatan membaca dengan rumus KPM dengan baik!
Berdasarkan materi sebelumnya, kita telah belajar cara membaca cepat. Kemampuan ini adalah indikator yang memengaruhi kesuksesan kita dalam belajar. Atas dasar inilah kita dapat memahami bahwa kemampuan ini sangat penting untuk kita kuasai.
Membaca cepat dapat dikatakan berhasil jika kita mampu menjawab pertanyaan dengan ketepatan minimal 75%. Ada taktik/strategi yang bisa kita lakukan saat membaca cepat. Berikut adalah taktik yang dapat kita lakukan.
Memvariasikan Kecepatan Membaca
Sebenarnya, tidak semua teks dapat kita baca dengan kecepatan yang tetap. Keefektifan membaca kita dapatkan dengan cara mengubah variasi kecepatan membaca. Beberapa bacaan dengan materi yang dianggap sulit mungkin akan dibaca dengan lebih lambat, sedangkan bacaan lainnya dapat dibaca dengan lebih cepat. Berikut adalah penjelasannya.
A. Menurunkan kecepatan membaca
Kita dapat menurunkan kecepatan membaca saat menemukan situasi-situasi di bawah ini.
- Menemukan kata atau istilah baru yang tidak familiar.
- Menemukan kalimat atau argumentasi yang cukup panjang
- Menemukan instruksi detail yang bersifat teknis.
- Menemukan materi yang secara khusus ingin diingat
B. Meningkatkan kecepatan membaca
Kita dapat meningkatkan kecepatan membaca saat menemukan situasi-situasi di bawah ini.
- Materi bacaan dianggap mudah dan kita telah memiliki referensi sebelumnya.
- Contoh dan ilustrasi yang sudah dipahami
- Penjelasan detail yang sudah tidak dibutuhkan
- Informasi umum yang dapat dibaca dengan teknik pemindaian.
Memahami Tujuan
Setiap proses membaca memiliki tujuan yang berbeda-beda. Pahami tujuan kalian ketika hendak membaca sebuah teks atau buku, apakah untuk menguasai suatu pelajaran dengan baik, mencari informasi terkini terkait suatu peristiwa, atau sekadar untuk bersantai. Tujuan yang kalian tetapkan akan menentukan kecepatan kalian dalam membaca.
Menentukan Target Pemahaman yang Diharapkan
Semakin tinggi tingkat pemahaman yang ingin kalian capai semakin berhati-hati dan lambat kecepatan kita dalam membaca. Pembaca yang baik memiliki kecepatan yang fleksibel, terkadang lambat, cepat, atau bahkan sangat cepat.
Membaca per Fungsi Kalimat
Hal yang mebuat kita lama membaca dengan hasil pemahaman yang kurang adalah karena terkadang kita membaca per kata. Agar efektif, pembacaan seharusnya kita lakukan per fungsi kalimat. Setiap kalimat pasti memiliki fungsi. Fungsi yang dimaksud adalah subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan.
Contoh:

Berdasarkan contoh di atas, pembacaan yang efektif adalah dengan menyelesaikan satu fungsi kalimat. Setelah itu, baru berlanjut ke fungsi kalimat yang lain (jeda ditandai dengan garis miring).
Poin Penting
Poin-poin penting dalam topik kali ini adalah sebagai berikut.
- Indikator kesuksesan membaca cepat adalah mampu menjawab 75% pertanyaan dengan benar.
- Variasikan kecepatan membaca agar mampu memahami dengan teliti.
Definisi Gagasan Utama
Gagasan utama adalah topik yang diperbincangkan dalam teks. Kita bisa mengatakan bahwa gagasan utama adalah permasalahan yang ingin disampaikan penulis. Dia adalah ide dan tujuan penulis dalam membuat paragraf. Setiap satu paragraf hanya akan memiliki satu gagasan utama yang dapat terletak di salah satu kalimat.
Beberapa Hal terkait Gagasan Utama
Dengan demikian, berdasarkan hal tersebut, ada hal yang perlu kita catat mengenai kesalahpahaman siswa dalam menentukan letak gagasan utama. Tidak sedikit siswa yang menganggap bahwa gagasan utama hanya muncul di awal dan/atau akhir paragraf. Padahal, gagasan utama dapat muncul di bagian mana pun sebuah paragraf, apakah di awal, tengah, akhir, campuran, atau di seluruh kalimat. Sebagai contoh, perhatikanlah dan baca paragraf-paragraf berikut!
Contoh 1

Pada contoh di atas, permasalahan yang disampaikan penulis adalah kekisruhan antara KPK dan Polri yang membuat geram masyarakat (kalimat 1). Hal ini dibuktikan dan diperkuat oleh alasan yang muncul pada kalimat 3, yaitu terluntanya pemberantasan korupsi. Dengan demikian, paragraf tersebut adalah paragraf yang gagasan utamanya terletak di awal paragraf. Paragraf ini disebut dengan paragraf deduktif.
Contoh 2

Pada contoh di atas, permasalahan yang disampaikan dalam paragraf adalah mengenai tubuh tetap memerlukan kolesterol dalam batas normal. Informasi ini terdapat pada kalimat kedua dan dibuktikan oleh penggunaan kata hubung akan tetapi yang menyangkal informasi pada kalimat 1. Paragraf ini memberikan kita contoh letak gagasan utama yang terletak di kalimat 2 (tengah paragraf). Walaupun gagasan utama berada di tengah paragraf, jenis paragraf ini tetap dinamakan sebagai paragraf deduktif (sesuai dengan pernyataan Gorys keraf dalam buku Komposisi).
Contoh 3

Pada contoh di atas, permasalahan yang disampaikan oleh penulis adalah mengenai anjuran menakar konsumsi kopi dengan tidak berlebihan agar dapat merasakan manfaat tanpa mengkhawatirkan efek negatif kopi. Informasi ini muncul di kalimat terakhir. Paragraf jenis ini disebut paragraf induktif.
Contoh 4

Paragraf di atas termasuk ke dalam paragraf naratif atau paragraf yang berisi cerita. Paragraf naratif memiliki gagasan utama yang berada pada seluruh kalimat yang muncul. Selain paragraf naratif, paragraf deskriptif pun memiliki gagasan utama yang muncul di seluruh kalimatnya.
Berdasarkan keempat contoh di atas, jelaslah bahwa kita harus berhati-hati dalam memilih gagasan utama. Bacalah keseluruhan paragraf dengan teliti dan carilah permasalahan yang ingin disampaikan penulis. Ini adalah langkah tepat dan lebih efektif dalam mencari gagasan utama.
Poin Penting
Gagasan utama atau topik paragraf dapat muncul di setiap bagian kalimat, yaitu sebagai berikut.
- Di awal paragraf (deduktif),
- di tengah paragraf (deduktif),
- di akhir paragraf (induktif),
- campuran (deduktif-induktif), dan
- dI seluruh bagian paragraf (naratif dan deskriptif).