Bioteknologi Pengolahan Bahan Makanan

Bioteknologi Pengolahan Bahan Makanan – Seiring dengan perkembangan zaman, semakin banyak produk-produk baru yang makin canggih dari sebelumnya. Teknologi terus berkembang untuk memenuhi kebutuhan dan keingintahuan manusia.

Bioteknologi Pengolahan Bahan Makanan
Bioteknologi Pengolahan Bahan Makanan

Ketika mendengar kata “teknologi” mungkin kalian akan berpikir komputer dan smartphone? Pesawat terbang dan pesawat luar angkasa? atau teknologi-teknologi canggih yang lain? Sayang sekali kita tidak akan membahas teknologi-teknologi tersebut karena di sini adalah tempat untuk kita belajar IPA. Jadi yang akan kita pelajari adalah apa yang disebut dengan bioteknologi.

Mungkin kalian sudah dapat menebak dari namanya, yaitu “bio” dan “teknologi”. Bioteknologi adalah teknologi yang menggunakan makhluk hidup pada proses di dalamnya untuk menghasilkan suatu produk. Bioteknologi dibagi menjadi dua macam, yaitu bioteknologi konvensional dan bioteknologi modern. Bioteknologi konvensional menggunakan mikroorganisme sebagai alat untuk menghasilkan produk dan jasa, misalnya jamur dan bakteri yang menghasilkan enzim-enzim tertentu untuk melakukan metabolisme sehingga diperoleh produk yang diinginkan. Sementara bioteknologi modern adalah bioteknologi yang menggunakan teknik rekayasa genetika, yaitu mengubah sifat organisme.

Bioteknologi dapat diaplikasikan dalam berbagai hal. Salah satunya adalah dalam pengolahan bahan makanan. Yups benar sekali, manusia menginginkan kemajuan dalam teknologi sampai-sampai dalam hal makanan pun ada teknologinya.

Apakah kalian tahu tempe? Jika kalian ditanya: Berasal dari apakah tempe? Pasti semua akan menjawab bahwa tempe terbuat dari kedelai. Namun bagaimana kacang kedelai dapat menjadi makanan yang kita sebut tempe?

Tempe yang merupakan makanan yang sering kita jumpai di atas meja makan hampir di setiap rumah juga sebenarnya adalah hasil dari bioteknologi.

Jenis Makanan dari Hasil Bioteknologi

1. Tempe

Pembuatan tempe dibantu oleh jamur Rhyzopus oryzae. Kacang kedelai yang telah dicuci bersih direbus hingga matang, lalu direndam dalam air selama kurang lebih 12 jam untuk menciptakan kondisi asam sehingga organisme yang dapat membusukkan makanan dapat dicegah. Setelah itu, kedelai dicuci dan direbus kembali, kemudian didinginkan. Setelah dingin, ragi tempe (jamur Rhyzopus) dicampurkan dalam kedelai. Setelah tercampur, kedelai lalu dibungkus dalam plastik, kemudian didiamkan semalaman untuk menghasilkan tempe seperti yang ibu kalian beli di pasar.

2. Keju

Keju adalah bahan makanan hasil fermentasi susu dengan menggunakan bakteri asam laktat. Bakteri asam laktat yang digunakan adalah Lactobacillus lactis. Susu dipanaskan dengan suhu 90 ℃ (pasteurisasi), lalu didinginkan kembali sampai suhu 30 ℃. Kemudian bakteri asalm laktat ditambahkan ke dalam susu tersebut. Akibat aktivitas bakteri tersebut, pH menjadi turun. Susu mengental dan protein didalamnya menggumpal menjadi curd (dadih). Dengan menambahkan enzim renin atau enzim klimosin akan membantu susu berubah menjadi dadih. Dadih kemudian dipanaskan pada suhu 32 ℃ – 42 ℃ dan ditambah garam. Setelah dipanaskan, dadih ditekan untuk membuang kadar air. Dadih yang sudah ditekan, lalu disimpan agar matang. Penyimpanan ini bertujuan agar bakteri dan enzim dapat bekerja untuk menghasilkan cita rasa keju.

3. Kecap

Kecap berasal dari kedelai dengan bantuan jamur Aspergillus wentii.

4. Yoghurt

Yoghurt adalah minuman hasil fermentasi susu dengan bantuan bakteri Lactobacillus bulgaricus atau Streptococcus thermophillus.

5. Mentega

Mentega dibuat dari susu krim atau susu skim dengan bantuan bakteri Streptococcus lactis.

6. Nata de coco

Nata de coco berasal dari air kelapa dengan bantuan Acetobacter xylinum.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *