Membaca Intensif Teks Generalisasi dan Sebab Akibat – Pada pertemuan kemarin kita telah mengetahui bahwasannya pola pengembangan paragraf induktif dibagi menjadi tiga yaitu pola pengembangan analogi, generalisasi, dan kausalitas. Pada topik kali ini kita akan mempelajari apa itu teks generalisasi, ciri-ciri teks generalisasi, dan bagaimana cara menentukan kalimat simpulannya.

Teks Generalilsasi
Teks generalisasi ialah pola pengembangan paragraf dengan cara menyimpulkan dari berbagai macam data yang disebutkan di awal. Dalam bahasa linguistik teks generalisasi adalah pengembangan paragraf dengan pola umum-khusus atau sebaliknya. Artinya simpulan teks generalisasi diletakkan pada pernyataan umum sedangkan data-data yang disajikan diletakkan pada pernyataan khusus.
Perhatikan!
Mari kita amati terlebih dahulu teks generalisasi di bawah ini dengan cermat!
Pada pelaksanaan ulangan harian bahasa Indonesia di kelas XII IPA 1 dari 30 siswa diketahui Anita mendapat nilai 89, Kafi mendapat nilai 98, Dede mendapat nilai 78, Cetta mendapat nilai 100, hampir tidak ada satu pun anak yang nilainya di bawah 75. Dengan demikian, dapat dikatakan siswa kelas XII IPA 1 pandai berbahasa Indonesia.
Mari analisis!
Bila kita amati teks generalisasi di atas maka dapat kita analisis:
1. Ciri teks generalisasi ialah menyajikan data berdasarkan topik yang dibahas.
Topiknya : pelaksanaan ulangan harian bahasa Indonesia di kelas XII IPA 1
Data : Dari 30 siswa diketahui Anita mendapat nilai 89, Kafi mendapat nilai 98, Dede mendapat nilai 78, Cetta mendapat nilai 100, hampir tidak ada satu pun anak yang nilainya di bawah 75.
2. Simpulan teks generalisasi berupa pernyataan berdasarkan data-data yang telah disajikan. Simpulan pernyataan disebut pernyataan umum sedangkan data-data yang disajikan disebut pernyataan khusus.
Pada contoh teks generalisasi di atas:
• Pernyataan khusus: Pelaksanaan ulangan harian bahasa Indonesia di kelas XII IPA 1 dari 30 siswa diketahui Anita mendapat nilai 89, Kafi mendapat nilai 98, Dede mendapat nilai 78, Cetta mendapat nilai 100, hampir tidak ada satu pun anak yang nilainya di bawah 7.
• Pernyataan umum : Maka dapat dikatakan siswa kelas XII IPA 1 pandai berbahasa Indonesia.
Poin Penting
Langkah-langkah menganalisis teks generalisasi ialah:
1. Memerikan data berdasarkan topik yang dibicarakan.
2. Pernyataan umum : berupa simpulan
Pernyataan khusus : berupa data
Pernahkah kamu membaca sebuah teks, namun sulit dimengerti isinya? Pernahkan kamu membaca kalimat-kalimat novel yang ketika setelah dibaca berkali-kali, kamu baru memahami maknanya? Nah, beberapa teks yang sulit dipahami tersebut harus dibaca dengan cara tersendiri. Ini biasa disebut dengan membaca intensif, yaitu membaca dengan teliti, hati-hati, saksama, dan perlahan agar isi teks dapat dipahami. Intinya, kecermatan sangat dibutuhkan agar teks tersebut mudah dipahami.
Jadi, apa sebenarnya tujuan membaca intensif? Membaca intensif bertujuan untuk memahami gagasan, ide, pesan, pengalaman, ilmu, dan konsep yang terdapat pada tulisan atau teks. Cara membaca ini biasanya dilakukan untuk meneliti, memberi tanggapan, menarik sebuah simpulan, dan tujuan lainnya yang berhubungan dengan kritisi teks. Lalu, bagaimana caranya agar kamu dapat membaca sebuah teks secara intensif? Perhatikan langkah-langkahnya berikut ini.
1. Pilih sebauh teks yang akan dibaca secara intensif.
2. Konsentrasilah pada teks yang akan kamu baca.
3. Tandai kata, frasa, kalimat, dan bagian-bagian yang kamu anggap penting.
Membaca Intensif Teks Sebab-Akibat
Bahasa Indonesia mengenal beberapa jenis gagasan dalam kalimat dan paragraf. Ada generalisasi, analogi, dan kausalitas atau sebab-akibat. Teks sebab-akibat menekankan pada hubungan yang saling berkaitan di awal dan di akhir teks. Teks ini didahului dengan fakta awal yang merupakan penyebab akan fakta selanjutnya. Dalam hal ini, kedua fakta atau lebih yang disajikan saling berkaitan dan tak dapat berdiri sendiri. Urutan sebab-akibat bisa juga dibalik menjadi akibat-sebab. Hal ini dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan, bergantung pada penekanan.
Memahami Gagasan Sebab-Akibat
Baca dan pahami paragraf berikut ini.
Ben adalah ponakanku, anak sulung kakak perempuanku paling tua. Meski Ben memanggilku ”om”, usia Ben hanya tiga tahun lebih muda. Karena bisa dibilang sepantaran, sejak kecil kami memang lebih tampak seperti sahabat, maksudku bila dibanding hubungan paman-ponakan. Dan itulah sebabnya, ketika ada undangan pertemuan sastra ke sini, Tanjungpinang, kota tempat Ben merantau dan bekerja di sebuah mal, aku lebih memilih menginap di tempat kost Ben ketimbang hotel yang disediakan panitia.
(Sumber: https://cerpenkompas.wordpress.com)
Paragraf tersebut memiliki beberapa kalimat yang saling berkaitan dan memiliki hubungan sebab-akibat. Kalimat ketiga memuat kalimat utama dan anak kalimat yang memiliki hubungan sebab-akibat. Kalimat utama yang berbunyi: “Sejak kecil kami memang lebih tampak seperti sahabat” merupakan fakta awal yang menyebabkan fakta berikutnya. Fakta itu terdapat dalam anak kalimat: “Karena bisa dibilang sepantaran.”
Gagasan sebab-akibat di sini dibalik menjadi akibat-sebab. Hal ini dilakukan untuk menekankan akibat yang lazimnya diurutkan setelah sebab. Gaya seperti ini banyak dipakai dalam sastra karena menimbulkan variasi dan menghindari kejenuhan. Jadi, sebenarnya gagasan akibat-sebab merupakan varian lain dari gagasan sebab-akibat. Kemudian perhatikan kalimat selanjutnya, terdapat kata hubung antar-kalimat “Dan itulah sebabnya”. Kata hubung sebab lazim digunakan dalam teks bergagasan sebab-akibat. Akan tetapi, sering kali teks bergagagasan sebab-akibat tak disertai kata hubung yang lazim digunakan tersebut. Hal yang perlu kita perhatikan adalah fakta-fakta yang ada dalam sebuah teks, apakah berkaitan atau tidak. Inilah yang menjadi dasar utama dalam mengenali teks dengan gagasan sebab-akibat atau akibat-sebab.
Poin Penting
1. Dalam teks dengan gagasan sebab-akibat, selalu ada dua fakta atau lebih yang saling berkaitan.
2. Pengurutan sebab-akibat bisa dibalik, hal ini bergantung pada penekanan yang ingin dicapai dalam sustu teks.
3. Ada beberapa kata hubung yang dapat menandakan suatu kalimat atau paragraf memiliki gagasan sebab-akibat. Kata hubung itu, antara lain, adalah karena, sehingga, sampai, dan hingga.