Analisis Bahasa Teks Cerita Pendek

Analisis Bahasa Teks Cerita Pendek – Cerita pendek atau sering disingkat menjadi cerpen adalah salah satu bentuk prosa naratif fiktif. Sebuah cerpen mengisahkan sepenggal kehidupan tokoh yang penuh pertikaian, peristiwa, dan pengalaman. Namun, tokoh dalam cerpen tidak banyak mengalami perubahan nasib.

Analisis Bahasa Teks Cerita Pendek
Analisis Bahasa Teks Cerita Pendek

Cerpen termasuk jenis prosa yang tergolong singkat. Oleh karena itu, penulis harus memiliki cara agar ceritanya tersaji dengan menarik. Banyak hal dapat dilakukan penulis agar mendapatkan perhatian pembaca, misalnya dengan memilih tema/judul yang menarik, tokoh yang unik, hingga permainan kata yang dapat membuat pembacanya terkesan. Penggunaan bahasa yang ringan dan mudah dimengerti dapat menjadikan sebuah kisah menarik untuk dibaca. Namun, pilihan kata yang unik dan kiasan-kiasan tertentu pun dapat membuat pembaca penasaran memaknai isi cerita yang disajikan.

Penggunaan kiasan-kiasan pada sebuah cerita sering kita temukan. Kiasan-kiasan tersebut kita kenal dengan sebutan gaya bahasa atau majas. Gaya bahasa atau majas adalah pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam tertentu, atau bahasa indah yang digunakan untuk mempercantik susunan kalimat untuk memperoleh efek tertentu agar tercipta kesan imajinatif bagi pendengar atau pembaca.

Pembahasan berikut akan menjelaskan berbagai majas yang menjadi bagian yang mungkin kita temukan dalam sebuah cerpen.

a. Asosiasi atau simile adalah majas yang membandingkan sesuatu dengan hal lain dengan menggunakan kata-kata seperti, laksana, atau ibarat.
Contoh: Pikirannya kusut bagai benang dilanda ayam.

b. Metafora adalah majas yang membandingkan secara langsung atas dasar sifat yang sama atau hampir sama.
Contoh: Lintah darat itu merugikan para petani desa ini.

c. Personifikasi adalah majas yang membandingkan sesuatu dari benda mati seolah-olah menjadi benda hidup.
Contoh: Daun menari-nari ditiup angin.
d. Eufimisme adalah majas yang melukiskan sesuatu dengan menggunakan kata-kata yang bermakna lebih halus.
Contoh: Pramusaji itu menyajikan makanan yang dipesan pelanggan dengan gesit.

e. Sinekdoke adalah majas yang menyebutkan bagian untuk menggantikan benda secara keseluruhan atau sebaliknya. Majas sinekdoke terbagi menjadi dua jenis, yaitu:
• Pars pro toto, yaitu menyebutkan sebagian untuk keseluruhan.
Contoh: Harga tiket masuknya Rp30.000,00 per kepala.
• Totem pro parte, yaitu menyebutkan keseluruhan untuk sebagian.
Contoh: SMA Angkasa menjadi juara pertama lomba lari maraton.

f. Metonimia adalah majas yang menggunakan kata(-kata) yang merupakan merek untuk menggantikan suatu benda.
Contoh: Kijang kami masuk bengkel.

g. Pleonasme adalah majas yang menggunakan kata secara berlebihan dengan maksud menegaskan arti suatu kata.
Contoh: Para pemenang dipersilakan naik ke atas panggung untuk menerima penghargaan.

h. Retorik adalah majas yang berupa kalimat tanya, tetapi tidak memerlukan jawaban.
Contoh: Siapa bilang orang miskin tidak bisa berprestasi?

i. Hiperbola adalah majas yang berupa pernyataan yang berlebihan dari kenyataannya dengan maksud memberi kesan mendalam atau meminta perhatian.
Contoh: Kata-katanya menyayat-nyayat hatiku.

j. Antitesis adalah majas yang menggunakan pasangan kata yang berlawanan artinya.
Contoh: Tua muda, miskin kaya, laki-laki perempuan turut merayakan festival kota.

k. Paradoks adalah majas yang mengandung pertentangan antara pernyataan dan fakta.
Contoh: Ia kesepian tinggal di kota yang ramai ini.

l. Klimaks adalah majas yang menyatakan beberapa hal secara berturut-turut yang makin lama makin meningkat.
Contoh: Anak-anak, remaja, dan orang dewasa harus memiliki kepedulian terhadap lingkungan.

m. Antiklimaks adalah majas yang menyatakan beberapa hal secara berturut-turut yang makin lama makin menurun.
Contoh: Presiden, gubernur, walikota, hingga ketua RT mengemban amanat masyarakat yang dipimpinnya.

n. Ironi adalah majas yang menyatakan hal yang bertentangan dengan maksud menyindir.
Contoh: Tumben kau datang pagi sekali. (padahal kesiangan).

Perhatikanlah!

Contoh penggalan cerita pendek
Pagi begitu bersahabat dengan Dita, gadis Jakarta yang baru tinggal di desa. Baginya pagi ini bagaikan pagi di sebuah surga, pagi yang menyenangkan. Betapa tidak, suasana seperti ini hampir tidak pernah dialaminya sepanjang tujuh belas tahun usianya sekarang. Burung-burung berkicau riang seolah menyapa selamat pagi padanya. Bunga-bunga indah yang menghiasi halaman rumahnya dan dedaunan hijau yang masih basah oleh embun ia rasakan laksana taman nirwana.

Mari kita ulas

Teks di atas tampak berbeda dengan teks biasa. Pemaparannya dihiasi bahasa indah yang menciptakan kesan yang lebih mendalam. Beberapa kalimat yang menyusunnya mengandung majas. Majas-majas yang ada pada teks di atas adalah:
• personifikasi
Pagi begitu bersahabat …
• simile
1. Baginya pagi ini bagaikan pagi di sebuah surga, …
2. Bunga-bunga indah yang menghiasi halaman rumahnya dan dedaunan hijau yang masih basah oleh embun ia rasakan laksana taman nirwana.

Poin penting

Pada pelajaran kali ini, kita mempelajari bahwa terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan penulis cerpen untuk menjadikan ceritanya menarik, diantaranya: (1) memilih tema/judul yang menarik; (2) menciptakan tokoh/karakter yang unik; (3) menggunakan bahasa yang ringan dan mudah dimengerti, dan (4) menggunakan kiasan-kiasan tertentu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *