Struktur dan Ciri-Ciri Bahasa Teks Diskusi – Kalian tentu pernah melakukan diskusi, bukan? Dalam sebuah diskusi tentu harus ada sebuah masalah yang harus dipecahkan karena pada dasarnya diskusi adalah pemecahan masalah antara dua orang atau lebih dengan mendengarkan pendapat masing-masing guna mendapatkan solusi bersama.

Struktur Teks Diskusi
Tujuan yang terkandung dalam kegiatan diskusi tidak lain adalah untuk saling bertukar pikiran dan pendapat sehingga sebuah masalah yang awalnya terasa sulit akan terasa lebih mudah.
Selain itu, berdiskusi memiliki beberapa manfaat, antara lain sebagai berikut.
1) Melatih berpikir logis saat beradu argumentasi
2) Meningkatkan kemampuan berpikir dalam memecahkan suatu masalah
3) Beradu argumentasi dapat melatih cara berbicara seseorang, baik dari segi kebahasaan maupun nonkebahasaan
4) Merangsang peserta yang pasif berbicara agar dapat berpendapat
5) Saling menghargai satu sama lain meskipun argumentasi yang disampaikan berbeda-beda.
Pada pembahasan kali ini, Kalian akan belajar tentang struktur teks diskusi agar teks diskusi yang Kalian buat kelak lebih sesuai dengan aturan dan menjadi terarah.
Struktur yang harus ada dalam teks diskusi terdiri atas berikut ini.
1. Isu (permasalahan)
Isu dalam diskusi berisi masalah atau topik yang diangkat. Usahakan isu tersebut benar-benar merupakan masalah yang cukup besar (kontroversial) sehingga mengundang pro dan kontra dari berbagai kalangan. Sebagai contoh, Kalian dapat mengangkat topik mengenai siswa SMP menggunakan kendaraan roda dua ke sekolah dengan isu sebagai berikut.
Tidak sedikit siswa SMP yang pulang dan pergi dengan mengendarai sepeda motor sendiri. Hal itu tentu saja dilakukan atas izin orang tua mereka sebab tidak dipungkiri hal itu dapat mengurangi pengeluaran ongkos harian mereka dibandingkan jika menggunakan kendaraan umum. Namun, anak seusia mereka belum mengantongi SIM sebagai izin resmi untuk membawa kendaraannya sendiri.
2. Argumentasi
Poin ini merupakan poin yang menentukan dalam diskusi sebab pada bagian inilah kita akan mengetahui berbagai sudut pandang berbagai orang mengenai isu tersebut. Namun, ketika Kalian membuat teks diskusi, buatlah argumentasi menjadi dua bagian sebagai berikut.
a. Argumentasi mendukung tentu berisi dukungan terhadap isu. Hal itu harus dilengkapi alasan yang logis berupa fakta atau pengalaman yang menguatkan bahwa pendapatnya tersebut benar adanya dan dibenarkan pula oleh orang lain, misalnya
Salah satu keuntungan mengendarai motor adalah para siswa tidak perlu khawatir kesiangan ketika macet sebab jarak tempuh sepeda motor jauh lebih cepat daripada angkutan umum yang terbukti lebih lambat karena harus mencari penumpang sebanyak-banyaknya (mengetem).
b. Argumentasi menolak merupakan argumen yang bertentangan dengan argumen sebelumnya sebab berisi penolakan terhadap isu. Argumen ini pun harus dilengkapi alasan logis berupa fakta atau pengalaman agar alasan penolakan semakin kuat dan orang lain dapat membenarkan, misalnya
Tidak hanya itu, banyak juga masyarakat yang mendapati siswa-siswa tersebut mengendarai sepeda motor secara ugal-ugalan sehingga mengganggu pengguna jalan lainnya. Bahkan, tidak sedikit kecelakaan lalu lintas yang disebabkan kelalaian para siswa sekolah yang membawa motor sendiri.
3. Simpulan
Pada bagian ini, kalian dituntut untuk mengambil keputusan atau memberikan saran yang tepat dan bijaksana sebab pada kenyataannya argumen-argumen yang telah disampaikan didasarkan pada fakta dan pengalaman. Oleh karena itu, usahakan agar simpulan yang kita ambil dapat diterima pihak yang mendukung dan pihak yang menolak.
Salah satu solusi untuk menyelesaikan masalah ini adalah perlunya kebijaksanaan berbagai pihak, seperti orang tua untuk tidak memberikan izin anaknya mengendarai kendaraan bermotor sebelum mereka memiliki SIM.
Sebagai contoh, perhatikan teks diskusi berikut!
Isu
Akhir-akhir ini, kita sering menemukan siswa berseragam SMP mengendarai sepeda motor di jalan raya. Para siswa tersebut melakukan hal demikian tentu saja atas izin orang tua mereka sebab tidak dipungkiri hal itu dapat mengurangi pengeluaran ongkos harian mereka dibandingkan jika menggunakan kendaraan umum. Belum lagi jarak tempuh motor yang lebih cepat dibandingkan dengan angkot. Namun, anak seusia mereka belum mengantongi SIM sebagai izin resmi untuk membawa kendaraannya sendiri. Hal ini nyatanya menuai banyak perdebatan di masyarakat.
Argumentasi Mendukung
Masyarakat yang tidak mempermasalahkan jika siswa SMP mengendarai kendaraan roda dua ke sekolah memiliki pendapat bahwa hal tersebut sangat membantu kondisi keuangan keluarganya, khususnya bagi siswa yang rumahnya terbilang sangat jauh dari sekolah, sebab ongkos kendaraan umum jauh lebih mahal jika dibandingkan dengan membawa sepeda motor sendiri. Misalnya ketika pengeluaran angkot untuk sekali berangkat dengan jarak 6 km adalah Rp5.000,00. (PP Rp10.000,00.), jika menggunakan sepeda motor, kita hanya mengeluarkan ongkos setengahnya walaupun dalam hitungan bensin. Selain itu, dengan mengendarai sepeda motor, para siswa tidak perlu khawatir kesiangan ketika macet sebab jarak tempuh sepeda motor jauh lebih cepat daripada angkutan umum yang terbukti lebih lambat karena harus mencari penumpang sebanyak-banyaknya (mengetem).
Argumentasi Menolak
Sementara itu, masyarakat yang tidak setuju siswa SMP membawa sepeda motor ke sekolah disebabkan ketidaklayakan mereka untuk mengendarai sepeda motor karena mereka belum mengantongi SIM. Selain itu, banyaknya siswa SMP atau SMA yang mengendarai sepeda motor sendiri justru memicu kemacetan di jalan raya sebab semakin banyak orang yang membawa kendaraan pribadi. Tidak hanya itu, banyak juga masyarakat yang mendapati siswa-siswa tersebut mengendarai sepeda motor secara ugal-ugalan sehingga mengganggu pengguna jalan lainnya. Bahkan, tidak sedikit kecelakaan lalu lintas yang disebabkan kelalaian para siswa sekolah yang membawa motor sendiri. Di samping itu, hal yang paling ditakutkan adalah siswa-siswa SMP tersebut akan terjebak dalam komunitas geng motor yang meresahkan masyarakat dan memberikan dampak negatif bagi berbagai pihak, seperti sekolah, masyarakat, dan keluarga.
Simpulan
Dengan demikian, salah satu solusi untuk menyelesaikan masalah ini adalah perlunya kebijaksanaan berbagai pihak, seperti orang tua untuk tidak memberikan izin anaknya mengendarai kendaraan bermotor sebelum mereka memiliki SIM karena walau bagaimana pun mengendarai kendaraan bermotor tanpa memiliki SIM merupakan sebuah pelanggaran, serta pemerintah agar dapat membantu meringankan ongkos kendaraan umum khusus bagi para pelajar berbagai tingkatan sehingga ekonomi masyarakat terbantu.
Poin Penting
Struktur teks diskusi terdiri atas berikut ini.
1. Isu yang merupakan masalah yang kontroversial sehingga mengundang pro dan kontra dari berbagai pihak.
2. Argumentasi yang terdiri atas dua bagian sebagai berikut.
a. Argumentasi mendukung yang berisi dukungan terhadap isu.
b. Argumentasi menolak yang bertentangan dengan argumentasi dukungan sebelumnya.
3. Simpulan berupa pengambilan keputusan berdasarkan argumen-argumen yang telah disampaikan.
Ciri-Ciri Bahasa Teks Diskusi
Tujuan pembelajaran: siswa mampu mengidentifikasi unsur kebahasaan dalam teks diskusi.
Setelah sebelumnya Kalian belajar tentang struktur teks diskusi, kali ini Kalian akan belajar tentang ciri-ciri bahasa dalam teks diskusi.
Sebuah teks diskusi harus disusun dengan menggunakan kalimat-kalimat yang runtut dan terstruktur. Penyusunan teks diskusi biasanya mengandung unsur-unsur berikut ini.
1) Kalimat majemuk
Teks diskusi banyak dibuat dengan bentuk kalimat majemuk karena pemaparan yang disampaikan terasa lebih jelas. Kalimat majemuk yang digunakan dapat berupa kalimat majemuk setara atau majemuk bertingkat. Setiap kalimat majemuk ditandai dengan konjungsi yang berfungsi untuk memadukan kalimat, baik intrakalimat maupun antarkalimat, misalnya
Kalimat majemuk setara
Pada dasarnya, aturan sekolah dibuat bukan hanya untuk siswa melainkan juga seluruh aparat sekolah sehingga sanksi pun berlaku untuk semua.
Kalimat majemuk bertingkat
Belum lagi jarak tempuh motor yang lebih cepat dibandingkan angkot. Akan tetapi, anak usia SMP belum mengantongi SIM sebagai izin resmi untuk membawa kendaraannya sendiri.
2) Pilihan kata
Dalam teks diskusi, pilihan kata (diksi) mencakup penggunaan kata-kata dan istilah yang tepat dalam menyampaikan gagasan. Selain itu, usahakanlah memilih kata yang efektif, mudah dipahami, dan sesuai dengan kondisi dan situasi, misalnya ketika berdiskusi masalah ilmiah kurang tepat jika kita menyampaikan kata-kata puitis atau kasar ketika berargumen, seperti berikut ini.
Banyak siswa SMA menilai ujian nasional hanya akan merusak masa depan mereka sebab pada kenyataannya siswa berprestasi pun dapat hancur seketika saat dinyatakan tidak lulus disebabkan nilai ujian mereka yang hanya kurang koma, sementara siswa yang bodoh dan bobrok moralnya dapat lulus. Hal itu seolah meluluhlantahkan potensi mereka.
3) Modalitas
Modalitas adalah kata yang menunjukkan makna keharusan, kemungkinan, kenyataan, dan harapan dalam sebuah kalimat. Modalitas dinyatakan dengan kata-kata seperti mungkin, harus, sebaiknya, semoga, akan, dan ingin, misalnya
Pihak sekolah sebaiknya mengadakan musyawarah terlebih dahulu dengan orang tua murid untuk mencari solusi terbaik dari permasalahan seragam sekolah tersebut.
Perhatikan teks diskusi berikut!
Mari kita analisis unsur bahasanya!
Dari contoh di atas, dapat kita temukan ciri-ciri kebahasaan teks diskusi, di antaranya sebagai berikut.
1. Kalimat majemuk
• Para siswa tersebut melakukan hal demikian tentu saja atas izin orang tua mereka sebab tidak dipungkiri hal itu dapat mengurangi pengeluaran ongkos harian mereka dibandingkan jika menggunakan kendaraan umum.
• Namun, anak seusia mereka belum mengantongi SIM sebagai izin resmi untuk membawa kendaraannya sendiri.
• Masyarakat yang tidak mempermasalahkan siswa SMP mengendarai kendaraan roda dua ke sekolah memiliki pendapat bahwa hal tersebut sangat membantu kondisi keuangan keluarganya, khususnya bagi siswa yang rumahnya terbilang sangat jauh dari sekolah sebab ongkos kendaraan umum jauh lebih mahal jika dibandingkan dengan membawa sepeda motor sendiri.
• Jika menggunakan sepeda motor, kita hanya mengeluarkan ongkos setengahnya walaupun dalam hitungan bensin.
• Selain itu, dengan mengendarai sepeda motor, para siswa tidak perlu khawatir kesiangan ketika macet sebab jarak tempuh sepeda motor jauh lebih cepat daripada angkutan umum yang terbukti lebih lambat karena harus mencari penumpang sebanyak-banyaknya (mengetem).
• bagaimana pun mengendarai kendaraan bermotor tanpa memiliki SIM merupakan sebuah pelanggaran, serta pemerintah agar dapat membantu meringankan ongkos kendaraan umum khusus bagi para pelajar berbagai tingkatan sehingga ekonomi masyarakat terbantu.
2. Pilihan kata
• … perlunya kebijaksanaan berbagai pihak, seperti orang tua untuk tidak memberikan izin anaknya mengendarai kendaraan bermotor sebelum mereka memiliki SIM … (kata abstrak)
• … pemerintah agar dapat membantu meringankan ongkos kendaraan umum khusus bagi para pelajar berbagai tingkatan sehingga ekonomi masyarakat terbantu. (makna konotatif)
• Selain itu, dengan mengendarai sepeda motor, para siswa tidak perlu khawatir kesiangan ketika macet sebab jarak tempuh sepeda motor jauh lebih cepat daripada angkutan umum yang terbukti lebih lambat karena harus mencari penumpang sebanyak-banyaknya (mengetem). (makna denotatif)
3. Modalitas
• Para siswa tersebut melakukan hal demikian tentu saja atas izin orang tua mereka sebab tidak dipungkiri hal itu dapat mengurangi pengeluaran ongkos harian mereka dibandingkan jika menggunakan kendaraan umum.
• Selain itu, dengan mengendarai sepeda motor, para siswa tidak perlu khawatir kesiangan ketika macet sebab jarak tempuh sepeda motor jauh lebih cepat daripada angkutan umum yang terbukti lebih lambat karena harus mencari penumpang sebanyak-banyaknya (mengetem).
• Dengan demikian, salah satu solusi untuk menyelesaikan masalah ini adalah perlunya kebijaksanaan berbagai pihak, seperti orang tua untuk tidak memberikan izin anaknya mengendarai kendaraan bermotor.
Poin Penting
Penyusunan teks diskusi biasanya mengandung unsur-unsur berikut ini.
1) Kalimat majemuk agar pemaparan yang disampaikan lebih jelas.
2) Pilihan kata mencakup penggunaan kata-kata dan istilah yang tepat dalam menyampaikan gagasan. Selain itu, usahakanlah memilih kata yang efektif, mudah dipahami, dan sesuai dengan kondisi dan situasi.
3) Modalitas berupa kata yang menunjukkan makna keharusan, kemungkinan, kenyataan, dan harapan dalam sebuah kalimat yang dinyatakan dengan kata-kata seperti mungkin, harus, sebaiknya, semoga, akan, dan ingin.