Ejaan yang Tepat, Diksi dan Kalimat Efektif
Ejaan yang Tepat, Diksi dan Kalimat Efektif

Ejaan yang Tepat, Diksi dan Kalimat Efektif

1534 View

Ejaan yang Tepat, Diksi dan Kalimat Efektif – Tahukah kamu tentang ejaan? Ejaan merupakan seperangkat cara atau aturan untuk menuliskan bahasa dengan menggunakan huruf, kata, serta tanda baca yang menjadi sarananya. Ejaan merupakan pengatur yang mengatur keseluruhan cara untuk menuliskan bahasa. Ejaan sendiri merupakan kaidah atau aturan yang harus dipenuhi oleh setiap pengguna bahasa sehingga bisa tercipta keseragaman dan keteraturan bentuk dari bahasa tulis tersebut.

Ejaan yang Tepat, Diksi dan Kalimat Efektif
Ejaan yang Tepat, Diksi dan Kalimat Efektif

Indonesia memiliki sejarah penggunaan aturan ejaan yang berubah sebanyak tiga kali. Kamu tahu apa saja nama ejaan tersebut? Berikut pembahasannya.

  1. Ejaan pertama yang digunakan adalah Ejaan Van Ophuijsen yang digunakan mulai dari tahun 1901 sampai tahun 1947. Contoh kata yang digunakan seperti ja’nidjoem’at, dan choesoes.
  2. Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi. Ejaan ini digunakan mulai tahun 1947 sampai tahun 1972. Contoh katanya seperti djum’atchusus, dan jakni.
  3. Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) yang dimulai sejak tanggal 16 Agustus 1972 sampai dengan sekarang. Contoh katanya seperti khususjumat, dan yakni.

Ejaan yang Tepat

Untuk membuat tulisan dengan ejaan yang tepat, ada beberapa hal yang perlu kamu perhatikan dan pahami tentang penulisan ejaan yang baik dan tepat, yaitu sebagai berikut.

Pemakaian Huruf

1. Abjad, Konsonan, dan Vokal

Indonesia merupakan negara yang menggunakan 26 huruf dalam abjadnya. Huruf-huruf tersebut adalah a, b, c, d, e, f, g, h, i, j, k, l, m, n, o, p, q, r, s, t, u, v, w, x, y, dan z. Huruf vokal yang dimiliki yaitu a, i, u, e, dan o. Sisanya adalah huruf konsonan. Dalam pengejaannya, ada beberapa huruf yang tergabung menjadi satu yaitu gabungan konsonan dan gabungan vokal. Gabungan konsonan seperti di bawah ini.

  • ny seperti yang terdapat pada kata senyap
  • sy seperti yang terdapat pada kata syarat
  • ng seperti yang terdapat pada kata mangir
  • kh seperti yang terdapat pada kata khayalan

Gabungan vokal seperti di bawah ini.

  • ai seperti yang terdapat pada kata santai.
  • au seperti yang terdapat pada kata aurora.
  • oi seperti yang terdapat pada kata amboi.

2. Nama Diri

Untuk menuliskan nama diri termasuk nama orang, nama lembaga, nama jalan, gunung, sungai dan lain-lain harus sesuai dengan EYD yang berlaku kecuali jika berhubungan dengan beberapa pertimbangan khusus.

Contoh:
Tata bersekolah di SD Negeri I Cimahi.

3. Pemenggalan Kata

Pemenggalan kata harus dilakukan dengan tepat. Contohnya seperti berikut.

  • Beda, pemenggalannya: be-da
  • Aula, pemenggalannya: au-la
  • Jauh, pemenggalannya: ja-uh

Penulisan Huruf

Penulisan huruf sesuai dengan ejaan yang tepat adalah sebagai berikut.

1. Huruf Kapital

  • Pendiri sekolah ini adalah seorang sarjana.
  • Doni berasal dari Sumatera Barat.
  • Teman-teman berkumpul di dalam aula.

2. Huruf Miring

Huruf miring digunakan untuk menuliskan:

  • nama buku, majalah, dan surat kabar (yang dikutip dalam tulisan), contoh: Pikiran Rakyat dan Tempo
  • menegaskan huruf, bagian kata, kata, dan kelompok kata, dan untuk menulis nama ilmiah dan ungkapan asing, contoh: Andi membeli mainan elektronik lengkap dengan sparepart-nya.

Penulisan Kata

1. Kata Dasar

Kata yang ditulis sebagai satu kesatuan. Contoh: buku, pergi, datang.

2. Kata Turunan

Contoh : sentuhan, gemetar, dan bergerigi

3. Kata Ulang

Contoh: anal-anak, sayur-mayur, dan bolak-balik

4. Gabungan Kata

Contoh: kerja sama, orang tua, dan rumah sakit

5. Kata Ganti

Contoh: ku, kau, mu, dan nya (bukuku, bukumu, dan bukunya)

6. Kata Depan

Contoh: di, ke, dan dari (ke rumah, di jalan, dari Bandung)

7. Kata si dan *sang*

Contoh: si pemantau dan sang legenda

8. Partikel -lah, -kah, -tah, pun, dan per

Contoh: apakah, mulailah, per satu

9. Singkatan dan Akronim

Contoh: dll. (dan lain-lain) dan LAN (Lembaga Administrasi Negara)

Pemakaian Tanda Baca

Pemakaian tanda baca terdiri atas tanda titik (.), tanda koma (,), tanda titik koma (;), tanda kurung (()), tanda seru (!), tanda tanya (?), tanda pisah(–), tanda hubung (-), tanda titik dua (:), dan tanda garis miring (/).

Poin Penting

  1. Ejaan yang baik dan tepat adalah ejaan yang sesuai dengan EYD.
  2. Hal yang diperhatikan dalam ejaan yang baik adalah pemakaian huruf, penulisan huruf, penulisan kata, dan pemakain tanda baca.

Pengertian Diksi

Tahukah kamu tentang diksi? Diksi merupakan pilihan kata untuk bisa menjelaskan apa yang ingin diungkapkan. Diksi sendiri bukan sekadar memilih kata, melainkan juga berfungsi untuk menyatakan dan menjelaskan gagasan dari sebuah peristiwa yang terjadi yang di dalamnya meliputi gaya bahasa, berbagai ungkapan, dan lain-lain. Ada banyak fungsi lain dari diksi, di antaranya sebagai berikut.

  1. Mendapatkan komunikasi yang efektif.
  2. Menjadi lambang gagasan yang diucapkan secara verbal.
  3. Memberikan bentuk dalam pengungkapan gaya penyampaian gagasan misalnya diucapkan secara resmi, tidak resmi, atau sangat resmi.
  4. Membuat pendengar atau pembaca paham dan tidak salah mengerti dengan apa yang disampaikan oleh pembicara atau penulis.

Jenis-Jenis Diksi

Jenis-jenis diksi yang perlu kamu ketahui adalah sebagai berikut.

1. Makna Denotatif

Makna denotatif artinya adalah makna yang sebenarnya dari sebuah kata. Makna yang disajikan adalah makna yang apa adanya. Makna denotatif sendiri umum disebut juga sebagai makna konseptual. Coba kamu perhatikan contoh di bawah ini!

Saya makan apel tadi siang.

Makna kata makan dalam kalimat tersebut adalah makna denotatif, yaitu ‘memasukkan sesuatu ke dalam mulut, mengunyah, dan menelannya’.

2. Makna Konotatif

Makna konotatif adalah makna yang memiliki arti tambahan atau memiliki nilai rasa tertentu. Makna konotatif sendiri lebih mengacu pada makna kiasan atau bukan makna yang sebenarnya. Coba kamu perhatikan contoh kalimat berikut!

Mereka sedang bersaing mendapatkan kursi itu.

Kata kursi dalam kalimat di atas artinya bukan ‘tempat untuk duduk’, melainkan mengandung makna konotatif yang artinya ‘jabatan’.

3. Kata Konkret

Kata konkret adalah kata yang mudah untuk dipahami dan dimengerti. Contohnya seperti kata meja, rumah, cantik, dan mobil. Berikut contoh kalimatnya.

Adik kemarin mengambil makanan yang ada di atas meja.

Kata meja dalam kalimat tersebut termasuk ke dalam kata konkret. Kamu juga bisa langsung paham dan mengerti dengan kata-kata yang digunakan dalam kalimat tersebut, bukan?

4.Kata Abstrak

Kata abstrak adalah kata yang tidak mudah untuk dipahami dan umumnya digunakan untuk menyampaikan gagasan yang sifatnya rumit.

5. Kata Umum

Kata umum mengacu pada pengertian yang sifatnya luas. Kata-katanya menunjuk kepada hal-hal yang banyak dan keseluruhan. Contohnya seperti kata kendaraan, tumbuh-tumbuhan, hewan, dan rumah. Agar kamu lebih paham, mari kita lihat contoh kalimatnya di bawah ini!

Tumbuh-tumbuhan di hutan itu hidup dengan subur.

Tumbuh-tumbuhan dalam kalimat di atas termasuk ke dalam jenis kata umum.

6. Kata Khusus

Kata khusus merupakan kata yang sifatnya lebih khusus dari kata umum. Contohnya seperti tongkol, tuna, dan teri yang merupakan kata khusus dari kata umum ikan. Ada juga kereta, mobil, motor, dan sepeda yang merupakan kata khusus dari kata umum kendaraan. Perhatikan contoh kalimatnya di bawah ini!

Ibu memasak ikan tuna dengan diberi bumbu pedas.

7. Kata Populer

Kata populer merupakan jenis kata yang umum digunakan seluruh lapisan masyarakat. Contohnya seperti bukti, bahagia, dan miskin.

Andi merasa bahagia karena orang tuanya sudah pulang.

Kata bahagia yang digunakan termasuk ke dalam kata populer.

8. Kata Ilmiah

Kata ilmiah merupakan jenis kata yang mengacu pada tulisan atau pembiacaraan yang sifatnya ilmiah. Contohnya seperti formasi, konklusi, fragmen, analogi, dan kontemporer. Perhatikan kalimat di bawah ini!

Konklusi dari hasil rapat kemarin adalah perlu adanya perbaikan dalam diri organisasi.

Kata konklusi dalam kalimat di atas termasuk ke dalam kata ilmiah.

9. Kata Slang

Kata slang merupakan jenis kata yang tidak formal, jenaka, dan khas digunakan dalam sebuah percakapan. Contohnya seperti ciyus (serius), epenkah (emang penting kah), banget (sangat), dan ketemu (bertemu).
“Eh ketemu lagi, baru saja kemarin kan ketemu.”

10. Jargon

Jargon merupakan kata-kata yang khusus digunakan dalam sebuah bidang ilmu tertentu atau kelompok-kelompok tertentu. Contohnya seperti Dok (untuk kata dokter), Prof (untuk kata profesor), dan Kep (untuk kata kapten).

11. Kata Asing

Kata asing merupakan kata-kata yang bentuk aslinya masih dipertahankan karena belum bisa menyatu dengan bahasa Indonesia. contohnya seperti internet, cyber, dan go public.
Anak-anak sudah mulai mengenal internet sejak kecil.

12. Kata Serapan

Kata serapan adalah kata yang berasal dari bahasa asing yang sudah disesuaikan dengan struktur dan wujud dari bahasa Indonesia. Contohnya seperti musik, energi, ekosistem, dan ekologi.

Adik sedang asyik mendengarkan musik klasik.

**13. Kata Baku dan Tidak Baku

Kata baku merupakan kata yang resmi, sesuai dengan EyD, dan digunakan dalam pembahasan yang sifatnya resmi. Kata tidak baku adalah kata yang tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik atau digunakan dalam situasi yang tidak formal, dikatakan juga sebagai kata yang tidak resmi. Berikut contoh kata baku dan tidak baku.

Poin Penting

  1. Diksi merupakan pilihan kata untuk menjelaskan maksud dari gagasan yang disampaikan.
  2. Diksi digunakan untuk bisa membangun komunikasi yang efektif.
  3. Beberapa jenis diksi di antaranya ada kata slang, kata baku, kata ilmiah, dan kata serapan.

Kamu pasti pernah membaca pengumuman, kan? Misalnya ada pengumuman seperti berikut ini.

Setelah membaca pengumuman tersebut, kamu bisa memahaminya tidak? Baik, mungkin kamu bisa memahami maksud pengumuman itu, ya. Namun, kamu tentunya juga bisa memerhatikan ada struktur kalimat yang tidak lengkap dalam pengumuman tersebut. Kalimat pengumuman tersebut tidak memiliki Subjek dan Predikat. Kalimat pengumuman tersebut tidak termasuk kalimat yang efektif karena tidak berupa kalimat lengkap.

Nah, dalam topik ini yang dipelajari adalah kalimat efektif. Yuk, kita pelajari lebih lanjut tentang kalimat efektif!

Pengertian dan Ciri-Ciri Kalimat Efektif

Kalimat yang bagaimana yang disebut sebagai kalimat efektif? Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan penulisnya secara tepat dan dapat dipahami secara tepat pula. Antara penulis dan pembaca memiliki kesamaan pandangan sehingga tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda.

Kalimat efektif mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.

1. Berupa kalimat lengkap
Kalimat yang lengkap minimal mempunyai unsur subjek dan predikat. Perhatikan contoh berikut!

  • Bahwa para TKI banyak yang terserang penyakit. (tidak memiliki predikat)
  • Para TKI terserang penyakit. (Para TKI sebagai subjek)

2. Tidak menggunakan kata secara berlebihan (pleonasme)

Maksud penggunaan kata yang berlebihan adalah penggunaan kata-kata yang memiliki arti sama. Perhatikan contoh berikut.

Pada saat bencana gempa yang telah lalu, mereka menerima bantuan sembako.

Penggunaan kata pada saat dan telah lalu pada kalimat di atas terlalu berlebihan karena kedua kata tersebut artinya sama. Jadi seharusnya digunakan salah satu saja agar efektif, misal:

Saat bencana gempa yang lalu, mereka menerima bantuan sembako.

Contoh lain yang salah:

  • bermacam-macam aneka
  • maju ke depan (yang disebut maju pasti ke depan)
  • mundur ke belakang
  • naik ke atas
  • harian surat kabar

3. Menggunakan kata secara tepat dan sesuai konteks
Kata yang digunakan dalam kalimat efektif adalah kata yang tepat maknanya dan sesuai dengan konteks kalimat. Bandingkan contoh berikut!

  • Suatu kapal layar tampak berjalan meninggalkan pelabuhan.
  • Sebuah kapal layar tampak berlayar meninggalkan pelabuhan.

Tampak jelas perbedaan penggunaannya, bukan?

4. Tidak menggunakan kata depan yang berlebihan
Kata depan (preposisi) tidak usah digunakan secara berlebihan. Perhatikan contoh berikut ini!

Contoh 1

Selain daripada itu, pernyataan saksi masih harus ditelusuri kebenarannya.

Kata depan daripada tidak perlu digunakan karena subjek kalimat menjadi tidak jelas. Penulisan yang tepat adalah

Selain itu, pernyataan saksi masih harus ditelusuri kebenarannya.

Contoh 2

Karena berkat rahmat Tuhan, akhirnya tulisan saya selesai.

Kata depan karena dan berkat memiliki makna yang sama. Oleh karena itu, cukup ditulis salah satu.

Contoh 3

Guna untuk kesejahteraan bersama kerja bakti ini dilaksanakan.

Kata depan guna dan untuk memiliki makna yang sama sehingga cukup ditulis salah satu.

5. Menggunakan unsur yang pararel (sejenis)
Unsur yang digunakan dalam kalimat efektif haruslah yang sejenis. Perhatikan contoh berikut agar lebih jelas!

Pemerintah perlu segera menyelesaikan masalah perselisihan buruh, penurunan produktivitas kerja, dan peningkatan jumlah pengangguran.

Unsur kalimat yang dicetak miring menunjukkan pararel (sejenis) yaitu penggunaan imbuhan per-an.

6. Menggunakan kata-kata baku
Kata baku adalah kata yang sesuai dengan kaidah Ejaan yang Disempurnakan (EyD). Perhatikan contoh kata baku dan nonbaku berikut!

Poin Penting

  1. Kalimat yang efektif mampu menghasilkan pandangan gagasan yang sama antara penulis dan pembaca.
  2. Kalimat efektif bisa dikenali berdasarkan ciri-cirinya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *