Pengertian dan Faktor yang Mempengaruhi Upah
Pengertian dan Faktor yang Mempengaruhi Upah

Pengertian dan Faktor yang Mempengaruhi Upah

452 View
Pengertian dan Faktor yang Mempengaruhi Upah
Pengertian dan Faktor yang Mempengaruhi Upah

Sistem Upah

Pengertian dan Faktor yang Mempengaruhi Upah – Karyawan sebagai sumber daya suatu perusahaan memerlukan penghargaan serta diakui keberadaannya, juga prestasi kerja yang mereka ciptakan dan harga diri yang mereka miliki. Salah satu cara memberikan penghargaan terhadap prestasi kerja karyawan yaitu dengan melalui upah. Untuk mencapai produktivitas kerja karyawan yang tinggi, perusahaan perlu memperhatikan masalah upah dan jaminan sosial yang merupakan faktor pendorong dalam mencapai produktivitas kerja, karena dengan produktivitas yang tinggi akan dapat menjamin kelangsungan hidup perusahaan. Agar kalian lebih memahami mengenai sistem upah, mari kita simak pembahasan berikut ini.

Pengertian Upah

Upah adalah jumlah keseluruhan yang ditetapkan sebagai pengganti jasa yang telah dikeluarkan oleh pekerja meliputi waktu atau syarat-syarat tertentu. Menurut ”Dewan Penelitian Pengupahan Nasional”, upah ialah suatu penerimaan kerja yang berfungsi sebagai jaminan kelangsungan kehidupan yang layak bagi manusia dan produksi yang dinyatakan menurut suatu persetujuan Undang-Undang dan Peraturan dan dibayarkan atas dasar suatu perjanjian kerja antara pemberi kerja dengan penerima kerja”.

Gaji disebut juga dengan upah. Di Indonesia, gaji biasanya untuk pegawai negeri dan perusahaan-perusahaan besar. Perbedaan antara gaji dan upah yaitu dalam jaminan ketepatan waktu dan kepastian banyaknya upah. Namun gaji dan upah merupakan balas jasa yang diterima oleh para pekerja.

Sistem Pembayaran Upah

Sistem pembayaran upah adalah bagaimana cara perusahaan memberikan upah kepada pekerja/buruh. Ada beberapa macam sistem pembayaran upah, yaitu:

a. Sistem Upah Jangka Waktu, adalah sistem pemberian upah menurut jangka waktu tertentu, misalnya harian, mingguan atau bulanan.

b. Sistem Upah Potongan, sistem ini umumnya bertujuan untuk mengganti sistem upah jangka waktu jika hasilnya tidak memuaskan. Sistem upah ini hanya dapat diberikan jika hasil pekerjaannya dapat dinilai menurut ukuran tertentu, misalnya diukur dari banyak, berat, dan sebagainya.

c. Sistem Upah Permufakatan, adalah suatu sistem pemberian upah dengan cara memberikan sejumlah upah pada kelompok tertentu dan kelompok ini akan membagi-bagikan kepada para anggotanya.

d. Sistem Skala Upah Berubah, dalam sistem ini jumlah upah yang diberikan berkaitan dengan penjualan hasil produksi di pasaran. Jika harga naik jumlah upah akan naik, sebaliknya jika harga turun upah akan turun.

e. Sistem Upah Indeks, sistem upah ini didasarkan atas indeks biaya kebutuhan hidup. Dengan sistem ini upah naik turun sesuai dengan naik turunnya biaya hidup meskipun tidak mempengaruhi nilai nyata dari upah.

f. Sistem Pembagian Keuntungan, sistem upah ini dapat disamakan dengan pemberian tambahan upah apabila perusahaan mendapat keuntungan di akhir tahun.

Perbedaan Upah

Faktor-faktor yang menentukan perbedaan upah adalah:
1. Perbedaan tingkat pendidikan dan keterampilan yang dimiliki.
2. Perbedaan pengalaman kerja.
3. Jumlah keuntungan perusahaan.
4. Besar kecilnya perusahaan.
5. Tingkat efisiensi dan manajemen perusahaan.
6. Keberadaan serikat pekerja.
7. Kelangkaan tenaga kerja dan resiko kerja.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Upah

Beberapa faktor penting yang mempengaruhi besarnya upah yang diterima oleh para pekerja antara lain:
a. Penawaran dan permintaan pekerja.
b. Organisasi pekerja.
c. Kemampuan untuk membayar.
d. Produktivitas.
e. Biaya hidup.
f. Peraturan pemerintah.

Rangkuman

  1. Upah adalah jumlah keseluruhan yang ditetapkan sebagai pengganti jasa yang telah dikeluarkan oleh pekerja meliputi waktu atau syarat-syarat tertentu.
  2. Sistem pembayaran upah adalah bagaimana cara perusahaan memberikan upah kepada pekerja/buruh. Ada beberapa macam sistem pembayaran upah, yaitu Sistem Upah Jangka Waktu, Sistem Upah Potongan, Sistem Upah Permufakatan, Sistem Skala Upah Berubah, Sistem Upah Indeks, dan Sistem Pembagian Keuntungan.

Upaya Meningkatkan Kualitas Tenaga Kerja

Tenaga kerja berkualitas adalah salah satu penentu daya saing bangsa di kancah internasional. Bagaimanakah upaya meningkatkan kualitas tenaga kerja? Berikut penjelasannya.

Setelah mempelajari bahasan ini, kalian diharapkan mampu memahami mengenai upaya meningkatkan kualitas tenaga kerja.

Dalam pembangunan, Penduduk memiliki peranan yang unik, penduduk berperan sebagai objek sekaligus menjadi subjek dari pembangunan. Penduduk akan menjadi motor penggerak pembangunan jika memiliki kualitas yang baik, sehingga dapat meningkatkan produktifitas sebuah Negara, dan mampu menciptakan nilai tambah (value added) dalam kegiatan ekonomi. Sebaliknya akan menjadi beban ketika jumlah penduduk yang besar dan tidak diikuti dengan kualitas yang baik.

Seiring perkembangan jaman yang semakin menuntut persaingan di segala bidang, dan menuntut sektor usaha menerima tenaga kerja yang terampil dan siap pakai, sehingga perlu sebuah usaha yang bersinergi untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja Indonesia.

Berbicara peningkatan kualitas tenaga kerja Indonesia berarti kita membicarakan peningkatan kualitas sumber daya manusia secara umum. Usaha peningkatan tenaga kerja dapat dilakukan oleh pemerintah, swasta (koorporasi), dan individu (tenaga kerja).

Setidaknya terdapat kaitan yang korelatif antara tiga pelaku ekonomi dimaksud, antara lain:

1) Daya saing perusahaan/koorporasi akan menghasilkan keuntungan usaha.
2) Daya saing individu akan menghasilkan kesejahteraan individu ( pemenuhan kebutuhan sendiri).
3) Daya saing Negara akan menciptakan kemakmuran Negara yang bersangkutan.
Dengan demikian upaya peningkatan kualitas tenaga kerja (individu) pada dasarnya akan memberikan keuntungan pada koorporasi dan Negara sekaligus.
Upaya peningkatan kualitas tenaga kerja dapat dibedakan atas:

Pemerintah

Upaya-upaya yang dapat dilakukan oleh pemerintah dengan mendirikan berbagai pusat pelatihan kerja, peningkatan mutu pendidikan, penciptaan suasana yang kondusif bagi penanaman modal, transmigrasi dan keluarga berencana. Selain itu pemerintah juga dapat menggunakan politik anggaran untuk meningkatkan kegiatan riset yang akan mendorong peningkatan sumber daya manusia baik di pusat maupun didaerah.
Kebijakan kebijakan yang dilakukan pemerintah berkaitan dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia dapat dilakukan melalui:
• Peningkatan kualitas hidup yang meliputi kualitas manusianya baik secara jasmani dan juga kualitas kehidupannya yang menyangkut kualitas perumahan dan lingkungannya.
• Peningkatan kualitas SDM yang produktif dan penyebaran yang merata
• Peningkatan kualitas SDM yang mampu memanfaatkan dan mengembangkan IPTEK yang berwawasan lingkungan.
• Pengembangan pranata yang meliputi kelembagaan dan perangkat hukum yang mendukung upaya peningkatan kualitas SDM.

Perusahaan (Koorporasi Swasta)

Perusahaan (koorporasi swasta), melalui kerja sama dengan lembaga-lembaga pendidikan, dapat memberikan kesempatan untuk praktek/magang, atau juga beasiswa kepada para pelajar/mahasiswa berprestasi untuk kemudian diberi kesempatan bergabung dengan perusahaan.

Individu

Sedangkan individu terus meningkatkan kemampuan skill dengan berbagai macam kompetensi yang dibutuhkan dunia kerja, penanaman jiwa berwirausaha agar bisa masuk kedalam industri kreatif yang saat ini sedang berkembang.
Salah satu indikator yang biasanya digunakan untuk mengukur kualitas sumber daya manusia dengan menggunakan Human Development Index (HDI). Melalui Human Development Index ini, kita bisa melihat rata-rata kualitas sumber daya manusia Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *