Identifikasi dan Menangkap Makna Teks Cerita Moral atau Fabel

Identifikasi dan Menangkap Makna Teks Cerita Moral atau Fabel – Tujuan Pembelajaran:Siswa mampu menangkap makna dari sebuah teks moral/fabel

Identifikasi dan Menangkap Makna Teks Cerita Moral atau Fabel
Identifikasi dan Menangkap Makna Teks Cerita Moral atau Fabel

Dalam pelajaran kali ini, kamu akan mempelajari tentang cara untuk memaknai sebuah teks moral/fabel. Cerita moral/fabel merupakan jenis cerita yang kaya akan pesan moral kehidupan yang bisa kamu contoh.

Teks Cerita Fabel

Cerita fabel adalah cerita fiksi yang menggunakan binatang atau hewan sebagai tokoh-tokohnya. Cerita fabel sering disebut sebagai cerita moral karena mengandung kisah-kisah yang berhubungan dengan moral.

Tujuan fabel tidak sekadar menghibur, tetapi juga mengandung nilai luhur, budi pekerti, dan berbagai pesan moral untuk kehidupan manusia. Fabel memiliki ciri-ciri yang bisa dengan mudah dikenali. Ciri-ciri fabel tersebut adalah sebagai berikut.

  1. Tokoh-tokoh di dalamnya diperankan oleh hewan-hewan yang bertingkah laku seperti manusia.
  2. Memiliki informasi berdasarkan khayalan.
  3. Umumnya diceritakan secara pendek dan menggunakan bahasa yang mudah dipahami.
  4. Berisi pesan moral serta kritik untuk kehidupan.
  5. Umumnya menggunakan latar belakang alam atau hutan.
  6. Umumnya bercerita tentang karakter manusia yang kuat dan lemah.

Selain ciri-ciri, fabel juga memiliki struktur pembangun teksnya sendiri. Struktur cerita fabel adalah sebagai berikut.

1. Judul
Judul merupakan kepala karangan yang berfungsi untuk memberikan gambaran umum cerita pada pembaca.

2. Orientasi
Orientasi dalam fabel merupakan kalimat awal untuk mengenalkan karakter para tokoh, waktu, dan tempat.

3. Komplikasi
Komplikasi merupakan bagian ketika konflik mulai muncul.

4. Klimaks
Klimaks merupakan bagian saat konflik sedang berada di puncak.

5. Resolusi
Resolusi merupakan bagian penyelesaian konflik atau masalah.

6. Koda
Koda merupakan pesan moral yang disampaikan oleh pengarang. Akan tetapi, tidak semua pengarang mencantumkan koda pada cerita fabelnya.

Menangkap Makna Teks Cerita Moral/Fabel

Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, fabel merupakan sebuah cerita yang mengandung pesan moral di dalamnya. Pengarang akan memberikan pesan moral kehidupan yang diceritakan dengan menggunakan tokoh hewan.

Menangkap makna teks cerita moral/fabel bisa dilakukan dengan beberapa langkah berikut.

  1. Membaca teks cerita fabel secara keseluruhan.
  2. Mengenali watak masing-masing tokoh.
  3. Memahami jalan cerita.
  4. Menemukan pesan moral dalam cerita.

Pesan moral ada yang disampaikan secara langsung, misalnya pengarang menuliskan kalimat pesan moral di akhir cerita. Tetapi pesan moral ada juga yang disampaikan secara tidak langsung. Pembaca bisa memahami pesan moral yang disampaikan dengan membaca keseluruhan cerita.

Perhatikan Contoh Teks Fabel Berikut

      

Makna yang bisa diambil dari cerita fabel di atas adalah kesabaran dan usaha keras penting untuk dilakukan. Menyadari kesalahan yang telah dibuat serta berusaha untuk lebih baik lagi adalah perbuatan yang terpuji.

Poin Penting

  1. Cerita fabel disebut juga dengan cerita moral karena ceritanya mengandung pesan moral.
  2. Cerita fabel memiliki tokoh-tokoh yang dperankan oleh hewan yang berperilaku dan berkarakter seperti manusia.
  3. Cerita fabel memiliki makna yang penting untuk diketahui dan dicari.

Identifikasi Teks Cerita Moral/ Fabel

Tujuan Pembelajaran: Siswa mampu mengidentifikasi kekurangan teks cerita moral/ fabel, baik dari sisi kebahasaan, maupun isi

Teman-teman, dalam topik-topik sebelumnya kalian sudah belajar struktur, ciri bahasa, bahkan membandingkan teks fabel. Yuk kita ingat lagi apa itu fabel. Teks fabel adalah teks yang menggunakan hewan sebagai tokoh dalam ceritanya. Hewan-hewan dalam teks ini berperan dan memiliki karakter seperti manusia. Teks fabel memiliki ciri khas.

Jika ditinjau dari segi kebahasaan, teks fabel memiliki ciri khas sebagai berikut.

  1. Menggunakan kata sandang, seperti si dan sang. Penulisan kata sandang dalam teks fabel harus menggunakan huruf kecil jika berada di dalam kalimat, contohnya sebagai berikut. Ketika hujan turun, sang kodok bernyanyi dengan riang.
  2. Menggunakan kata keterangan waktu dan tempat untuk menunjukkan latar, contohnya sebagai berikut. Kata keterangan waktu dan tempat biasanya ditandai dengan menggunakan kata depan, seperti pada, di, ke. Pada suatu hari kancil terperosok ke dalam lubang.
  3. Menggunakan kata penghubung lalu, kemudian, dan akhirnya.       Kata penghubung lalu dan kemudian menyatakan makna lanjutan. Kata penghubung itu digunakan untuk menyatakan kegiatan satu yang selesai dilakukan, kemudian dilanjutkan pada kegiatan lainnya atau dapat dikatakan kata penghubung yang menyatakan urutan waktu. Contohnya: Si kancil melahap pisang-pisang itu, kemudian ia lari ke dalam hutan.
    Adapun kata penghubung akhirnya menyatakan makna kesimpulan yang menunjukkan akhir sebuah kalimat atau informasi. Contoh: Akhirnya, semua binatang hidup dengan rukun kembali.

Ciri khas kebahasaan ini dapat menjadi patokan untuk melihat kekurangan kebahasaan pada teks fabel. Selain kebahasaan, teks fabel juga memiliki ciri khas pada strukturnya. Struktur pada teks fabel terdiri atas orientasi, komplikasi, resolusi, dan koda. Struktur pada teks fabel ini juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi kekurangan pada teks tersebut. Kekurangan pada teks fabel bisa terjadi apabila terdapat beberapa hal berikut.

  1. Tidak adanya salah satu struktur pada cerita.
  2. Salah satu struktur cerita tidak selesai dalam pemaparannya sehingga cerita menjadi tidak jelas.
  3. Rangkaian cerita pada fabel tidak logis sehingga membingungkan pembaca
  4. Pengembangan karakter tokoh tidak sesuai atau tidak logis.

Untuk lebih jelasnya perhatikan teks fabel di bawah ini!

                                          Kupu-Kupu yang Sombong

Di sebuah hutan terdapatlah seekor kupu-kupu yang cantik dan unik. Kecantikan kupu-kupu itu terletak pada sayapnya yang terdiri atas aneka warna, yakni kuning, orange mencolok, dan corak hitam yang kontras dengan warna dasarnya yang putih. Kupu-kupu itu bernama Riri. Namun keunikan dan kecantikan pada sayap Riri justru membuat Riri menjadi rendah hati. Ia tidak mau bermain dengan teman-teman sesama kupu-kupu. Riri selalu berkata,”Buat apa aku bermain bersama mereka. Aku adalah kupu-kupu yang cantik di antara kupu-kupu lainnya. Aku tidak butuh kupu-kupu lainnya.” Kupu-kupu lainnya yang mendengar kesombongan Riri, justru menasihati,”Riri, secantik apa pun kamu, kamu tetap tidak bisa hidup sendiri. Kamu pasti membutuhkan orang lain dalam kehidupanmu.” Namun Riri tidak peduli. Ia berlalu sambil tersenyum sinis.

Suatu ketika Riri, si kupu-kupu sombong itu seperti biasa ingin menunjukkan kesombongannya dengan terbang ke sekeliling hutan. Riri masuk dalam perangkap pemburu kupu-kupu “Aduh apa ini, oh tolong…tolong…aku masuk dalam perangkap para pemburu. Riri pun menangis sejadi-jadinya. Ia menyesal tidak mendengar nasihat temannya.

Setelah kejadian itu, akhirnya Riri menyesal. Namun penyesalan Riri tidak berlangsung lama. Ia mengulangi lagi perbuatannya.

Marilah kita identifikasi kekurangan teks tersebut

  1. Pada bagian orientasi terdapat pengembangan karakter yang tidak tepat. Tokoh Riri digambarkan sebagai tokoh yang sombong. Hal itu terungkap pada dialog yang diungkapkannya. Namun, dalam cerita itu tertulis bahwa tokoh Riri memiliki karakter rendah hati.
  2. Pada bagian komplikasi terdapat bagian yang hilang. Komplikasi merupakan gabungan antara konflik dan klimaks. Pada cerita Kupu-Kupu yang Sombong, cerita langsung kepada klimaks, yakni Riri masuk dalam perangkap pemburu kupu-kupu.
  3. Cerita Kupu-kupu yang Sombong tidak terdapat resolusi. Cerita langsung menuju pada koda.
  4. Pada bagian koda, rangkaian cerita menjadi tidak logis. Karena seharusnya bagian koda merupakan akhir cerita. Pada bagian ini seharusnya juga disampaikan amanat cerita. Namun pada teks fabel itu, tidak terdapat amanat cerita.

Poin Penting

Teks fabel adalah teks yang menggunakan hewan sebagai tokoh dalam ceritanya. Hewan-hewan dalam teks ini berperan dan memiliki karakter seperti manusia. Dalam penyampaiannya, teks fabel terkadang memiliki kekurangan. Mengidentifikasi kekurangan teks fabel dapat dilihat pada dua unsur, yakni kebahasaan dan struktur cerita. Kesalahan kebahasaan pada teks fabel meliputi penulisan yang salah pada kata sandang, kata keterangan waktu dan tempat, serta penggunaan kata penghubung yang salah. Adapun kekurangan struktur cerita pada fabel pada terjadi apabila hilangnya salah satu struktur pada cerita, salah satu struktur cerita tidak selesai dalam pemaparannya sehingga cerita menjadi tidak jelas, rangkaian cerita pada fabel tidak logis, dan pengembangan karakter tokoh tidak sesuai atau tidak logis.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *