Ciri-Ciri Puisi, Jenis Puisi, dan Unsur yang Terkandung Di Dalam Puisi – Pernahkah kamu mendengar istilah antologi puisi saat kamu belajar puisi? Ya benar, antologi puisi adalah adalah kumpulan beberapa puisi yang dihimpun dalam satu kesatuan. Puisi-puisi itu ditulis oleh seorang atau beberapa penyair. Contohnya, antologi puisi Sapardi Djoko Damono yang berjudul Hujan Bulan Juni atau antologi puisi yang berjudul Ruang Jingga. Antologi tersebut berisi puisi yang ditulis oleh dua belas penyair.

Nah, sekarang kita beralih pada materi puisi. Sudah pahamkah kamu dengan puisi? Seperti apakah puisi? Puisi adalah sebuah karya sastra yang berisi pengungkap ekspresi jiwa, gagasan, keinginan, dan perasaan pengarangnya. Oleh karena itu¸ sebuah puisi ditulis dengan pilihan kata yang bisa mewakili perasaan dan ekspresi jiwanya. Bahasanya pun ringkas dan penuh imajinasi. Nah pada materi ini kamu akan mempelajari hal-hal khusus yang terdapat di dalam puisi.
Salah satu kekhususan yang terdapat dalam puisi adalah unsur-unsur yang terkandung di dalam puisi.
Unsur-Unsur yang Terdapat di dalam Puisi
Tema
Tema adalah gagasan pokok atau ide dasar. Di dalam puisi, inti yang dibicarakan dalam puisi itulah yang dinamakan tema. Coba kalian perhatikan puisi di bawah ini!

Menurut kamu apa tema puisi di atas? Ya benar, puisi tersebut bertema peringatan Tuhan kepada manusia. Manakah kata-kata yang menunjukkan bahwa puisi tersebut adalah bertema peringatan Tuhan? Ya benar, kalian hebat. Kata-kata yang menyiratkan tema tersebut adalah pada untaian kata “Tuhan telah menegurmu”. Tuhan telah menegur umatnya dengan berbagai cara, dengan kelaparan, suara azan, atau pun bencana, seperti gempa bumi dan banjir. Dalam bahasa manusia, teguran Tuhan diartikan sebagai peringatan.
Suasana
Suasana adalah keadaan batin atau perasaan serta pemikiran penyair yang dituangkan dalam syair-syair puisi. Keadaan batin, pikiran, atau perasaan penyair itu akan dirasakan bagi mereka yang membaca dan mendengar pembacaan puisi. Suasana yang ditimbulkan berupa gembira, sedih, terharu, dan marah. Untuk lebih menunjang pemahaman kamu, coba perhatikan contoh puisi di bawah ini!

Suasana apakah yang tergambar dari puisi di atas? Ya benar, suasananya sedih. Kata yang menunjukkan bahwa suasana puisi tersebut sedih adalah untaian kata “gerimis tangis insani, dan tersumpal luka yang tak kunjung tersembuhkan”.
Imaji/ Citraan
Citraan berhubungan dengan indra manusia. Artinya, penyair menciptakan ungkapan tertentu sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar, meraba, merasa, mencium, dan mencecap seperti yang diagambarkan oleh penyair. Melalui citraan inilah, kalian dapat memahami makna kata yang terdapat di dalam puisi. Untuk lebih jelasnya, kamu bisa lihat contoh puisi di bawah ini.

Pada baris pertama, yaitu “Kala mentari bersinar terang”! Alat indra apakah yang kamu gunakan untuk memahami baris puisi tersebut? Ya benar, alat indra yang digunakan adalah penglihatan karena kamu bisa mengetahui mentari bersinar terang dengan cara melihat sinar tersebut. Oleh karena itu, citraan yang digunakan adalah penglihatan.
Simbol (Lambang)
Penyair seringkali menggunakan simbol untuk mengungkapkan ekspresi dan menyampaikan tujuan yang dimaksud. Perhatikan penggalan puisi di bawah ini!

Melambangkan apakah kata api dalam penggalan puisi di atas? Kamu benar, kata api dalam penggalan puisi di atas melambangkan semangat juang.
Musikalitas Puisi (Nada/Bunyi)
Sebuah puisi tersusun dalam wujud irama dan rima. Irama terbentuk dari pengulangan bunyi, kata, frase, dan kalimat. Contohnya adalah sebagi berikut.

Rima merupakan persamaan bunyi. Persajakan atau rima berdasarkan bunyinya dibedakan tiga, yaitu sebagai berikut.
- Asonansi adalah rima atau pengulangan bunyi vokal dalam deretan kata.
Contoh:
dalam pilu mengharu
hatiku membeku sendu - Aliterasi adalah rima atau pengulangan bunyi konsonan dalam deretan kata.
Contoh:
Melati mewangi di taman hati
Tawarkan tawa dan canda pada sunyi - Rima sempurna adalah persamaan atau pengulangan bunyi pada seluruh suku kata akhir; rima yang bunyi vokal dan konsonan yang mengikutinya sama.
Contoh:
Langit mendung
Mewarnai jiwa yang murung
Gaya Bahasa
Bahasa adalah alat yang digunakan penyair untuk mengungkapkan perasaannya dalam bentuk puisi. Setiap penyair menggunakan gaya bahasa yang berbeda-beda. Perbedaan gaya bahasa penyair ini ditentukan oleh berbagai faktor, antara lain adalah perbedaan zaman, budaya tempat penyair tinggal atau dibesarkan, pengalaman hidup penyair, lingkungan sosial, dan lain-lain. Lihatlah perbedaan gaya bahasa antara dua puisi di bawah ini!

Dalam puisi di atas, jelas sekali terlihat jika Chairil Anwar menggunakan gaya bahasa yang penuh dengan semangat dan lugas. Sekarang, coba kamu perhatikan dan bandingkan dengan puisi Sapardi Djoko Damono berikut ini!

Puisi Sapardi yang ditulis tahun 1982 tersebut menggunakan bahasa yang cenderung lebih panjang dan romantis. Gaya puisinya pun lebih bercerita dengan suasana yang tenang.
Amanat
Setiap puisi memiliki amanat yang ingin disampaikan. Amanat adalah pesan dari penyair kepada pembaca atau pendengar. Amanat bisa disampaikan secara tersurat ataupun tersirat. Amanat yang disampaikan secara tersurat adalah amanat yang disampaikan secara eksplisit atau terurai dalam puisi tersebut, sedangkan amanat tersirat adalah amanat yang disampaikan secara terselubung dengan menggunakan simbol-simbol. Coba kamu perhatikan puisi di bawah ini!

Amanat apakah yang terkandung pada puisi di atas? Penyair ingin menyampaikan amanat bahwa kasih Tuhan demikian besar kepada manusia. Manusia hendaknya selalu mengingat-Nya dengan menjalankan salat lima waktu.
Poin Penting
- Antologi puisi adalah adalah beberapa puisi yang dihimpun dalam satu kesatuan, yang ditulis oleh seseorang atau beberapa orang penyair
- Puisi memiliki unsur-unsur yang membedakannya dari karya sastra lainya, yakni tema, suasana, imaji, citraan, simbol, musikalitas, gaya bahasa, dan amanat.
Ciri-ciri Puisi
Puisi adalah salah satu bentuk karya sastra yang unik. Mengapa puisi dikatakan unik? Puisi memiliki kekhasan dari segi bentuk dan bahasa. Bagaimana kekhasan yang terdapat di dalam puisi? Untuk mengetahuinya, perhatikan ciri-ciri yang terdapat di dalam puisi berikut ini!
Diksi
Diksi adalah kata-kata yang digunakan oleh penyair untuk menyampaikan pesan dan perasaannya di dalam puisi. Memilih kata yang tepat untuk mengungkapkan perasaan dan imaji penyair tidaklah mudah. Kata-kata yang dipilih adalah kata-kata yang indah, susunan katanya enak didengar, dan memiliki makna yang dalam. Terkadang penyair memilih kata-kata yang mengandung simbol atau majas untuk mengekspresikan maksudnya di dalam puisi. Apa itu majas? Majas adalah kata-kata yang mengandung kiasan. Di dalam bahasa Indonesia terdapat banyak majas. Berikut ini adalah beberapa majas yang sering digunakan dalam puisi.
A. Majas Perbandingan
- Metafora, yakni membandingkan dua objek secara langsung tanpa menggunakan pembanding.
Contoh:
Raja siang memancarkan kekuatan cahayanya. - Simile, yakni majas yang membandingkan dua objek berlainan, tetapi dianggap sama, dengan menggunakan bantuan kata, seperti bak, seperti, ibarat, umpama, dan laksana.
Contoh:
Terdengar batu itu menjerit bak mengantarkan mimpi petani - Personifikasi, yakni majas yang menggambarkan benda-benda mati seolah-olah memiliki sifat seperti manusia.
Contoh:
Awan menangis mengucurkan air mata kesedihan bagi umat manusia
B. Majas Pertentangan
- Hiperbola¸ yakni majas yang mengandung pernyataan yang berlebih-lebihan.
Contoh:
Suaranya memukau hingga terdengar ke seluruh penjuru dunia - Litotes, yakni majas yang menyatakan sesuatu lebih rendah daripada sebenarnya, dengan maksud untuk merendahkan hati.
Contoh:
Ini gubuk kami - Ironi, yakni majas yang menyatakan makna bertentangan dengan maksud mengolok-olok¸ tetapi menggunakan kata-kata yang halus.
Contoh:
Bahagia sekali rakyat Indonesia menerima kenyataan pemimpin-pemimpinya banyak yang terlibat korupsi
C. Majas Pertautan
- Sinekdoke pars pro toto, yakni majas yang menyebutkan nama sebagian sebagai pengganti nama keseluruhan.
Contoh:
Lihatlah ratusan ekor ternak mati karena kelaparan! - Sinekdoke totem pro parte, yakni majas yang menyebutkan nama keseluruhan sebagai pengganti nama sebagian.
Contoh:
Masyarakat dan pemerintah bahu membahu mengatasi kemerosotan moral yang terjadi di kalangan remaja.
D. Majas Perulangan
- Paralelisme, yakni kata yang terdapat dalam puisi. Bila perulangan kata terjadi di awal kalimat dinamakan anafora, sedangkan jika perulangannya terjadi di akhir disebut epifora.
Contoh:
Ikut mata buta, ikut hati mati (anafora)
Muda gugur¸ putik pun gugur (epifora) - Repetisi, yakni pemakaian serangkaian kata dengan cara berulang-ulang.
Contoh:
…di kampung itu ia lahir, di kampung itu juga ia dibesarkan, dan di kampung itu juga ia berjuang sampai titik darah penghabisan - Tautologi, yakni penggunaan kata secara berulang dengan menggunakan sinonim dari kata tersebut.
Contoh:
ia tidak saya inginkan, ia juga tidak saya harapkan
Wujud Puisi
Wujud puisi adalah bentuk puisi berdasarkan bait dan baris. Dalam puisi lama, jumlah bait dan baris sangat terikat aturan. Contohnya pantun (salah satu dari puisi lama) terdiri atas empat baris dalam satu bait, sedangkan dalam puisi modern, baris dan bait tidak terikat pada aturan karena semuanya tergantung pada keinginan penyair.
Pola Bunyi (Rima)
Pola bunyi atau rima adalah penataan bunyi yang dapat dilihat pada setiap baris, atau pun bait. Dalam sebuah puisi biasanya ada variasi dalam pola bunyi, yaitu sebagai berikut.
- Asonansi adalah rima atau pengulangan bunyi vokal dalam deretan kata.
Contoh:
dalam pilu mengharu
hatiku membeku sendu - Aliterasi adalah rima atau pengulangan bunyi konsonan dalam deretan kata.
Contoh:
Melati mewangi di taman hati
Tawarkan tawa dan canda pada sunyi - Rima sempurna adalah persamaan atau pengulangan bunyi pada seluruh suku kata akhir; rima yang bunyi vokal dan konsonan yang mengikutinya sama. Contoh:
Langit mendung
Mewarnai jiwa yang murung
Irama (Ritme)
Irama atau ritme adalah nada atau pergantian suara yang digunakan pada saat pembacaan puisi. Irama ini bertujuan memengaruhi ketertarikan pembaca dan pendengar puisi. Selain itu, irama ini juga bertujuan agar pendengar dan pembaca dapat lebih menghayati isi puisi. Irama yang terdapat dalam pembacaan puisi adalah keras-lembut, tinggi-rendah, dan panjang-pendek.
Pertautan Antarbaris dan Antarbait
Puisi harus memiliki pertautan antarbaris dan antarbait agar isi puisi dapat mudah dipahami dan bersifat logis. Hal itu juga dimaksudkan agar tema dan amanat yang ingin disampaikan kepada pendengar dan pembaca puisi dapat mudah dipahami. Oleh karena itu, sang penyair tidak bisa sembarangan menggunakan untaian kata.
Makna Puisi
Setiap puisi pastilah memiliki makna. Makna itu merupakan jiwa dari keseluruhan aspek puisi. Makna inilah yang sebenarnya ingin disampaikan kepada pembaca atau pendengar puisi. Terkadang pembaca dan pendengar puisi memiliki interpretasi yang berbeda-beda terhadap makna yang terkandung di dalam puisi. Oleh karena itu, pembaca dan pendengar puisi perlu mengkaji dan mehaminya lebih mendalam.
Poin Penting
1. Puisi adalah sebuah karya sastra yang unik karena memiliki kekhasan dalam bentuk dan bahasa.
2. Bentuk dan bahasa puisi berbeda dengan karya sastra lainnya. Hal yang membedakan puisi dengan karya sastra lainnya adalah adanya beberapa ciri yang terdapat di dalamnya, yaitu sebagai berikut.
- Diksi
- Wujud Puisi
- Pola Bunyi (Rima)
- Irama (ritme)
- Pertautan Antarbaris dan Antarbait
- Makna Puisi
3. Penyair sering menggunakan kata-kata yang mengandung kiasan atau majas pada puisinya untuk memperindah atau memperkuat pengemasan pesan yang ingin disampaikan dalam karyanya.
Ide Untuk Membuat Puisi
Kalian pasti pernah mengalami sedih, marah, bahagia, kagum, kesal, dan perasaan lainnya. Biasanya, bagaimana kalian menunjukkan perasaan tersebut? Pernahkah terpikir untuk menunjukkan perasaan kalian melalui puisi? Lalu, bagaimana jika tiba-tiba kalian diberi tugas membuat puisi? Puisi seperti apa yang akan kalian buat? Nah, pada topik kali ini, kalian akan diajak menemukan banyak ide untuk membuat puisi.
Coba perhatikan foto di bawah ini!
Mari amati, kira-kira ide apa yang mungkin muncul dari foto tersebut? Ide puisi yang mungkin lahir dari foto di atas adalah mengenai ayah, anak, Tuhan, kebersamaan, kesabaran, keheningan, kekhusuyak, dan sebagainya. Coba amati lagi foto-foto lain yang menurutmu dapat diamati dan melahirkan ide untuk membuat puisi.
Jenis Puisi
Berdasarkan isinya, kalian bisa membuat puisi dengan jenis-jenis berikut ini.
1. Puisi Balada
Jika melihat seorang ayah dan anaknya yang memiliki kisah mengharukan, kalian dapat membuat puisi balada. Puisi balada adalah puisi yeng berisi kisah/cerita.
2. Puisi Elegi
Jika mengalami peristiwa sedih, kalian bisa membuat puisi elegi. Puisi elegi berisi hal-hal sedih.
3. Puisi Romance
Puisi romance biasanya mengungkapkan luapan kasih sayang.
4. Puisi Ode
Puisi ode adalah jenis puisi yang mengungkapkan kekaguman terhadap seseorang yang berjasa. Puisi ini bisa kalian buat ketika kalian merasa kagum pada jasa seseorang.
5. Puisi Himne
Puisi himne adalah puisi yang berisi tentang pujian terhadap Tuhan. Puisi ini bisa kalian buat jika sedang mengingat Tuhan, kebesaran Tuhan.
6. Puisi Satire
Puisi satire berisi sindiran, cemoohan, atau kritikan. Puisi ini bisa kalian buat jika kalian ingin menyindir seseorang atau keadaan.
7. Puisi Epigram
Puisi yang berisi ajaran hidup atau semangat perjuangan. Puisi ini bisa kalian buat jika sedang bersemangat dan ingin mengajak teman-teman lainnya bersemangat juga atau dalam keadaan baik lainnya.
Bagaimana Menemukan Ide?
Sebagai langkah pertama menulis puisi, ide sangatlah penting. Banyak orang yang menyebut ide sebagai inspirasi. Inspirasi lahir dari sesuatu yang menyentuh jiwa sehingga orang tersebut berminat membuat sentuhan itu menjadi puisi.
Ide bisa juga berupa pengalaman pancaindera terhadap sesuatu sehingga kalian harus melatih kepekaan pancaindera kalian di lingkungan sekitar.
Setelah mengetahui jenis-jenis puisi berdasarkan isinya, kalian akan lebih mudah menemukan ide untuk puisi kalian. Contohnya, kalian akan membuat puisi jenis balada, kalian harus mengingat peritiwa apa yang akan kalian sampaikan. Perhatikan diagram pemetaan ide berikut ini!

Berdasarkan diagram di atas, kalian dapat mendapatkan ide puisi dari segala hal yang berkaitan dengan Tuhan, benda di sekitar kita, tokoh terkenal, peristiwa, keadaan hati, alam, pemandangan, laut, profesi seseorang, kejadian sehari-hari, atau semangat tentang cita-cita.
Melatih diri mendapatkan ide adalah sebagai berikut.
- Jeli melihat lingkungan sekitar
- Sensitif terhadap orang di sekitar
- Selalu berpikir
Apa yang dilakukan setelah muncul ide?
- Mencatatnya dalam catatan sementara
- Membuka catatan di tempat yang memungkinkan
- Mulailah menulis puisi
Agar puisimu bagus, ada hal-hal yang menunjang pembuatan puisi selain ide, yaitu sebagai berikut.
- Pengetahuan
- Keterampilan mengolah kata-kata
- Kemahiran mengaitkan ide dengan imaji atau imaji-imaji lainnya
Contoh proses kreatif dalam menghasillkan karya
Menciptakan puisi merupakan proses kreatif seseorang. Puisi tidak lahir begitu saja. Ada tahapan-tahapan yang harus dilalui. Tahapan-tahapan tersebut adalah kehidupan sehari-hari yang dijalani, dilihat, dirasakan, diamati, dan lain sebagainya. Simaklah proses kreatif seorang Rendra, sang maestro puisi, sebagai berikut.

Poin Penting
Ide atau inspirasi datang ketika kita memiliki kepekaan sosial. Asahlah kepekaan sosial tersebut dengan sering-sering membaca lingkungan!