Menyusun dan Langkah-Langkah Menulis Teks Tantangan

Menyusun dan Langkah-Langkah Menulis Teks Tantangan – Adakah kawan-kawan yang bercita-cita menjadi news anchor? Betul sekali, news anchor adalah penyiar berita di televisi ataupun radio. News anchor atau juga disebut sebagai jangkar berita seringkali menjadi orang yang mewawancarai secara langsung seorang narasumber sambil berkomentar terkait berita yang sedang hangat. Nah, seorang jangkar berita harus menguasai isu-isu terkini sambil juga pintar memberi komentar secara spontan.

Menyusun dan Langkah-Langkah Menulis Teks Tantangan
Menyusun dan Langkah-Langkah Menulis Teks Tantangan

Langkah-Langkah Menulis Teks Tantangan

Kok bisa ya kakak-kakak news anchor di televisi hebat seperti itu? Tentu saja hal itu karena seringnya berlatih. Kakak-kakak news anchor harus sering membaca dan mengumpulkan informasi terbaru untuk mendukung pekerjaannya. Informasi-informasi tersebut kemudian dipilih dan dicocokkan menjadi data-data pada saat menulis komentar. So, kalian bisa dong menjadi seperti mereka! Maka dari itu, pada kesempatan kali ini kita belajar mengenai langkah-langkah menulis teks tantangan sesuai dengan karakteristik teks tersebut.

Pertama-tama kalian harus memahami karakteristik teks tantangan. Dimulai dengan mengingat kembali struktur teks tantangan secara lengkap yakni isu (masalah), argumen tantangan, dan simpulan. Selanjutnya kita juga harus berpegang teguh pada kaidah kebahasaan teks tantangan yakni adanya kalimat penolakan atau kalimat sanggahan. Setelah yakin semua karakteristik itu kita pegang selama penyusunan teks tantangan, maka kita sudah bisa memulai proses selanjutnya.

Oh iya, ada yang tertinggal sebelum teks tantangan disusun. Hal penting itu adalah data! Data harus kita punyai untuk nanti kita susun menjadi kalimat-kalimat yang mudah dipahami.

Berikut adalah proses menulis data-data tersebut menjadi teks tantangan

  1. Tentukan isu (masalah) terlebih dahulu. Sesuai struktur teks, isu memudahkan kita dalam menemukan dan memilih data.
  2. Lakukan observasi data dengan berbagai cara, seperti mencari dari internat, koran, atau majalah. Kalian juga bisa mencari data langsung ke lapangan dengan cara wawancara.
  3. Olahlah data tersebut dengan cara memilih dan menentukan data yang sesuai dengan argumen kita kelak.
  4. Pisahkan data yang lemah untuk dikoreksi selanjutnya
  5. Kembangkan data yang sudah siap digunakan menjadi poin-poin penting.
  6. Susun poin-poin tersebut menjadi kalimat yang mudah dipahami.
  7. Edit dan perbaiki rangkaian kalimat yang kalian susun sesuai data.
  8. Gabungkan menjadi paragraf argumen yang lengkap.
  9. Tuliskan dalam struktur teks tantangan yang benar, yaitu diawali dengan isu, argumen, lalu simpulan.


Contoh:
Menabung di bank (ISU).
Data:
1. Mendapatkan bunga simpanan (pro)
2. Aman dari kehilangan dan keruksakan (pro)
3. Ribet dengan segala administrasi bank (kontra)
4. Biaya administrasi yang mahal (kontra)

Susunan kalimatnya:
Kami tidak setuju dengan keharusan menabung di bank karena selain biaya administrasi bank yang cukup mahal, terkadang proses administrasi sengaja dibuat berbelit-belit oleh pegawai bank.

Poin Penting

Data yang dipilih dan siap dikembangkan menjadi kalimat argumen haruslah yang berdasarkan data/bukti yang kuat. Data /bukti yang kuat dapat berupa angka, gambar, atau grafik.

Menyusun Teks Tantangan

Kawan-kawan pernah tidak kalian menyaksikan langsung sebuah sidang di pengadilan? Atau kalau kalian senang melihat acara diskusi santai di televisi pasti tahu apa itu profesi pengacara. Ya, betul! Seorang pengacara adalah seorang yang memberikan bantuan hukum bagi seseorang yang belum bersalah secara hukum. Seorang pengacara yang lihai harus dapat menyusun kalimat-kalimat argumen dari data-data yang ada. Kemampuan itu tentu tidak begitu saja didapat seorang lawyer, kemampuan ini dilatih dan dilatih terus hingga akhirnya seorang pengacara handal mahir mempertentangkan sesuatu. Kerennya lagi, kok bisa ya para pengacara itu menyusun kalimat-kalimat menjadi wacana yang padu dan saling menguatkan. Pertanyaannya bagaimana sih caranya biar bisa membuat paragraf argumen yang baik dan padu seperti itu? Nah, mengenai hal itu mari kita pelajari bersama-sama pada pelajaran kali ini.

Sebuah pernyataan akan terdengar atau terlihat baik jika isi dan maknanya juga saling menguatkan satu sama lain. Pada materi awal kita telah mengetahui bahwa teks tantangan dapat disebut baik jika strukturnya lengkap, yakni isu, argumen, dan simpulan. Ternyata, selain bagian per bagian strukturnya, paragraf per paragrafnya pun harus baik dan tersusun dengan padu. Kalimat satu yang memuat informasi awal harus dikuatkan oleh informasi selanjutnya pada kalimat kedua. Begitu seterusnya. Maka, terdapat dua hal yang dapat dijadikan alat ukur apakah sebuah paragraf dan teks keseluruhan itu “nyambung” atau tidak, yakni kohesi dan koherensi.

a. Kohesi
Kohesi adalah hubungan perkaitan antarpernyataan satu dengan lainnya, yang dinyatakan secara eksplisit oleh unsur-unsur gramatikal dan semantik (makna) dalam kalimat-kalimat yang kelak akan membentuk wacana.

Contohnya:
(A) Para pelatih kebugaran menyatakan bahwa bagi orang-orang yang sibuk di siang hari, namun masih ingin menjaga kebugaran tubuhnya dapat memilih jogging di malam hari sebagai alternatifnya. (B) Satu hal yang harus diperhatikan itu adalah sebaiknya dilakukan sebelum jam l0 malam agar jantung masih dapat menerima segala aktivitas berat yang dilakukan tubuh.

Pembahasan:
Informasi yang dinyatakan oleh pernyataan (A) berkaitan dengan informasi yang dinyatakan dalam (B). perkaitan tersebut diwujudkan dengan bentuk pemakaian kata itu pada kalimat (B). Kata itu merujuk pada jogging di malam hari.

Kohesi dapat dilihat berdasarkan hubungan unsur-unsur kalimatnya. Biasanya terdapat kata penghubung atau kata penanda sebagai pengenalnya. Contohnya kata namun, malahan, bahkan, kecuali, meskipun, dan agar.

b. Koherensi
Kohenernsi adalah hubungan perkaitan antarpernyataan satu dengan lainnya, namun perkaitan tersebut tidak secara eksplisit atau nyata dapat dilihat pada kalimat- kalimat yang mengungkapkannya.

Contohnya:
(A) Penggunaan tablet untuk mengganti buku ajar di sekolah menjadi pekerjaan rumah bagi guru. Hal tersebut disampaikan banyak guru dalam curahan hatinya kepada mentri pendidikan tadi pagi. Seorang guru sambil menangis melaporkan bahwa jangankan untuk gadget, untuk buku tulis saja muridnya tidak sanggup membeli.
(B) Semua bermuara pada ketidaksiapan warga sekolah. Dewan Pendidikan pusat pun mengamini alasan-alasan para guru.
(C) Seusai dialog, mentri pendidikan berjanji akan menggodok kebijakan itu dengan lebih dalam lagi.
Pembahasan:
Paragraf B, dapat ditafsirkan sebagai bentukna pendek dari Semua (alasan-alasan itu) bermuara pada ketidaksiapan warga sekolah (untuk melengkapi sarana dan prasarana yang terbilang mahal tersebut).

Nah, demikian contoh cara menyusun teks tantangan dengan urutan yang tepat dan saling berhubungan. Selanjutnya tinggal kalian coba berlatih berdasarkan isu yang guru kalian berikan. Oh iya, ingat gali data-data yang cukup untuk mendukung kelengkapan tugas menulis teks tantangan ini. Jangan lupa juga proses akhir dari materi ini yakni menyunting teks kalian sendiri. Selamat berlatih.

Poin Penting

Kata penanda kohesif dalam bagian argumen teks tantangan biasanya bermakna perlawanan yang menyatakan penguatan. Kata-kata tersebut misalnya: tidak hanya … tetapi juga ….

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *