Karakter Tokoh, Latar dan Nilai Kehidupan yang Terkandung dalam Cerpen – Cerita pendek atau yang lebih dikenal dengan cerpen adalah sebuah cerita rekaan yang ringkas dan berpusat hanya kepada satu tokoh atau satu situasi. Dengan demikian, cerita pendek juga bisa disebut sebagai sebuah cerita yang hanya memiliki satu tahapan pengaluran.

Latar Cerpen
Sebagai sebuah karya sastra, cerpen terdiri atas unsur-unsur yang membangun keseluruhan cerita dari dalam. Unsur tersebut dikenal dengan unsur intrinsik. Selain tema, cerpen juga dibangun dari dalam dengan latar.
Latar adalah keterangan mengenai tempat, waktu, dan suasana terjadinya lakuan atau adegan dalam cerita. Berikut ini adalah jenis-jenis latar.
1. Latar Tempat
Latar tempat adalah keterangan mengenai tempat terjadinya sebuah adegan atau peristiwan dalam cerita. Perhatikan contoh di bawah ini!
Abah Giman mengumpulkan sampah sayuran dari beberapa penjual sayuran di pasar. Para penjual memang biasa membuang beberapa sayuran, baik yang busuk karena terlalu lama ataupun yang telah busuk dimakan ulat. Semakin banyak sayuran yang busuk, semakin senang Abah Giman. Mulai jam 5 sampai dengan jam 7 pagi Abah Giman beraksi. Kerja kerasnya selama dua jam terbayar dengan satu gerobak penuh sayuran busuk. Sayuran itu kemudian dijualnya ke peternak lele dengan harga 500 rupiah per kilo.
Latar tempat penggalan teks di atas adalah pasar. Hal ini terlihat dari penjelasan bahwa Abah Giman selalu mengambil sampah sayuran yang dibuang oleh para penjual sayur di pasar.
2. Latar Waktu
Latar waktu adalah keterangan mengenai waktu terjadinya sebuah adegan atau peristiwa dalam cerita. Perhatikan contoh di bawah ini!
Hari sudah gelap, Tora belum juga pulang. Ayahnya menanti di depan pintu rumah dengan perasaan khawatir. Berulang kali ditelepon, berulang kali juga tidak ada jawaban. Tidak biasanya Tora pulang hingga larut seperti ini tanpa kabar sedikit pun.
Berdasarkan cerita di atas kita dapat mengambil simpulan bahwa latar waktu yang menaungi cerita di atas adalah malam. Hal ini terlihat dari penggunaan kata gelap dan larut dalam teks yang menujukkan waktu malam hari.
3. Latar Suasana
Latar suasana adalah keterangan suasana atau kondisi terjadinya sebuah adegan atau peristiwa dalam cerita. Perhatikan contoh di bawah ini!
Ayah hanya bisa duduk di kursi tunggu depan kamar bedah. Wajahnya tegang. Napasnya terengah-engah. Mulutnya tampak komat-kamit sedang berdoa. Di dalam ruangan ibu sedang berjuang melahirkan adikku. Kondisi ibu memang sedang tidak fit. Itu sebabnya perlu operasi bedah untuk melahirkan adikku.
Latar suasana penggalan teks di atas adalah tegang. Hal ini terbukti dengan munculnya beberapa tanda yaitu kata tegang, napasnya terengah-engah, dan mulutnya tampak komat-kamit sedang berdoa yang muncul sebagai respons atas kondisi ibu yang sedang melahirkan di kamar bedah.
Menemukan Watak atau Karakter Tokoh
Cerita pendek atau yang lebih dikenal dengan cerpen adalah sebuah cerita rekaan yang ringkas dan berpusat hanya kepada satu tokoh atau satu situasi. Dengan demikian, cerita pendek juga bisa disebut sebagai sebuah cerita yang hanya memiliki satu tahapan pengaluran.
Sebagai sebuah karya sastra, cerpen terdiri atas unsur-unsur yang membangun keseluruhan cerita dari dalam. Unsur tersebut dikenal dengan unsur intrinsik. Selain tema dan latar, unsur lain yang termasuk ke dalam unsur pembangun cerpen dari dalam atau yang disebut dengan unsur intrinsik adalah watak atau karakter.
Watak atau karakter adalah sikap batin manusia (dalam konteks cerita adalah tokoh) yang memengaruhi segenap pikiran dan tingkah lakunya. Secara umum, watak tokoh dibagi menjadi tiga, yaitu protagonis dan antagonis.
1. Protagonis
Protagonis adalah watak tokoh yang umumnya disukai oleh pembaca atau penikmat karya tersebut. Contoh watak protagonis adalah sopan, peyayang, dermawan, dan rajin.
2. Antagonis
Antagonis adalah watak yang umumnya dibenci atau tidak disukai oleh pembaca atau penikmat karya. Contoh watak antagonis adalah egois, pelit, pemarah, dan pendusta.
Ada beberapa cara memahami watak tokoh dalam sebuah cerita, di antaranya adalah sebagai berikut.
- tuturan pengarang terhadap karakteristik pelakunya
- gambaran yang diberikan pengarang lewat gambaran lingkungan kehidupannya maupun caranya berpakaian
- menunjukkan bagaimana perilakunya
- melihat bagaimana tokoh itu berbicara tentang dirinya sendiri
- memahami bagaimana jalan pikirannya
- melihat bagaimana tokoh lain berbicara dengannya
- melihat bagaimana tokoh lain berbicara tentangnya
- melihat bagaimanakah tokoh-tokoh yang lain itu memberi reaksi terhadapnya
- melihat bagaimana tokoh itu dalam mereaksi tokoh yang lain
Perhatikan contoh analisis watak berikut ini!
“Kamu sudah berusaha maksimal, Nak. Kamu hebat. Kamulah juara sejati.”
Aku tahu itu suara ibu. Ibu berusaha menghiburku.
“Ibu tahu kamu ingin sekali ke La Masia. Ibu yakin suatu hari nanti kamu akan pergi ke sana. Tuhan pasti melihat perjuanganmu. Tuhan juga pasti mendengar doamu. Yakinlah, jika waktunya sudah tepat, kamu pasti bisa pergi ke sana!” ucap ibu dengan penuh kelembutan.
“Iya, Bu. Aku akan terus berusaha dan berdoa agar aku bisa pergi ke La Masia.” jawabku kepada ibu.
Dalam penggalan cerita pendek di atas, terdapat tokoh dua tokoh, yaitu ibu dan aku. Tokoh ibu memiliki watak bijaksana terlihat dari nasihat terhadap anaknya yang gagal. Tokoh aku memiliki watak optimis. Hal ini terlihat dari kalimat akhir teks tersebut yaitu “Iya, Bu. Aku akan terus berusaha dan berdoa agar aku bisa pergi ke La Masia”.
Nilai-nilai Kehidupan yang Terkandung dalam Cerpen
Cerita pendek atau yang lebih dikenal dengan cerpen adalah sebuah cerita rekaan yang ringkas dan berpusat hanya kepada satu tokoh atau satu situasi. Dengan demikian, cerita pendek juga bisa disebut sebagai sebuah cerita yang hanya memiliki satu tahapan pengaluran.
Selain memiliki unsur pembangun dari dalam atau yang disebut dengan unsur intrinsik, setiap cerpen juga memiliki unsur ekstrinsik berupa nilai-nilai yang diungkapkan oleh pengarang melalui karyanya secara tersirat. Nilai-nilai yang terkandung dalam cerpen adalah sebagai berikut.
1. Nilai Moral
Nilai moral adalah nilai yang berhubungan dengan hati nurani yang berhubungan dengan tingkah laku manusia dengan sesamanya. Contoh nilai moral adalah menghormati orang tua, mendahulukan orang lain, dan santun kepada sesama.
2. Nilai Budaya
Nilai budaya adalah nilai yang berhubungan dengan kebiasaaan yang berlaku di masyarakat dan telah lama digunakan sebagai acuan dalam kehidupan bermasyarakat. Contoh fenomena yang memiliki nilai budaya adalah budaya mengubah nama dengan kenduri, selamatan ketika akan melahirkan, upacara adat perkawinan, dan sebagainya.
3. Nilai Agama
Nilai agama adalah nilai yang berhubungan dengan prinsip kepercayaan kepada Tuhan beserta ajaran-ajaran-Nya. Contoh nilai agama adalah bertobat, beribadah, dan menyembah Yang Kuasa. Hal ini merupakan nilai secara pribadi antara pengarang, pembaca, dan masyarakat dengan Tuhan. Semua ini tergambar jelas dari karya cerpen yang diciptakan walaupun disampaikan secara tersirat.
4. Nilai Politik
Nilai politik adalah nilai yang berhubungan dengan proses pelaksanaan kebijakan di masyarakat dan berkaitan juga dengan usaha warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama. Nilai ini pun dikaitkan dengan penyelenggaraan pemerintahan diberbagai tingkat dalam negara. Contoh peristiwa yang mengandung nilai politik adalah pemilihan kepala daerah, kebijakan-kebijakan pemerintah, masalah keamanan negara, dan sebagainya.
Perhatikan Contoh
Perhatikan contoh berikut ini!
Kalau beberapa tahun yang lalu Tuan datang ke kota kelahiranku dengan menumpang bis, Tuan akan berhenti di dekat pasar. Maka kira-kira sekilometer dari pasar akan sampailah Tuan di jalan kampungku. Pada simpang kecil ke kanan, simpang yang kelima, membeloklah ke jalan sempit itu. Dan di ujung jalan nanti akan Tuan temui sebuah surau tua. Di depannya ada kolam ikan, yang airnya mengalir melalui empat buah pancuran mandi.
Dan di pelataran kiri surau itu akan Tuan temui seorang tua yang biasanya duduk di sana dengan segala tingkah ketuaannya dan ketaatannya beribadat. Sudah bertahun-tahun ia sebagai garin, penjaga surau itu. Orang-orang memanggilnya Kakek.
Sebagai penjaga surau, Kakek tidak mendapat apa-apa. Ia hidup dari sedekah yang dipungutnya sekali se-Jumat. Sekali enam bulan ia mendapat seperempat dari hasil pemungutan ikan mas dari kolam itu. Dan sekali setahun orang-orang mengantarkan fitrah Id kepadanya. Tapi sebagai garin ia tak begitu dikenal. Ia lebih di kenal sebagai pengasah pisau. Karena ia begitu mahir dengan pekerjaannya itu. Orang-orang suka minta tolong kepadanya, sedang ia tak pernah minta imbalan apa-apa. Orang-orang perempuan yang minta tolong mengasahkan pisau atau gunting, memberinya sambal sebagai imbalan. Orang laki-laki yang minta tolong, memberinya imbalan rokok, kadang-kadang uang. Tapi yang paling sering diterimanya ialah ucapan terima kasih dan sedikit senyum.
Nilai-nilai yang terkandung dalam penggalan cerpen di atas adalah sebagai berikut.
1. Nilai Agama
Nilai agama ditunjukkan dengan adanya istilah garin, surau, dan fitrah Id. Selain itu, kutipan berikut ini mempertegas bahwa penggalan cerita tersebut mengandung nilai moral.
Dan di pelataran kiri surau itu akan Tuan temui seorang tua yang biasanya duduk di sana dengan segala tingkah ketuaannya dan ketaatannya beribadat.
2. Nilai Moral
Nilai moral ditunjukkan secara jelas oleh kalimat-kalimat di bawah ini.
- “… ia tak pernah minta imbalan apa-apa”
- “Tapi yang paling sering diterimanya ialah ucapan terima kasih dan sedikit senyum.”
Poin Penting
Nilai-nilai yang terkandung dalam cerpen adalah sebagai berikut.
- Nilai Moral
- Nilai Budaya
- Nilai Agama
- Nilai Politik