Menyunting, Syarat-Syarat dan 5 Contoh Pantun

Menyunting, Syarat-Syarat dan 5 Contoh Pantun – Kamu tentu pernah membuat pantun, bukan? Seperti kita ketahui bahwa pantun merupakan salah satu jenis puisi lama yang berisi empat baris pada tiap baitnya dan memiliki rima atau akhir sajak a-b-a-b. Dari empat baris tersebut, pantun terbagi pada dua bagian, yaitu sampiran pada baris 1 dan 2, juga isi pada baris 3 dan 4.

Menyunting, Syarat-Syarat dan 5 Contoh Pantun
Menyunting, Syarat-Syarat dan 5 Contoh Pantun

Pantun dapat digunakan sebagai sarana komunikasi untuk mengekspresikan perasaan kepada orang lain dengan cara yang lebih akrab, juga untuk menyampaikan pesan moral berupa nasihat dengan cara yang lebih unik.

Jenis pantun sangat beragam, tetapi yang lebih sering digunakan di kalangan masyarakat di antaranya sebagai berikut.

1. Pantun jenaka, yaitu pantun yang dibuat untuk bersenda gurau atau bersenang-senang, misalnya:

Anak kecil menunggang kuda
Kuda lari menabrak papan
Abang tampan memang muda
Tapi giginya tinggal delapan

2. Pantun teka-teki, yaitu pantun yang dibuat untuk menyampaikan teka-teki untuk diterka orang lain, misalnya:

Ada supir mau bertanya
Ke manakah arah ke kota
Binatang apakah kiranya
Tubuh panjang jalan melata

3. Pantun nasihat, yaitu pantun yang dibuat untuk menyampaikan pesan moral dalam seluruh aspek kehidupan, misalnya:

Kucing kecil tidur terkujur
Kasihan kucing bulunya jarang
Anak baik dan selalu jujur
Pasti disayang banyak orang

4. Pantun agama, yaitu pantun yang dibuat untuk menyampaikan syiar agama, misalnya:

Paman Arif pinjam gergaji
Kayu dibakar jadilah arang
Sejak kecil rajin mengaji
Sudah besar dikagumi orang

5. Pantun berbalasan, yaitu pantun yang dibuat sengaja untuk dibalas orang lain dengan pantun pula, misalnya:

Khadijah :
Monyet hitam sedang berlatih
Berlatih menyerang bayi panda
Adik manis berhijab putih
Siapakah nama adinda?

Rasti :
Pergi ke pasar salah arah
Karena melihat bunga melati
Wahai kakak berjilbab merah
Perkenakalkan saya Rasti

Selain pantun, terdapat pula pantun kilat atau yang lebih dikenal dengan nama karmina. Karmina terdiri atas dua baris pada setiap baitnya dengan rima a-a. Baris pertama sampiran, sedangkan baris kedua isi, seperti
Ada gula ada semut
Saya ini memang imut

Poin Penting

  1. Pantun adalah salah satu puisi lama yang berisi empat baris pada tiap baitnya dan memiliki rima atau akhir sajak a-b-a-b. Dari empat baris tersebut, pantun terbagi pada dua bagian, yaitu sampiran pada baris 1 dan 2, juga isi pada baris 3 dan 4.
  2. Pantun dapat digunakan sebagai sarana komunikasi untuk mengekspresikan perasaan kepada orang lain dengan cara yang lebih akrab, juga untuk menyampaikan pesan moral berupa nasihat dengan cara yang lebih unik.
  3. Jenis pantun yang sering digunakan di kalangan masyarakat di antaranya sebagai berikut.
  • Pantun jenaka, yaitu pantun yang dibuat untuk bersenda gurau atau bersenang-senang.
  • Pantun teka-teki, yaitu pantun yang dibuat untuk menyampaikan teka-teki untuk diterka orang lain.
  • Pantun nasihat, yaitu pantun yang dibuat untuk menyampaikan pesan moral dalam seluruh aspek kehidupan.
  • Pantun agama, yaitu pantun yang dibuat untuk menyampaikan syiar agama.
  • Pantun berbalasan, yaitu pantun yang dibuat sengaja untuk dibalas orang lain dengan pantun pula.
  • Pantun kilat atau karmina terdiri atas dua baris pada setiap baitnya dengan rima a-a. Baris pertama sampiran, sedangkan baris kedua isi.

Syarat-syarat Pantun

Sudahkah kamu memahami jenis pantun pada pembahasan sebelumnya? Dengan melihat contoh-contoh yang telah disampaikan, apakah kamu sudah bisa membuat pantun yang benar? Membuat pantun memang tidaklah sulit selagi kita memahami syarat-syarat yang telah ditentukan.

Kali ini, kita akan membahas syarat-syarat membuat pantun agar pantun yang kamu buat menjadi lebih baik dan benar sesuai aturan. Syarat-syarat tersebut adalah sebagai berikut.

Contoh Pantun
Contoh Pantun

1. Satu bait terdiri atas empat baris atau larik.

2. Baris 1 dan 2 berupa sampiran, yaitu pengantar untuk menyampaikan isi pantun.

Contoh:

Ada burung di angkasa

Ada gajah jatuh ke jurang

3. Baris 3 dan 4 berupa isi, yaitu maksud atau makna yang terkandung pada penyampaian pantun.

Contoh:

Kalau kamu sering berdosa

Pahalamu akan berkurang

4. Rima atau bunyi akhir a-b-a-b.

Contoh:

Ada burung di angkasa

Ada gajah jatuh ke jurang

Kalau kamu sering berdosa

Pahalamu akan berkurang

5. Setiap baris terdiri atas 8 s.d. 12 suku kata.

Contoh:

A-da bu-rung di ang-ka-sa = 8 suku kata

A-da ga-jah ja-tuh ke ju-rang = 9 suku kata

Poin Penting

  1. Pantun yang baik adalah pantun yang dibuat berdasarkan syarat yang ditentukan.
  2. Syarat-syarat pantun adalah sebagai berikut.
  • satu bait terdiri atas empat baris atau larik;
  • baris 1 dan 2 berupa sampiran, yaitu pengantar untuk menyampaikan isi pantun;
  • baris 3 dan 4 berupa isi;
  • rima atau bunyi akhir a-b-a-b;
  • setiap baris terdiri atas 8 s.d. 12 suku kata.

Menulis pantun merupakan salah satu yang penting untuk dilakukan agar pemahaman kebahasaanmu semakin terasah. Setelah kamu menulis pantun, pantun buatanmu dapat dipublikasikan di mading sekolah atau pun di majalah-majalah.

Berikut ini adalah beberapa petunjuk untuk menulis pantun yang baik dan sesuai syarat/aturan pantun.

1. Menulis pantun sesuai syarat-syarat pantun

  • satu bait terdiri atas empat baris atau larik;
  • baris ke-1 dan ke-2 berupa sampiran, yaitu pengantar untuk menyampaikan isi pantun;
  • baris ke-3 dan ke-4 berupa isi;
  • rima atau bunyi akhir a-b-a-b;
  • setiap baris terdiri atas 8 s.d. 12 suku kata.

2. Membuat bagian isi terlebih dahulu agar lebih mudah

Contoh:

Untuk apa berotak cerdas

Kalau jadi anak durhaka

Bagian isi harus memiliki kaitan atau padu antara kedua barisnya. Perhatikan contoh berikut ini!

Jika ingin naik surga

Patuhlah pada orang tua

Kedua baris di atas padu karena memiliki unsur sebab-akibat.

3. Membuat bagian sampiran dengan mencari kata yang memiliki rima yang sama, yaitu antara baris ke-1 dengan ke-3, dan baris ke-2 dengan ke-4

Contoh:

Makan seblak rasanya pedas (1)

Walau pedas banyak yang suka (2)

Untuk apa berotak cerdas (3)

Kalau jadi anak durhaka (4)

4. Sampiran atau baris ke-1 dengan ke-2 diperbolehkan tidak berkaitan atau tidak padu

Contoh:

Makan seblak rasanya pedas

Ayah pergi ke Amerika

5. Sampiran dan isi tidak boleh memiliki kaitan atau tidak boleh berhubungan

Contoh:

Contoh Pantun
Contoh Pantun

Poin Penting

  1. Menulis pantun merupakan salah satu cara untuk mengasah pemahaman kebahasaan.
  2. Berikut ini adalah beberapa petunjuk untuk menulis pantun yang baik dan sesuai syarat/aturan pantun.
  • Menulis pantun sesuai syarat-syarat pantun;
  • Membuat bagian isi terlebih dahulu agar lebih mudah;
  • Bagian isi harus memiliki kaitan atau padu antara kedua baris;
  • Membuat bagian sampiran dengan mencari kata yang memiliki rima yang sama, yaitu antara baris ke-1 dengan ke-3, dan baris ke-2 dengan ke-4;
  • Sampiran atau baris ke-1 dengan ke-2 diperbolehkan tidak berkaitan;
  • Sampiran dan isi tidak boleh memiliki kaitan atau tidak boleh padu.

Memperbaiki Pantun Agar Lebih Baik

Kamu tentu sudah mengetahui syarat-syarat sebuah pantun. Sudahkah kamu menulis pantun sesuai syarat dan langkah yang harus kamu ikuti? Jika sudah, selanjutnya adalah tahap terakhir dalam membuat pantun, yaitu menyunting pantun.

Menyunting pantun bertujuan agar pantun yang telah kamu buat menjadi lebih baik. Hal yang harus diperhatikan dalam menyunting pantun adalah sebagai berikut.

1. Menggunakan bahasa yang santun meskipun berjenis pantun jenaka

Contoh:

Becermin didepan kaca
Hendak pergi ke kecamatan
Jelas dia tak bisa baca
Karena matanya penyakitan

Kata penyakitan merupakan bahasa yang kurang santun sehingga akan lebih baik jika diganti menjadi bermasalah

2. Menyesuaikan rima, suku kata, dan baris berdasarkan syarat pantun

Contoh:

Bercermin didepan kaca
Takut salah melipat kerah
Jelas dia tak bisa baca
Karena matanya bermasalah

3. Memeriksa kepaduan baris ke-3 dan ke-4 (isi pantun)
Jelas saja dia tak dapat membaca
Karena matanya bermasalah

Antara tidak bisa membaca dan bermasalah memiliki hubungan sehingga bagian isi di atas termasuk padu.

4. Memeriksa penulisan kata, seperti huruf kapital dan kata depan, walaupun tidak menggunakan bahasa baku

Contoh:

Bercermin didepan kaca
Belajar menempel bulu mata

Penulisan kata depan di harus selalu terpisah dengan kata selanjutnya. Penulisan yang tepat adalah sebagai berikut.

Bercermin di depan kaca
Belajar menempel bulu mata

Poin Penting

  1. Menyunting pantun bertujuan agar pantun menjadi lebih baik setelah diperiksa kembali.
  2. Hal yang harus diperhatikan dalam menyunting pantun adalah sebagai berikut.
  • Menggunakan bahasa yang santun walaupun berjenis pantun jenaka;
  • Mnyesuaikan rima, suku kata, dan baris berdasarkan syarat pantun;
  • Memeriksa keterkaitan baris ke-3 dan ke-4 (isi pantun);
  • Memeriksa penulisan kata, seperti huruf kapital dan kata depan, walaupun tidak menggunakan bahasa baku.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *