6 Ciri-Ciri dan Unsur intrinsik Cerpen – Seperti telah dibahas dalam bab terdahulu cerita pendek atau cerpen merupakan karya fiksi/ rekaan. Artinya, hasil imajinasi pengarangnya. Meskipun hasil imajinasi, tetap tidak boleh kehilangan logika cerita. Hubungan sebab- akibat antar peristiwa dalam cerita itu tetap harus masuk akal.Salah satu ciri khas yang menonjol dari cerpen menurut Edgar Allan Poe (Jassin,1961: 72), cerpen adalah sebuah cerita yang selesai dibaca dalam sekali duduk.

Dari batasan itu dan kenyataan bentuk- bentuk cerpen yang ada di media massa atau di buku-buku kumpulan cerpen dapat disimpulkan ciri-ciri cerpen sebagai berikut;
Ciri-Ciri Cerpen
a.Jumlah halaman terbatas.
Sebagai konsekuensi bahwa cerpen harus habis dibaca dalam sekali duduk maka jumlah lembar halaman cerpen terbatas. Bukan seperti novel , jumlah halaman beratus- ratus halaman sehingga untuk menyelesaikan membaca perlu waktu berhari-hari.Karena jumlah halaman terbatas akibatnya isi cerita harus ringkas. Hal ini justru memberi efekbagus pada bentuk cerpen yaitu dengan halaman yang terbatas mampu mengungkapkan hal yang banyak.
b.Plot padu.
Plot sering disebut juga sebagai alur cerita.Plot adalah rangkaian berbagai peristiwa yang terjalin berdasarkan unsur sebab- akibat( kausalitas) da;lam sebuah cerit fiksi. Alur cerita tidak sebatas harus urut tetapi ada hubungan sebab akibat antara peristiwa yang satu dengan peristiwa yang lain.Jika hal ini ada dalam sebuah karya fiksi novel atau roman maka pembaca akan terkesan dengan cerita tersebut. Sebuah plot yang baik pun tidak cukup hanya menampilkan jalan cerita yang logis sebab- akibatnya tetapi juga aharus ada kejutan- kejutan dalam alur itu. Ini akan menjadi hal yang menarik bagi pembaca sehingga pembaca akan melanjutkan membaca cerita tersebut. Dalam sebuah cerpen sebaiknya digunakan plot yang sederhana karena keterbatasan jumlah halaman.Alur sederhana disebut juga alur tunggal
c.Isi ringkas, padat.
Keterbatasan halaman dalam cerpen justru memunculkan hal baik yaitu pengarang terpaksa menuangkan idenya secara ringkas dan pdat tanpa mengurangi kaidah lainnya.Keterbatasan halaman juga menyebabkan penulis tidak perlu memberikan digresi yang panjang dalam cerita itu.Digresi adalah hal- hal lain yang berkaitan dengan peristiwa-peristiwa yang mendukung tema utama.
d.Tokoh terbatas.
Pelaku cerita dalam cerpen tidak perlu banyak seperti dalam novel bahkan satu tokoh pun cukup. Tinggal bagaimana penulis memberikan karakter yang menarik, kompleks, unik, pada diri tokoh.
f.Peristiwa fiksi.
Cerpen adalah karya rekaan atau fiksi ,tetapi tetap ada logika cerita yang masuk akal. Karena rekaan maka dalam cerpen boleh dimasukkan hal-hal/ cerita yang irasional. Namun, tetap harus ada sebabnya mengapa ada kejadian irasional itu.Jangan bersifat tiba-tiba sehingga tidak dapat dilacak alasannya.
g.Sesaat kehidupan pelaku.
Cerpen hanya menceritakan sesaat kehidupan pelaku. Misalnya, saat melihat kecelakaan di jalan raya,saat mengikuti tes pegawai di suatu instansi, saat belajar di kelas pada jam pelajaran bahasa Ingris, dan sebagainya. Waktu kejadian yang hanya satu saat, satu momen, sudah dapat dijabarkan ke dalam sebuah cerita merangkum beberapa waktu sebelum atau sesudahnya. Caranya, menggunakan alur flasbak(sorot balik)
Unsur intrinsik Cerpen
Cerpen adalah salah satu bentuk sastra yang disajikan secara singkat dan memuat sekelumit kehidupan seseorang yang dituangkan dalam sebuah cerita. Cerpen mempunyai sudut pandang, tema, alur, penokohan, latar, gaya bahasa, dan pesan/amanat.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 1997:186-187), cerita pendek adalah karya sastra yang berupa kisahan pendek (kurang dari 10.000 kata) yang memberikan kesan tunggal yang dminan dan memusatkan diri pada satu tokoh dalam satu situasi (pada suatu ketika). Berdasarkan pengertian tersebut, cerita pendek mengisahkan kehidupan sang tokoh yang berada dalam satu peristiwa atau satu kejadian. Tokoh yang dikisahkan dapat berupa tokoh imajinatif atau tokoh nyata yang dekat dengan kehidupan pengarang.
Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra dari dalam, yaitu: tema, alur , penokohan, amanat, sudut pandang, perwatakan, gaya. Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang mempengaruhi karya satra dari luar, misalnya : latar belakang pengarang, ekonomi, politik, sosial, pendidikan, dan lain-lain.
1. Sudut Pandang cara pengarang menempatkan dirinya terhadap suatu cerita.
Sudut pandang di bedakan menjadi dua macam :
a. Orang pertama (aku-an), ialah pengarang berperan langsung sebagai orang pertama.
Sudut pandang ini ditandai dengan pengunaan kata ganti orang pertama (aku-an, saya, kami)
Sudut pandang orang pertama/akuan dibagi dua, yaitu sudut pandang orang pertama pelaku utama, yaitu si tokoh “aku” menceritakan diri sendiri, sedangkan sudut pandang orang pertama pelaku sampingan si tokoh “aku” menceritakan orang lain.
b. Orang ketiga (dia-an), ialah pengarang berperan sebagai pengamat. Sudut pandang ini di tandai dengan pengunaan kata ganti orang ketiga (dia,ia,mereka, nama tokoh).
2. Alur jalan cerita yang dibuat oleh pengarang dalam menjalin kejadian atau peristiwa secara teratur sehingga terjalin suatu kesatuan cerita yang bulat. Alur maju adalah alur yang menceritakan cerita secara kronologis (sesuai urutan waktu dari awal hingga akhir), alur mundur berkebalikan dengan alur maju, sedangkan alur campuran adalah alur perpaduan antara alur maju dan mundur.
3. Amanat pesan yang disampaikan penulis kepada pembaca melalui karyanya.
Amanat yang disampaikan dapat melalui dialog antartokoh dalam cerita atau bisa juga secara tersirat (tidak langsung). Amanat pada umumnya berisi nilai-nilai moral yang berkaitan dengan perilaku dalam kehidupan.
4. Tema hal pokok atau hal dasar yang mendasari isi cerita.
5. Gaya Bahasa kekhasan pengarang dalam menggunakan bahasa dalam cerita.
6. Penokohan berkaitan dengan watak tokoh, jenis tokoh, dan cara pengarang menggambarkan watak tokoh.
7. Latar terdiri atas 3 hal: latar waktu, latar tempat, dan latara suasana. Latar waktu adalah waktu tertentu ketika peristiwa dalam cerita itu terjadi. Latar tempat adalah lokasi atau bangunan fisik lain yang menjadi tempat terjadinya peristiwa tersebut terjadi. Suasana adalah salah satu unsur intrinsik yang berkaitan dengan keadaan psikologis yang timbul dengan sendirinya bersamaan dengan jalan cerita.