Ide-ide Pokok Cerpen dan Nilai Kehidupan dalam Cerpen

Ide-ide Pokok Cerpen dan Nilai Kehidupan dalam Cerpen – Selain memiliki unsur pembangun dari dalam atau yang disebut dengan unsur intrinsik, setiap cerpen juga memiliki unsur ekstrinsik berupa nilai-nilai yang diungkapkan oleh pengarang melalui karyanya secara tersirat. Nilai-nilai yang terkandung dalam cerpen adalah sebagai berikut.

Ide-ide Pokok Cerpen dan Nilai Kehidupan dalam Cerpen
Ide-ide Pokok Cerpen dan Nilai Kehidupan dalam Cerpen

1. Nilai Moral

      Nilai moral adalah nilai yang berhubungan dengan hati nurani yang berhubungan dengan tingkah laku manusia dengan sesamanya.

2. Nilai Budaya

      Nilai budaya adalah nilai yang berhubungan dengan kebiasaaan yang berlaku di masyarakat dan telah lama digunakan sebagai acuan dalam kehidupan bermasyarakat.

3. Nilai Agama

      Nilai agama adalah nilai yang berhubungan dengan prinsip kepercayaan kepada Tuhan beserta ajaran-ajaran-Nya.

4. Nilai Politik

      Nilai politik adalah nilai yang berhubungan dengan proses pelaksanaan kebijakan di masyarakat dan berkaitan juga dengan usaha warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama. Nilai ini pun dikaitkan dengan penyelenggaraan pemerintahan diberbagai tingkat dalam negara.

Perhatikan Contoh

Perhatikan contoh berikut ini!


Enam calon bupati dan wakilnya, semua membagi-bagikan uang dan barang. Mbah Gimun menerima semuanya. Ada yang lima puluh ribu, dua puluh ribu, sepuluh ribu, tetapi ada pula yang sampai seratus ribu. Tetapi yang seratus ribu ini kelihatannya hanya dikhususkan untuk Mbah Gimun. ”Pak Calon Bupati itu sendiri yang memberikannya langsung. Diselipkan di kantong saya ini waktu salaman.” kata Mbah Gimun senang. Mbah Gimun juga menerima banyak rokok tetapi langsung dibagikannya kepada anak-anaknya. ”Saya tidak suka mengisap rokok pabrik. Sebab baunya seperti minyak wangi. Bau tembakaunya sudah tidak ada,” begitu alasan Mbah Gimun.

Fakta Dalam Cerpen

Penggalan cerita di atas di ambil dari cerpen “Rokok Mbah Gimun” karya F. Rahardi. Dalam cerpen tersebut dijelaskan bahwa menjelang pemilihan bupati dan wakil bupati, banyak calon yang melakukan pembelian suara, yaitu dengan membagi-bagikan uang kepada calon pemilih. Ada yang memberi uang sepuluh ribu bahkan sampai seratus ribu. Ada juga yang memberi barang-barang yang disukai, seperti rokok.

Fakta dalam Kehidupan Nyata

Dalam kehidupan nyata, praktik curang dalam pemilihan umum, baik pemilihan kepala daerah, pemilihan anggota dewan, sampai dengan pemilihan presiden sudah lazim terjadi. Banyak pihak yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan hal yang diinginkan. Praktik suap-menyuap, manipulasi data, dan jual beli suara sudah menjadi rahasia umum.

Penulis cerpen biasa mendapatkan inspirasi dari peristiwa ataupun segala sesuatu yang terjadi di sekitarnya. Ketika menemukan sebuah kegelisahan, para penulis langsung menuangkannya ke dalam bentuk karya fiksi, salah satunya adalah cerpen. Dengan demikian, nilai-nilai di dalam cerpen memiliki kesamaan dengan nilai-nilai di kehidupan nyata.

Berdasarkan contoh di atas, dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai kehidupan di dalam cerpen “Rokok Mbah Gimun” memiliki kesamaan dengan nilai-nilai di dalam kehidupan nyata, yaitu tentang kampanye hitam dalam pemilihan umum.

Poin Penting

Cerpen merupakan sebuah karya yang lahir dari kegelisahan yang dilihat dan dirasakan oleh penulis. Dengan demikian, nilai kehidupan di dalam cerpen memiliki kesamaan dengan nilai kehidupan di dunia nyata.

Nilai Kehidupan yang Terkandung di dalam Cerpen

Cerita pendek atau yang lebih dikenal dengan cerpen adalah sebuah cerita rekaan yang ringkas dan berpusat hanya kepada satu tokoh atau satu situasi. Dengan demikian, cerita pendek juga bisa disebut sebagai sebuah cerita yang hanya memiliki satu tahapan pengaluran.

Selain memiliki unsur pembangun dari dalam atau yang disebut dengan unsur intrinsik, setiap cerpen juga memiliki unsur ekstrinsik berupa nilai-nilai yang diungkapkan oleh pengarang melalui karyanya secara tersirat. Nilai-nilai yang terkandung dalam cerpen di antaranya adalah nilai moral, nilai agama, nilai budaya, dan nilai politik.

Nilai moral adalah nilai yang berhubungan dengan hati nurani yang berhubungan dengan tingkah laku manusia dengan sesamanya. Nilai budaya adalah nilai yang berhubungan dengan kebiasaaan yang berlaku di masyarakat dan telah lama digunakan sebagai acuan dalam kehidupan bermasyarakat. Nilai agama adalah nilai yang berhubungan dengan prinsip kepercayaan kepada Tuhan beserta ajaran-ajaran-Nya. Nilai politik adalah nilai yang berhubungan dengan proses pelaksanaan kebijakan di masyarakat dan berkaitan juga dengan usaha warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama. Nilai ini pun dikaitkan dengan penyelenggaraan pemerintahan diberbagai tingkat dalam negara.

Nilai kehidupan yang tersurat maupun yang tersirat dalam sebuah cerpen merupakan amanat atau pesan utama yang ingin diajarkan atau disampaikan oleh penulis kepada pembaca. Dengan demikian, untuk menentukannya, kita perlu melakukan hal-hal berikut ini.

  1. Membaca keseluruhan cerita
  2. Menentukan konflik yang menjadi ruh cerita
  3. Memahami cara tokoh menyelesaikan masalahnya
  4. Memahami proses redanya masalah

Perhatikan Contoh

Perhatikan contoh berikut ini!

“Benar, Tuhanku. Tapi bagi kami soal harta benda itu kami tak mau tahu. Yang penting bagi kami ialah menyembah dan memuji Engkau.”
“Engkau rela tetap melarat, bukan?”
“Benar. Kami rela sekali, Tuhanku.”
“Karena keralaanmu itu, anak cucumu tetap juga melarat, bukan?”
“Sungguhpun anak cucu kami itu melarat, tapi mereka semua pintar mengaji. Kitab-Mu mereka hafal di luar kepala.”
“Tapi seperti kamu juga, apa yang disebutnya tidak di masukkan ke hatinya, bukan?”
“Ada, Tuhanku.”
“Kalau ada, kenapa engkau biarkan dirimu melarat, hingga anak cucumu teraniaya semua. Sedang harta bendamu kaubiarkan orang lain mengambilnya untuk anak cucu mereka. Dan engkau lebih suka berkelahi antara kamu sendiri, saling menipu, saling memeras. Aku beri kau negeri yang kaya raya, tapi kau malas. Kau lebih suka beribadat saja, karena beribadat tidak mengeluarkan peluh, tidak membanting tulang. Sedang aku menyuruh engkau semuanya beramal kalau engkau miskin. Engkau kira aku ini suka pujian, mabuk di sembah saja. Tidak. Kamu semua mesti masuk neraka. Hai malaikat, halaulah mereka ini kembali ke neraka. Letakkan di keraknya!”
Semua menjadi pucat pasi tak berani berkata apa-apa lagi. Tahulah mereka sekarang apa jalan yang diridai Allah di dunia. Tapi Haji Saleh ingin juga kepastian apakah yang akan di kerjakannya di dunia itu salah atau benar. Tapi ia tak berani bertanya kepada Tuhan. Ia bertanya saja pada malaikat yang menggiring mereka itu.
“Salahkah menurut pendapatmu, kalau kami, menyembah Tuhan di dunia?” tanya Haji Saleh.
“Tidak. Kesalahan engkau, karena engkau terlalu mementingkan dirimu sendiri. Kau takut masuk neraka, karena itu kau taat sembahyang. Tapi engkau melupakan kehidupan kaummu sendiri, melupakan kehidupan anak isterimu sendiri, sehingga mereka itu kucar-kacir selamanya. Inilah kesalahanmu yang terbesar, terlalu egoistis. Padahal engkau di dunia berkaum, bersaudara semuanya, tapi engkau tak mempedulikan mereka sedikit pun.”

      (“Robohnya Surau Kami”, A. A. Navis)

      Nilai kehidupan atau amanat yang terkandung dari penggalan cerpen di atas adalah sebagai berikut.

  1. Ibadah bukan hanya hubungan antara manusia dengan Tuhannya, melainkan juga antara manusia satu dan manusia yang lainnya.
  2. Dunia dan akhirat sama pentingnya. Kita harus mampu menyeimbangkannya.

Poin Penting

Nilai kehidupan cerpen dapat dijadikan sebagai amanat cerita. Dalam menentukan amanat cerita, kita harus menentukan nilai yang terkandung dalam cerita tersebut untuk dijadikan pesan atau pelajaran bagi pembaca.

Ide-ide pokok cerpen

Maukah kamu terampil menulis sebuah cerpen? Tentu saja mau, bukan? Keterampilan dan kemampuan menuliskan sebuah cerpen harus dilakukan berulang kali dan banyak berlatih. Namun, jika kamu tidak memahami caranya, tentu saja latihan tersebut kecil kemungkinan akan mendatangkan hasil. Nah, agar keterampilan menulismu lebih baik lagi, mari kita pahami bagaimana cara menuliskan kembali cerpen yang sudah dibaca dengan cara menentukan ide-ide pokok cerpen.

Bagaimana cara yang mudah dan efektif menentukan ide dari sebuah cerpen?

Pernahkah kamu membaca sebuah cerpen, tetapi sangat sulit menemukan ide ceritanya sehingga harus dibaca berulang-ulang? Mari kita pahami bersama langkah-langkahnya berikut ini!

1. Membaca cerpen dengan saksama paragraf demi paragraf. Membaca cerpen dengan saksama dan intensif memudahkan kamu untuk mengingat dan menyerap isi paragraf.

2. Mencari ide pokok/kalimat utama pada paragraf. Adapun jenis paragraf yaitu sebagai berikut.

  • paragraf deduktif, yaitu paragraf yang kalimat utamanya ada di awal paragraf;
  • paragraf induktif, yaitu paragraf yang kalimat utamanya ada di akhir paragraf;
  • paragraf campuran, yaitu paragraf yang kalimat utamanya ada di awal dan akhir paragraf; dan
  • paragraf deskriptif dan naratif, yaitu paragraf yang kalimat utamanya ada di seluruh paragraf.

3. Mengembangkan ide-ide pokok cerpen menjadi cerpen dengan kalimat sendiri.

4. Menyunting isi, bahasa, dan ejaan.

5. Mencatat unsur-unsur intrinsik cerpen, yang meliputi tema, latar/Setting tempat, waktu atau suasana, menentukan tokoh/karakter dalam cerpen, dan menentukan alur cerita (maju, mundur atau campuran).

6. Menentukan sudut pandang cerita

  • Orang pertama : Pelaku utama, pelaku figuran
  • Orang ketiga : Pengamat dan bersifat terbatas

7. Menentukan pesan dari cerpen.

      Selain cara di atas, kamu juga dapat langsung menemukan ide cerita dengan mengidentifikasi jenis paragraf. Jenis paragraf sudah disinggung pada bahasan awal.

Perhatikan Contoh

Perhatikan contoh berikut ini!

Tas Ransel Fatin

Pagi ini hati Fatin membuncah. Ia girang sangat karena tas kesayangannya pemberian dari ayah akan dipakai ke sekolah. Tas berwarna ungu muda dengan resleting besar di bagian depan, tampak ngejreng di badannya yang mungil.
“Tas yang keren!” batinnya sambil terus mematut diri di depan cermin. Kadang sesekali berputar melihat bagian punggungnya. Ada gambar kartun kesayangannya di bagian tali pundak. “Sempurna!” batinnya lagi.
“Kak Fatiiin, ayo berangkaaat…” terdengar teriakan Tasya, adiknya, memanggil dari arah luar.
“Iyaaa…sebentaaar….” balasnya berteriak juga.
Fatin segera berlari kecil ke arah luar. Di sana, Tasya dan ayah sudah menunggu di dalam mobil.
“Ayo cepat! Ribet deh punya tas baru! Pasti Kakak ngaca terus!” ujar Tasya seraya merautkan wajah kesal.
Fatin tidak menggubris ucapan adiknya. Ia terus saja melihat ke arah depan mobil, ke arah jalan, seperti baru kali ini ia ingin cepat-cepat sampai di sekolah. Ia membayangkan ungkapan kekaguman teman-temannya nanti ketika melihat tas ransel barunya yang berwarna ungu.
Namun, sewaktu baru tiba di kelas, tas ransel kesayangan Fatin robek karena tersangkut paku di ujung bangku sehingga beberapa isi tasnya keluar. Fatin membeli tas plastik hitam di kantin sekolah sebagai pengganti tasnya untuk menyimpan buku-bukunya. Fatin sangat sedih karena tas tersebut adalah oleh-oleh Ayah saat tugas di Singapura, namun ia harus mengikhlaskannya.

      Ide pokok cerpen “Tas Ransel Fatin” adalah sebagai berikut.

1. Pertama, ide pokok pada sebuah cerita dapat kita identifikasi dari jenis paragraf yang digunakan. Jenis paragraf pada cerpen di atas adalah paragraf deduktif karena kalimat utamanya berada di awal paragraf.

2. Kedua, unsur-unsur intrinsik cerpen tersebut adalah sebagai berikut.

  • Tema: Benda kesayangan
  • Latar/*setting *tempat, waktu atau suasana: rumah, kelas, tadi pagi
  • Menentukan tokoh/karakter dalam cerpen: Fatin
  • Menentukan alur cerita : mundur
  • Menentukan sudut pandang cerita yaitu orang pertama pelaku utama dan pelaku figuran

3. Ketiga, menentukan pesan dari cerpen. Pesan pada cuplikan cerpen tersebut adalah Sikap menerima saat kehilangan.

4. Keempat, mengembangkan ide-ide pokok cerpen menjadi cerpen dengan kalimat sendiri: Tas ransel kesayangan Fatin robek tadi pagi di kelas karena tersangkut paku di ujung bangku sehingga isi tasnya keluar. Fatin membeli tas plastik hitam untuk menggantikan fungsi tasnya yang robek. Meski bersedih, Fatin harus bisa menerima saat kehilangan benda kesayangannya.

Dengan demikian, ide pokok cerpen di atas adalah rasa kehilangan akan benda kesayangan.

Poin Penting

Ide pokok sebuah cerita dapat kita lakukan dengan cara berikut ini

  1. Membaca cerpen dengan saksama di setiap paragraf
  2. Menentukan ide-ide pokok cerpen dengan memperhatikan unsur-unsur cerpen dan mengidentifikasi jenis paragraf.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *