Pilihan Kata, Karakteristik dan Kalimat Efektif dalam Cerita Pengalaman
Pilihan Kata, Karakteristik dan Kalimat Efektif dalam Cerita Pengalaman

Pilihan Kata, Karakteristik dan Kalimat Efektif dalam Cerita Pengalaman

1152 View

Pilihan Kata, Karakteristik dan Kalimat Efektif dalam Cerita Pengalaman – Cerita pengalaman adalah cerita tentang kejadian istimewa yang dialami oleh pencerita. Bila dilihat dari kata-kata yang digunakan atau dari suasana yang dibangun, sebuah cerita pengalaman bisa digolongkan ke dalam jenis cerita unik, lucu, sedih, gembira, haru, seram, dll.

Pilihan Kata, Karakteristik dan Kalimat Efektif dalam Cerita Pengalaman
Pilihan Kata, Karakteristik dan Kalimat Efektif dalam Cerita Pengalaman

Tokoh utama cerita pengalaman adalah pencerita sendiri. Tokoh tambahan di dalam cerita pengalaman adalah orang-orang yang dekat dalam kehidupan pencerita seperti ayah, ibu, adik, kakak, atau sahabat pencerita. Cerita pengalaman menekankan kejadian istimewa yang terjadi dan kesan yang dirasakan oleh pencerita. Karakter tokoh tambahan di dalam cerita pengalaman tidak digali terlalu dalam.

Cerita pengalaman diceritakan dengan runtut dengan alur maju agar mudah dipahami pembaca. Latar belakang waktu untuk cerita pengalaman bisa malam, pagi, atau siang. Biasanya, cerita yang menyeramkan berlatar belakang waktu malam hari, sedangkan cerita lucu atau gembira berlangsung di pagi atau siang hari.

Perhatikan Contoh

Mari berlatih menentukan karakteristik cerita pengalaman dari kisah di bawah ini!

Karakteristik dan Kalimat Efektif
Karakteristik dan Kalimat Efektif

Cerita di atas merupakan sebuah pengalaman yang dialami oleh pencerita (tokoh saya) saat bermain sepeda ke Danau Sunter bersama dua temannya, yaitu Andi dan Dito. Pencerita bercerita tentang ketakjubannya terhadap penampilan para atlet ski air yang sedang berlatih di danau tersebut.

Poin Penting

Kegiatan rutin bisa menjadi cerita pengalaman yang menarik bila terdapat suatu kejadian istimewa di dalamnya.

Contoh:
Ketika sedang mengerjakan PR, seekor cicak jatuh dari langit-langit ke tanganku.

Mengerjakan PR adalah suatu kegiatan yang sehari-hari, namun cicak jatuh ke tangan kita adalah kejadian yang istimewa.

Kalimat Efektif dalam Cerita Pengalaman

Kalimat efektif adalah kalimat yang menyampaikan gagasan penulis dengan tepat. Dengan menggunakan kalimat efektif, penulis dapat menyampaikan gagasan dengan benar dan mudah. Kalimat yang tidak efektif akan menyebabkan pembaca kesulitan menangkap maksud penulis dengan tepat.

Ciri-Ciri Kalimat Efektif

HEMAT

Kalimat efektif harus hemat, namun tidak mengurangi makna atau mengubah informasi. Berikut ini adalah cara melakukan penghematan dalam kalimat.

  • Menghilangkan pengulangan subjek yang sama pada anak kalimat;
  • Menghindarkan kesinoniman kata dalam kalimat.

Contoh :

(1) Walaupun taman itu kecil, taman itu sangat indah.
(2) Saya memesan nasi goreng dan Yuni memesan nasi goreng.

Berikut adalah perbaikan kalimat di atas.

(1) Walaupun kecil, taman itu sangat indah.
(2) Saya dan Yuni memesan nasi goreng.

JELAS

Kalimat efektif adalah kalimat yang tidak menyebabkan penafsiran ganda.

Contoh :

(1) Pemilik sapi yang mengamuk itu tinggal di Jalan Kemuning.
(2) Pemimpin gerombolan yang kejam itu berada di dalam tahanan polisi.

Kalimat (1) menimbulkan penafsiran ganda, yaitu :
1. Pemilik sapinya yang mengamuk.; atau
2. Sapinya yang yang mengamuk.

Kalimat (2) menimbulkan penafsiran ganda, yaitu :
1. Pemimpinnya yang kejam.; atau
2. Gerombolannya yang kejam.

Kedua kalimat di atas menjadi efektif jika diubah menjadi :

(1) Pemilik dari sapi yang mengamuk itu tinggal di Jalan Kemuning.
(2) Pemimpin dari gerombolan yang kejam itu berada di dalam tahanan polisi.

TEPAT

Kalimat efektif harus mengikuti kaidah bahasa dan logis.

Contoh :

(1) Aku pergi ke rumah nenek ditemani Arif Dadan Lulu dan Kiki
(2) Ayah menanam pohon itu dan disiram.
(3) Ayahnya yang adalah seorang pensiunan pegawai negeri sekarang berwirausaha.

Kedua kalimat di atas menjadi efektif jika diubah menjadi :

(1) Aku pergi ke rumah nenek ditemani Arif, Dadan, Lulu, dan Kiki.
(2) Ayah menanam dan menyiram pohon itu.
(3) Ayahnya, seorang pensiunan pegawai negeri, sekarang berwirausaha.

Poin Penting

Kalimat efektif sangat penting dalam penulisan. Tanpa kalimat yang efektif, tulisan tidak mudah dimengerti pembaca sehingga penulis harus memberi penjelasan tambahan untuk kalimat yang kurang jelas maknanya. Hal ini berarti membuang waktu dan tenaga.

Kata-kata kita gunakan ketika menyampaikan gagasan dalam bentuk lisan maupun tulisan,. Kata-kata memiliki nuansa yang berguna mempertegas gagasan. Bila hendak menyampaikan gagasan dengan tepat, kita harus menggunakan pilihan kata atau diksi yang tepat. Bila tidak tepat menggunakan pilihan kata, pembaca akan kesulitan menangkap gagasan kita atau interpretasi pembaca akan berbeda dari interpretasi kita.

Fungsi Pilihan Kata

1) Menyampaikan Gagasan dengan Efektif
Penyampaian gagasan yang efektif membuat pembaca mengerti maksud penulis dengan tepat dan penulis tidak perlu membuat penjelasan tambahan.

Contoh 1 :

  • Aku melihat banyak orang terlantar di jalanan. (tidak tepat)
  • Aku melihat banyak tunawisma di jalanan. (tepat)

Orang terlantar adalah kata umum yang mencakup anak jalanan, pengemis, dan gelandangan. Kata tunawisma memunyai makna yang khusus.

Contoh 2 :

  • Sumbangan yang terkumpul akan dikasihkan kepada yang berhak. (tidak tepat)
  • Sumbangan yang terkumpul akan diberikan kepada yang berhak. (tepat)

Kata dikasihkan terpengaruh bahasa Betawi yang artinya diberikan. Kata kasih dalam Bahasa Indonesia bermakna sayang. Kata diberikan membuat gagasan dalam kalimat menjadi jelas.

2) Menghindari Beda Interpretasi antara Penulis dan Pembaca
Untuk memperkecil beda interpretasi antara penulis dan pembaca, penulis harus memilih kata-kata yang tegas.

Contoh 1 :

  • Hari ini, gubernur akan menarik lima mobil dinas pejabat daerah. (tidak tepat)
  • Hari ini, gubernur akan mengambil lima mobil dinas pejabat daerah. (tepat)

Kalimat pertama bisa diinterpretasikan secara harfiah seperti menarik dengan tali atau secara istilah yang artinya mengambil. Kata mengambil membuat kalimat terhindar dari beda interpretasi.

Contoh 2 :

  • Murid SD harus ikut pramuka. (salah)
  • Murid SD harus menjadi anggota pramuka. (benar)

Kata-kata menjadi anggota lebih tepat dibandingkan dengan kata ikut. Arti kata ikut adalah menyertai orang bepergian.

3) Menguatkan Kesan
Penulis bisa menggunakan pilihan kata yang tepat untuk mendapat kesan yang diinginkannya.

Contoh 1 :

  • Kami kehujanan sampai baju kami basah.
  • Kami kehujanan sampai basah kusup.

Basah kuyup memberi kesan yang lebih kuat daripada baju kami basah.

Contoh 2 :

  • Tiga juta orang mendukung calon presiden itu.
  • Jutaan orang mendukung calon presiden itu.

Kata jutaan di dalam kalimat kedua memberi kesan jumlah yang lebih banyak dibanding tiga juta di kalimat pertama. Kalimat kedua memberi kesan yang kuat.

4) Memperindah Gaya Penulisan
Ketika menulis cerita, keindahan bahasa perlu dipertimbangkan. Pilihan kata bisa membuat cerita lebih nyaman dibaca.

Contoh :

  • Dari atas bukit, aku melihat alam yang membentang luas di hadapanku.
  • Dari atas bukit, aku memandang alam yang membentang luas di hadapanku.

Penggunaan kata memandang memberi makna yang puitis dibandingkan dengan kata melihat yang bersifat umum.

Menulis Cerita Berdasarkan Kerangka Cerita Pengalaman

KERANGKA CERITA

Kerangka cerita adalah garis besar cerita yang akan ditulis. Setelah kita memilih cerita pengalaman yang akan ditulis, kerangka cerita pun dibuat. Berikut ini adalah manfaat kerangka cerita.

  • Sebagai Panduan Penulisan
    Seorang penulis tidak khawatir ceritanya akan melenceng karena ada kerangka cerita yang memandunya.
  • Memudahkan Penulisan
    Penulis akan sangat dimudahkan dalam menulis sebuah karangan karena gagasan-gagasan utamanya telah tersusun rapi dalam kerangka. Penulis tinggal mengembangkan gagasan-gagasan utama tersebut dengan menambahkan kalimat-kalimat pendukung.
  • Mencegah Pengulangan Gagasan
    Salah satu kesalahan yang biasa terjadi ketika menulis karangan adalah munculnya pengulangan gagasan dalam beberapa bagian atau paragraf. Dengan adanya kerangka karangan, pengulangan gagasan bisa dihindari.
  • Memudahkan Pemahaman Isi Tulisan
    Kerangka karangan dapat membuat tulisan kita tersusun rapi dan sistematis sehingga pembaca akan mudah memahami isinya.

MEMBUAT KERANGKA CERITA PENGALAMAN

Pilihlah satu pengalaman menarik yang pernah dialami. Sebagai contoh, misalnya pengalaman membeli ikan hias. Kerangka cerita pengalaman tersebut adalah sebagai berikut.

I. Bagian Pembukaan

Bagian pembukaan berisi kalimat pendahuluan atau alasan yang menyebabkan terjadinya kejadian istimewa yang akan diceritakan.

II. Bagian Isi

Bagian isi adalah inti cerita. Bagian ini berupa kejadian istimewa yang mengesankan sehingga lebih mudah diingat dan ditulis. Tulis kejadian itu dalam beberapa kalimat singkat.
Contoh:

  • Pergi ke penjual ikan hias.
  • Memilih dan membeli ikan hias.
  • Ikan hias dibawa pulang.

III. Bagian Penutup

Bagian penutup berisi pesan, kesan, atau ringkasan cerita.

MENULIS BERDASARKAN KERANGKA CERITA

Mari kita menulis cerita berdasarkan kerangka cerita di atas!

I. Bagian Pembukaan

Di bagian ini kita menulis kalimat-kalimat pendukung bagian pembukaan, seperti:

  1. Aku suka ikan hias.
  2. Sudah lama aku ingin membeli ikan hias dan memeliharanya di rumah.
  3. Kebetulan, di rumah ada wadah kaca yang tidak digunakan.

II. Bagian Isi

Kita akan mengembangkan bagian isi dengan menambahkan kalimat-kalimat pendukung
Contoh:
a. Pergi ke penjual ikan hias.
Kalimat pendukungnya:

  1. Dua hari yang lalu, aku pergi ke penjual ikan hias.
  2. Di tempat penjual ikan hias, ditawarkan berbagai jenis ikan hias.
  3. Ikan hias beragam warna dan ukuran ditampung di dalam akuarium-akuarium dan ditata secara menarik.

b. Memilih dan membeli ikan hias.
Kalimat pendukungnya:

  1. Aku bingung menentukan pilihan karena semuanya cantik-cantik. Rasanya aku ingin membeli semuanya.
  2. Akhirnya aku membeli seekor ikan komet. Warnanya tubuhnya putih diselingi warna merah. Gerakannya anggun.
  3. Tidak lupa aku membeli sebungkus makanan ikan.

c. Ikan hias dibawa pulang.

  1. Di perjalanan pulang, tak henti-hentinya aku mengawasi ikan hiasku. Aku khawatir ia mati sebelum sampai di rumah. Tak sabar aku ingin segera sampai di rumah.
  2. Sesampai di rumah, aku segera mengisi wadah dengan air. Dengan hati-hati, kumasukkan ikan hias ke dalamnya.
  3. Ikan hiasku segera berenang di sekeliling wadah. Ia sedang melihat-lihat tempat tinggalnya yang baru, kataku dalam hati.
  4. Wadah ikan itu aku taruh di kamarku sehingga aku bisa memandanginya setiap waktu.
  5. Ayah berjanji akan membelikan alat listrik yang bisa menghasilkan gelembung di dalam wadah. Kata ayah gelembung itu akan menjaga upaya ikan tidak mati dan tampilan wadah jadi lebih indah.

III. Bagian Penutup
Kalimat-kalimat pendukung untuk bagian penutup adalah sebagai berikut.

  1. Akhirnya, keinginanku untuk memelihara ikan hias tercapai.
  2. Aku senang memandangi ikan hiasku.
  3. Gerakannya anggun dan gemulai.
  4. Bila aku mendekatkan wajah ke wadah, ia kadang-kadang menghampiriku seolah mengucap salam.
  5. Senang rasanya punya ikan hias.

Sekarang kita gabungkan seluruh kalimat menjadi satu cerita yang utuh.

Karakteristik dan Kalimat Efektif
Karakteristik dan Kalimat Efektif

Mudah, bukan? sekarang, tulislah pengalamanmu sendiri dengan menggunakan kerangka cerita.

Poin Penting

  1. Kerangka cerita memudahkan penulisan cerita.
  2. Semakin sering kita berlatih, menulis akan semakin mudah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *