
Penjurnalan
Fungsi dan Prinsip Penjurnalan – Dalam kegiatan sehari-hari kita sering melakukan kegiatan akuntansi, dan kita juga dapat menjurnalnya sendiri, tetapi kita tidak pernah melakukan hal tersebut. Sebelum membuat laporan keuangan hal utama yang perlu dilakukan adalah menjurnal karena dengan begitu kita dapat tahu seberapa besar pengeluaran kita setiap harinya bahkan setiap bulan. Dalam pembahasan berikut ini kita akan mengetahui kapan penjurnalan dilakukan dalam sebuah siklus akuntansi? Apa fungsi dari penjurnalan? Berikut penjelasannya.
Penjurnalan dalam akuntansi dilakukan setelah adanya analisa terhadap bukti transaksi. Aktivitas penjurnalan umumnya dilakukan secara real time, dalam pengertian proses ini dilakukan begitu transaksi dilakukan. Namun pada beberapa perusahaan kegiatan penjurnalan juga dilakukan menjelang akhir jam kerja dengan alasan agar dapat merangkum transaksi pagi hingga sore hari secara bersamaan.
Dalam melakukan penjurnalan harus dipahami beberapa prinsip, yaitu:
1. Siklus Akuntansi
Dengan memahami siklus akuntansi maka kita akan dapat menentukan tujuan akhir dari kegiatan penjurnalan yang dilakukan. Pemahaman terhadap siklus akuntansi juga akan menuntun untuk mengetahui tahapan-tahapan yang harus dilakukan sebelum menghasilkan sebuah laporan.
2. Persamaan Akuntansi
Persamaan akuntansi yang paling utama adalah :
ASET = KEWAJIBAN + EKUITAS
Aset berhubungan dengan kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan, dapat berupa uang tunai atau kas, piutang atau tagihan kepada pihak lain, persediaan barang dan aset tetap seperti modal yang disetorkan oleh pemilik usaha. Sementara kewajiban yang dimaksud adalah hutang yang timbul dari kegiatan operasional yang dilakukan oleh perusahaan.
3. Debit dan Kredit
Istilah debit dan kredit pada pembukuan bersifat double entry, yaitu transaksi yang dilakukan harus dicatat dalam dua kolom yaitu satu pada kolom debit dan yang lainnya pada kolom kredit. Aktivitas transaksi inilah yang akan dicatat dalam proses penjurnalan.
Langkah pertama dalam sebuah siklus akuntansi perusahaan, ketepatan dan ketelitian dalam proses penjurnalan akan menentukan laporan keuangan sebagai akhir dari sebuah siklus akuntansi. Metode penjurnalan yang umum digunakan oleh perusahaan terbagi atas dua jenis, yaitu jurnal umum dan jurnal khusus. Jurnal umum biasanya digunakan dalam sebuah perusahaan berskala kecil, sementara jurnal khusus digunakan dalam perusahaan skala besar dengan transaksi yang beragam dan relatif banyak. Bentuk jurnal umum yang biasa digunakan adalah seperti contoh di bawah ini :
Keterangan:
• Kolom tanggal digunakan untuk mencatat tanggal transaksi yang ada dalam bukti transaksi
• Kolom Perkiraan/Keterangan digunakan untuk mencatat perkiraan/akun yang muncul akibat adanya transaksi. Keterangan biasanya diletakkan dibawah akun untuk memperjelas keberadaan transaksi. Keterangan dapat berupa nomor bukti atau nama toko, debitur, kreditur dan sebagainya.
• Kolom Referensi digunakan untuk proses posting data dari jurnal ke buku besar.
• Kolom Debet dan Kolom Kredit digunakan untuk memasukkan jumlah uang yang ada dalam bukti transaksi
Data transaksi dalam jurnal, harus menunjukkan keseimbangan, karenanya akan dilakukan pencatatan pada kedua sisi debet atau kredit. Rumus dasar perubahan akun/perkiraan/rekening, yaitu :
Keterangan:
Harta (D) : Akun harta akan ditempatkan sebelah debet jika dalam transaksi terjadi penambahan Jumlah.
Harta (K) : Akun harta akan ditempatkan sebelah kredit jika dalam transaksi terjadi pengurangan Jumlah.
Berikut adalah beberapa contoh penjurnalan untuk transaksi operasional sebuah perusahaan.
Dari beberapa contoh di atas, dapat disimpulkan beberapa fungsi penyusunan jurnal yaitu :
1. Melakukan pencatatan semua transaksi yang terjadi berdasarkan bukti dokumen yang dimiliki.
2. Berfungsi secara historis untuk mencatat transaksi sesuai urutan waktu atau kronologis.
3. Melakukan analisa pada transaksi yang dilakukan sehingga jelas letak debet dan kreditnya serta perkiraan jumlahnya.
4. Melakukan posting untuk memindahkan debet/ kredit ke dalam buku besar.
5. Memberikan informasi mengenai transaksi yang terjadi.
Kesalahan pembukuan pada jurnal dapat dikoreksi dengan menyusun jurnal koreksi. Jurnal ini berfungsi untuk mengkoreksi ayat jurnal lain yang dibuat sebelumnya. Kesalahan yang mungkin terjadi biasanya adalah kesalahan dalam mencatat nama perkiraan dari transaksi yang sebenarnya ataupun kesalahan memasukkan nominal transaksi.